👽 Branch 4: Perang Bulan (₱ΔrrⓇ⊥¿ = ⍰⍰⍰⍰⍰⍰)

262 19 17
                                    

"Iofi?" gumam seseorang sulit didengar, samar-samar mengetuk gendang telinga. "Fi? Io-fi...? Iofi?! IOFI! Kamu nunggu apa? Ayo masuk!" ulang suara cempreng tidak putus asa, mengulurkan tangannya dengan penuh suka cita.

Iofi ... Airani Iofifteen, wanita muda–yang sejak tadi dipanggil–ini akhirnya mengangkat wajahnya. Apakah sejak tadi ia melamun? Lupakan. Yang penting, Iofi akhirnya mulai memusatkan lagi konsentrasinya, menajamkan lagi pandangan dan matanya. "Moona?"

"Ayo masuk!" tarik Moona dengan halus, dengan antusias yang terpampang jelas dengan senyum lebar dan matanya yang berbinar.

Melewati gerbang tiket yang tingginya hanya sepinggang, mungkin lebih tepat ini disebut fare gate? Moona memindai tiketnya pada tempat yang tersedia. Ia membantu Iofi juga yang nampaknya masih heran dan kebingungan, untuk kemudian mulai merentangkan tangannya luas di bawah langit biru dan rimbunnya pohon-pohon, juga beberapa suara latar pekikan asing dari para binatang.

"Hutan?" tanya Iofi masih belum mengumpulkan nyawa.

"Kamu dari tadi kenapa sih? Kok bingung gitu? Kita lagi di kebun binatang! Akhirnya bisa jalan-jalan di Bumi habis kerjaan selesai semua! Hihi! Ayo! Sekarang kita bisa santai sebebas-bebasnya!" papar Moona begitu ceria, sambil menggenggam kedua tangan Iofi. Mengayunkannya kiri dan kanan, seorang Moona yang tidak pernah Iofi harapkan sebelumnya– kecuali dalam mimpinya saja

Tuan Putri sekarang bisa begitu bahagia? Aku rasanya jadi gila.

Ini terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan, ragu Iofi mulai merusak keteguhan hatinya.

Tuan Putri tidak lagi penuh ketegasan dengan tangan besi untuk memerintah Bulan.

Tidak lagi penuh ketegangan berusaha menjaga wajahnya dengan senyum palsu.

Tidak lagi sulit untuk bisa mengungkapkan isi hatinya.

Ini adalah Moona idaman Iofi, Moona yang bisa melepaskan dirinya, yang bisa jujur pada dirinya sendiri. Benar-benar Moona yang Iofi impikan, yang praktis langsung membangunkan Iofi dari lamunannya.

Seperti sebuah saklar yang akhirnya menyala, Iofi pun akhirnya sadar dengan maksimal.

Ini adalah waktu yang mereka tunggu-tunggu!

Bisa selesai (meski sementara) dari pekerjaan di Bulan, untuk kemudian jalan-jalan di Bumi yang Moona impikan. Bukan sebuah perjalanan bisnis atau urusan pekerjaan, melainkan hanya untuk bersenang-senang dan melepaskan diri dari lelah dan penat!

Iofi memandang sekitar, bahagia dengan semuanya. Terutama, langitnya!

Dengan atmosfer alami, terlihat cakrawala biru indah yang penuh oleh awan, yang benar-benar memukau dan memanjakan mata. Tidak seperti Bulan–yang kebanyakan kota-kotanya berada di bawah kubah dan atmosfer buatan–yang langitnya hanya kegelapan yang terdiri dari udara hampa belaka.

"Iya, ya! Kita akhirnya bisa jalan-jalan!" senyum Iofi pada Moona, yang langsung dibalas juga dengan senyum antusias lainnya. Sekarang, mereka benar-benar siap untuk menjelajah dengan penuh semangat terhadap apa-apa yang kebun binatang bumi ini tawarkan!

Keluar dari gerbang dan pintu masuk–mungkin tidak Iofi sadari sebelumnya–rupanya ada banyak bunga berwarna-warni yang bermekaran di sisi jalan, yang menyambut kedatangan mereka. Aroma manis mengisi udara, terhirup wangi-wangian alam yang menggelitik pernapasan.

"Hihi! Ayo!" ajak Moona sekali lagi yang kini bisa direspon Iofi sepenuh hati.

Dari singa perkasa yang mengaum begitu dahsyat, atau jerapah yang tinggi-tinggi bisa mereka suapi, kedua wanita muda ini terus menjelajahi berbagai jenis hewan yang tertera pada buku panduan. Tidak lupa, terdapat pula riuh anak-anak dan para keluarga yang sedang berlibur, yang menciptakan atmosfer menyenangkan bagi kencan mereka berdua.

Melalui jalan setapak yang melingkari kebun binatang ini, Iofi dan Moona memandang penuh kagum pada binatang-binatang yang tersedia. Baik mendengar merdunya kicauan burung-burung yang tengah bertengger pada pohon, unggas sejenis burung yang tidak bisa terbang melainkan berjalan kaki saja? Atau tipe unggas lain yang mengandalkan keindahan bulu-bulu eksotisnya?

Atau mungkin sesuatu yang berkebalikan dari hal-hal eksotis, Iofi dan Moona memandangi santai saja seekor rusa yang sedang meminum air dengan tenang di dalam kandangnya. Pemandangan penuh kedamaian, ketenangan, sebuah keindahan alami yang sulit didapatkan sehari-hari.

Tidak hanya pada binatang saja, kedua wanita muda ini melanjutkan petualangan dengan mengunjungi atraksi lain seperti memanjat tebing, parkour mini, atau bahkan jembatan gantung yang membangkitkan hiburan mendebarkan nan menegangkan untuk mereka.

"Ih, Iofi! Ber-henti dong! Ja-ngan go–goyang lagi!" pinta Moona terbata-bata, dengan kaki dan tangan gemetaran, berusaha sekuat tenaga menggenggam tali pengaman kuat-kuat saat mereka tengah menikmati jembatan gantung tadi.

"Ahahaha! Tuan Putri bisa takut juga, ya!" tawa Iofi yang tidak direspon baik-baik oleh sang korban (tentu saja).

Sampai hari menjelang siang dan waktu makan mulai tiba, Iofi dan Moona memilih untuk memasuki atraksi kelinci. Tempat dimana mereka bisa beristirahat sembari berpiknik, bermain, bahkan berfoto dengan para kelinci dengan bulu-bulu lembut mereka.

"Uwaah! Kalian lucu banget, sih!" seru Moona memeluk beberapa kelinci sekaligus.

"Kamu memang punya ikatan spesial dengan kelinci, ya. Padahal kita gak di Bulan," respon Iofi sedikit cemburu? Ketika melihat belasan kelinci langsung mendekati Moona begitu mereka memasuki tempat menyerupai kafe ini.

"Hihihi! Kamu cemburu, ya? Iofi cemburu, ya?" goda Moona dengan senyum licik seperti berencana melakukan sesuatu padanya. "Kalau kamu mau, ayo sini peluk juga! Moona masih ada tempat kosong, kok! Hihihi!"

"...?!" panik Iofi saat Moona yang justru menyerang dengan sangat agresif? Tuan Putri Moona yang tegas dan kaku itu? Di tempat umum? "Emm, mungkin saat ini gak dulu. Ahahah! Aduh, aku malah jadi bingung harus apa. Bisa main berdua sama kamu sekarang, bisa nikmati waktu santai seperti ini udah cukup, kok," tolak Iofi dengan muka memerah sambil berpaling menjauhi kontak mata, juga menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal.

"Iya. Moona setuju," balas Moona tenang, sambil terus mengelus kelinci di sekitarnya.

"Bisa hidup damai dan tenang memang idaman semua orang. Aku harap gak ada yang merusak ini semua, ya. Aku harap kita bisa hidup seperti ini selamanya."

"Um! Hidup damai memang idaman Moona. Moona harap kita bertiga bisa selamanya seperti ini. Moona, Iofi, dan para kelinci. Ini menyenangkan," senyum Moona pada Iofi, yang dibalas juga dengan senyum tipis tulusnya.

Iofi setuju.

Ini menyenangkan.


🌙👽🌙


Bersambung . . . 

hehe.


Gimana menurut kalian cerita yang tipenya gini?

Aku lagi bereksperimen untuk nulis genre-genre cerita nih.

Kalau ada saran, masukan, atau kritik jangan sungkan untuk komentar yaa (*^წ^*)

Jangan lupa juga untuk kasih bintang ya dan share share ke temen-temen kalian lain biar cekikikan bareng hihihi ❀ܓ(。 ꇴ ◠。 )


- 14 Juni 2023

HoloRoot - Hololive FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang