Bagaimana jika... ada alasan tertentu yang tidak ingin Kaela bahas, mengenai kebiasaannya untuk terus terjaga dan menolak tidur hingga terlelap? Sesuatu terjadi di masa lalunya? Sesuatu yang sulit untuk diajak berdamai? Sesuatu yang... penting? Mungkin memilukan...?
🔨🐱🔨
"Kaela, ayo bangun!" seru seseorang lirih dengan lembut, dengan halus, seperti berbisik, namun tetap tampak manis. Seorang perempuan? duga Kaela.
Saking lembutnya, Kaela seakan-akan dielus dan dibelai oleh suara manis tersebut. Bahkan, belaian tersebut sehalus sutra murni, tidak ada cacat sama sekali, tidak ditemukan suara serak yang kasar yang mengganggu kenyamanan hati.
Tapi, justru karena suara tersebut terlalu lembut nan manis, bahkan bisa dikategorikan suara yang lucu dan nyaman untuk didengar? Yang menggelitik dengan baik hati, membuat gendang telinga ikut berdiri? Kaela malah memilih untuk terus menutup mata, berpura-pura tidur saja, mengacuhkan anjuran sang perempuan yang menyerunya untuk bangun dengan penuh kasih sayang.
Suara itu terlalu nyaman!
Suara itu terlalu nikmat!
Kalau aku sedang bermimpi buruk, suara itu adalah sebuah jalan keluar yang memberikan pertolongan! Sebuah suara malaikat, suara yang suci dan memesona, sebuah pertolongan yang dapat menarikku dari laut dalam! Dari tenggelam, dari keterpurukan! Suara tersebut adalah esensi dari mimpi indah itu sendiri, dan aku sudah siap untuk melakukan transmigrasi! ucap Kaela dalam hati, berusaha untuk mencari alibi.
"Kaela gak mau bangun-bangun, ih! Kesel! Kalau kamu gak bangun..." jeda sang perempuan yang sepertinya mulai memikirkan sesuatu.
Lalu beberapa detik setelahnya, Kaela yang (sebenarnya) sejak awal sudah minggat dari bunga tidur mulai merasakan sebuah hawa yang sedang mendekatinya.
Disusul dengan suara derit per kasur, napas sang perempuan yang makin menggelitik pori-pori, perempuan ini merangkak ingin melakukan sesuatu!?
Presensi makin dekat, pupil Kaela di bawah kelopak mata mulai gelagapan panik terhadap apa yang akan terjadi. Pori-porinya makin sensitif, napas Kaela jadi makin cepat, sang perempuan benar-benar sudah sangat dekat! "Aku cium kamu, loh!" bisik sang perempuan praktis di depan telinga Kaela. Sebuah bisikan yang sangat menggoda, seperti sebuah jilatan di seluruh daun telinga, yang merangsang seluruh saraf dan indra di setiap ujung tubuhnya.
Kaela mulai menggigil geli, dan setelahnya malah jadi makin antusias.
Apakah kecupan dari sang perempuan adalah sebuah hukuman?
Rasanya, Kaela malah jadi ingin keras kepala untuk terus menutup matanya, dan biarkan saja bibirnya yang menjadi korbannya. Atau justru hadiahnya?
Bangun dengan kecupan bukan mimpi buruk, kan? kekeh Kaela antusias.
"Ih, Kaela! Kamu iseng banget, deh! Kalau udah bangun langsung bangun, dong!" kesal sang perempuan mulai protes, menyadari kejanggalan pada napas Kaela. Detik berikutnya, Kaela merasakan jari-jari dan telapak tangan sang perempuan mulai mengelus kedua pipinya? Oh, ada hadiah selain kecupan?
Naas, ini bukanlah hadiah seperti yang Kaela harapkan.
Elusan tersebut bukanlah elusan mesra, apalagi atas hasrat penuh asmara.
Elusan tersebut berubah menjadi tepukan yang cukup menyakitkan, sebuah tamparan? Bahkan tamparan yang tidak mempan itu sekarang berubah menjadi cubitan. Cubitan yang keras, cubitan yang membekas. "Ah, ah-ah! Sakit!" erang Kaela yang langsung membangkitkan tubuhnya, memegang pelan kedua tangan sang perempuan untuk menghentikan serangan pada kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HoloRoot - Hololive FanFiction
Fanfictie⚠️ Rate 18+ ⚠️ Mengandung konten dewasa UNOFFICIAL HOLOLIVE FAN FICTION Bagaimana jika para member hololive memiliki kehidupan alternatif, kehidupan diluar menjadi idola, kehidupan yang tidak pernah terjadi sama sekali? NIKMATI !!!! - Kehidupan alte...