10. Hampir Sah.

4.5K 261 11
                                    

HAPPY READING GUYS.

*

*

*

*

*

*

BEBERAPA HARI KEMUDIAN......

*

*

*

*

"Kamu yakin akan berpisah dari ku Reva?"tanya awan yang masih mencoba membujuk Reva agar tidak bercerai.

"Apa yang membuat ku tidak yakin mas? Aku sangat Yakin dengan keputusan ku"jawab Reva sangat yakin dengan keputusannya yang dia pilih ini.

Reva tidak pernah main-main dengan ucapannya, hari ini adalah sidang pertama Reva dan Awan dipengadilan agama.

Reva ingin segera berpisah dari awan, dia tidak mau lagi berurusan dengan awan, dia tidak akan melarang awan jika ingin menemui anaknya, sebagai seorang ibu jujur saja awan masih berhak atas Daffion, dia tidak akan mungkin menyembunyikan kebenaran jika awan si lelaki bajingan itu ayah putra tercintanya.

Persidangan mulai berjalan, Reva dengan serius mendengarkan hakim berbicara, sedangkan awan nampak lesu wajahnya saat berjalan nya persidangan.

"Aku sungguh nggak ikhlas akan perpisahan ini ya tuhan...."

"Daffion.... sebentar lagi nak, sebentar lagi kita akan bebas bahagia hidup berdua"

DUA JAM KEMUDIAN.....

persidangan telah usai, kemungkinan sidang kedua akan dilaksanakan bulan depan, Reva sangat tidak sabar menantikan hari itu, sebentar lagi dia akan terbebas dari genggaman Awan.

Reva segera pulang setelah selesai persidangan, btw doi kesini naik mobil sendiri, Reva kembali pada dirinya saat sebelum menikah, mobil yang sudah dua tahun dia tidak pakai kini dia keluarkan lagi untuk sekedar pergi jalan-jalan sama anaknya.

Langkah Reva tertahan lantaran laki laki tak tau diri itu menahan tangan nya, Reva melirik dengan tajam Awan.

"Mau apa lagi sih!!"

"Beri mas kesempatan"mohon awan.

"Nggak akan!!"

"Sayang?"

"Jangan memanggilku seperti itu!!! Kita akan segera berpisah!! Jaga batasan mu!!!"

"Ini belum sah!! Kamu masih istri sah mas, Reva!!"

Reva yang teramat kesal dengan laki laki ini pun langsung menghempaskan tangan Awan dengan kasar.

"Ck! Terserah! Tapi kamu harus nya tau kalau kita sudah tidak boleh bersentuhan! Beraninya kamu memegang tanganku!!! Kita udah haram secara agama!!!paham kamu??!!"

Awan tidak perduli itu, awan masih sangat mencintai Reva, biar bagaimanapun Reva adalah cinta pertama nya, melupakan Reva tidak akan semudah yang dibayangkan, apalagi ada Daffin diantara mereka.

"Belajar melupakan aku mas, dan bahagia lah dengan kehidupan mu sekarang!! Jangan ganggu aku dan Daffion kedepannya!!"

Awan mantap sendu Reva dan menunduk"apakah mas masih bisa bertemu dengan Daffin lagi??"

"Ya, mau gimana juga kamu ayahnya, aku tak akan melarangnya, tapi jangan terkejut jika dia membenci mu saat besar nanti."ucap Reva memperingatkan awan.

"Apa kamu akan menceritakannya pada Daffin??"

"Tanpa perlu aku cerita dia akan tau sendiri saat besar nanti, karena dia tidak hidup bersama ayahnya dia pasti akan penasaran dan mencari tau penyebabnya."

"Ini yang mas takutkan Rev"ucap Awan tidak bisa membayangkan akan seperti apa kebencian Daffin terhadap nya.

"Jika kamu takut, kenapa kamu saat itu memilih menikah lagi mas??"

Deg!!

Ucapan Reva mampu membuat jantung awan seketika berhenti saat itu.

"Maaf Rev, mas juga mencintai nya."

Reva tersenyum sinis mendengar ucapan awan.

"Nah, sekarang tau kan Kenapa aku sangat begitu yakin berpisah dari mu mas??"

"Karena sampai matipun aku tidak akan pernah mau berbagi dalam suatu hal apapun, termasuk berbagai suami!!!" Reva melangkah pergi setelah mengucapkan itu, 1triliun persen pun dia tidak akan menyesali perpisahan ini.

*

*

*

*

*

*

"Sudah mendapatkan informasi nya, Gio?"tanya Dhizar pada Gio assisten nya.

"Ini tuan"gio menyerahkan map pada Dhizar.

Dhizar membuka map yang berisi berkas yang diinginkannya, senyum tipis pun tercekat saat Dhizar membaca keseluruhan isi berkas itu.

"Apa anda puas dengan yang saya dapatkan tuan??"

"Ya, saya sangat puas, kau boleh keluar sekarang"ucap Dhizar masih setia membaca berkas itu.

Gio pun membungkuk lalu keluar dari ruangan Dhizar.

Setelah keluarnya Gio, senyum Dhizar semakin lebar yang awalnya senyum tipis, gimana nggak bahagia coba, rasa penasarannya selama ini terbayar sudah.

"Rupanya tinggal dua kali sidang lagi, dan dia akan segera menjadi singel"ucap Dhizar tersenyum cerah dan lebar.

Rupanya informasi yang ingin dia dapatkan adalah tentang Reva, dalam berkas itu juga mengatakan jika Revalina Azalia sedang melangsungkan sidang pertama perceraiannya dengan awan.

Tidak dipungkiri jika ada kesenangan tersendiri bagi Dhizar, saat tau Reva sedang proses perceraian, apa keinginan Dhizar terkabul akhirnya? Yang meminta jika saja Reva adalah janda.

"Tunggu ya tuan putri, aku akan pastikan kita akan bersama, dan membangun rumah tangga yang bahagia bersama Daffin dan calon anak kita lainya"kekeh Dhizar memandangi foto Reva yang tengah menggendong Daffin.

Sejak pertemuan pertama nya dirumah sakit, Dhizar merasakan hal aneh pada dirinya, tidak biasanya dia peduli dengan sekitarnya, dia bahkan kaku saat diluar, entah perasaan apa yang membawanya untuk membantu Reva dan Daffion saat itu.

Dan bocoran untuk semuanya, kalau Dhizar ini tidak pernah merasakan jatuh cinta pada gadis manapun, tapi janda satu anak itu mampu membuat Dhizar tidak bisa tidur nyenyak tiap malam.

Sudah lebih dari sepuluh menit Dhizar tersenyum tak jelas diruanganya, Dhizar kembali memasang wajah datarnya saat seseorang mengetuk pintu ruang nya.

"Masuk!"

Seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam, Salah satu bawahan Dhizar menyerahkan berkas untuk di tanda tangani oleh Dhizar selaku bos di perusahaan ini.

*

*

*

*

*

CIEEEEE, PADA KANGEN NGGA???

UP DUNGS, JADI JANGAN LUPA

VOTE COMEN FOLLOW GUYYYYYUUSSSSSSS.

PERPISAHAN YANG DIPILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang