19.Restu orang tua yang diluar prediksi

3.3K 173 16
                                    


HAPPY READING.

*

*

*

*

*

*

"Ibu nggak setuju!!" Sentak seorang wanita paruh baya yang menatap tajam anak laki lakinya yang pulang bersama seorang wanita.

"Kenapa Bu?"protes Gio kaget dengan jawaban ibunya.

Seperti yang dijanjikan Gio, Gio membawa Brizuela ke kampung untuk menemui orang tuanya.

Saat datang tadi, tatapan ibu dari Gio yang bernama Lusi sangat tidak menyukai kedatangan Brizuela, entah kenapa Lusi tidak suka Brizuela menjadi kekasih anaknya.

"Ibu sudah menjodohkan mu dengan Khiyani anak pak Juragan Seno"jelas Lusi, sudah pasti Gio yang mendengarnya melotot.

"Ibu apa-apaan sih! Aku nggak suka dijodohin begitu Bu!!"protes Gio yang tak terima dijodohkan.

"Jangan marah marah, dia ibu mu loh"ucap Brizuela menenangkan Gio.

"Kamu beraninya membentak ibu Gio?? Apa karena wanita ini???"tunjuknya Lusi pada Brizuela.

"Aku datang kesini niatnya ingin memperkenalkan Zuela kepada mu dan Ayah, tapi kenapa ibu menjodohkan ku tanpa sepengetahuan aku Bu??"

"Ibu berencana untuk memberitahu kamu setelah kamu pulang, dan kebetulan kamu pulang hari ini, Makanya ini ibu kasih tau."

"Tapi aku sudah memilki calon istri ku sendiri bu, aku nggak mau sama Yani!!"ucap gio kekeh menolak perjodohan itu.

"Ibu sudah terlanjur setuju akan permintaan pak Seno! Segera putuskan wanita ini!!"pintah sang ibu.

"Nggak! Aku nggak akan pernah putus dari Zuela!!"tolak Gio dengan keras.

Zuela yang sendari tadi melihat pertengkaran antara anak dan ibu itu menjadi tak enak hati, apa tuhan sedang menguji hubungan dengan Gio? Kenapa takdir nya seperti ini??.

"Kamu mau jadi anak durhaka sekarang? Setelah mengenal wanita ini kamu jadi berani sama ibu!!"

"Terserah ibu mau ngomong apa! Intinya aku kesini ingin bilang aku akan menikah, meskipun tanpa restu dari mu sekali pun!!"ucap Gio lalu menarik tangan Zuela pergi dari rumah nya, tidak perduli ibunya berteriak keras, untuk sang ayah, ayahnya entah kemana belum pulang, jadi gio hanya bertemu ibunya.

Gio pergi meninggalkan kampung nya, dia akan kembali ke kota.

Disepanjang perjalanan tidak ada suara dari Gio maupun Zuela, yang terdengar hanya suara deru mesin mobil Gio.

Hingga terdengar suara isakan tangis dari Zuela, Gio yang mendengarnya pun pelan pelan mengentikan mobil nya dipinggir jalan.

Gio mengusap air mata di pelupuk mata Zuela, dirinya merasa bersalah karena membuat Zuela menangis atas kelakuan ibunya.

"Sudah ya, jangan menangis."

Zuela merasa sedikit tenang saat Gio berhasil menenangkan nya.

"Apa sebaiknya kita bubar saja ??"ucap Brizuela.

"Nggak akan ada kata putus Zuela!! Kita akan menikah"ucap Gio tak terima dengan apa yang Zuela katakan.

"Tapi orang tua mu tak merestui hubungan kita Gio, aku takut nya kita tidak bisa hidup bahagia"

Zuela sangat takut, jika menjalin hubungan tanpa restu orang tua tidak akan berakhir bahagia.

Gio lantas memeluk tubuh Zuela dan mengelus lembut rambut Zuela, menenggelamkan wajah Zuela pada dada bidangnya.

"Maafkan ibu sayang, tolong jangan meminta putus dari ku, aku meyakinkan diri ku untuk berani mencintaimu itu tidak muda, apalagi jika aku harus berpisah dari mu? Nggak akan sanggup Zuela."

"Tapi gio..."

"Sudah ya? Kita pasti akan bahagia, walaupun orang tua ku tak merestui kita, aku yakin kita bisa bahagia tanpa restu itu, kita berdua yang akan menjalani pernikahan kita nanti, bukan ibu yang akan menjalani nya, jadi kamu jangan khawatir, ya sayang??"

"Baiklah, aku akan menurut pada mu"

*

*

*

*

*

Dhizar dan calon keluarga kecilnya sedang berada di taman, Dhizar mengajak Daffion dan Reva pergi piknik, sebelum nantinya Daffion Dhizar dan Reva tinggal saat nanti menikah, tidak mungkin saat pernikahan nanti Daffion bersama mereka, anak tampan itu pasti akan kelelahan jika mengikuti acara mereka, untuk antisipasi, Dhizar dan Reva memuaskan diri menghabiskan waktu bersama Daffion, belum lagi saat honeymoon nanti, tidak memungkinkan mereka mengajak Daffion ke luar negeri, dimana Dhizar membawa Reva bulan madu.

Sebenarnya Dhizar ingin membawa Daffion sekalian saat honeymoon, tapi Reva melarangnya, kata Reva masa honeymoon ngajak anak? Jatuhnya bukan bulan madu, tapi pergi berlibur bersama keluarga.

"Apa tidak bisa nanti Daffion ikut kita bulan madu sayang?"

"Jangan mas, kan aku udah bilang, kita ini mau bulan madu, bukan liburan keluarga, kan kamu jadi nggak menikmati acara bulan madu nya kalau kita bawa Daffion"

"Kalau Daffion tinggal, aku takutnya dia rewel disini sayang"

"Nanti kita telfon Mommy mas, Mommy bahkan seneng banget saat aku bilang ingin menitipkan Daffion saat Kita akan honey moon nanti"

"Ya sudah, Mas ngikutin sayang aja deh, gimana Bagus nya"

"oh iya mas"

"Hem?"

"Undangan untuk mas awan sudah mas kirim belum??"tanya Reva.

"Sudah sayang, kenapa? Kamu kangen?"

"Ya gila sih kalau beneran kangen, nggak lah mas"kekeh Reva.

"Kirain mas kamu masih kangen."

"Cuma tanya aja kok mas "

"Hemmm"

"Masih cemburu?"

"Sedikit"

"Apanya yang dicemburui sih? Kita bentar lagi nikah, aku juga bakalan jadi milik kamu seutuhnya."

"Iya, mas cuma takut sayang"

Reva menghela nafas, Dhizar masih saja memiliki ketakutan pada awan yang akan merebut nya dari Dhizar, bahkan memiliki hubungan akrab dengan awan saja tidak terpikirkan oleh Reva.

"Pokonya aku setia nya dan cintanya cuma sama kamu aja mas, nggak ada yang lain"

Senyum Dhizar melebar kala mendengar ucapan Reva, pelukan mesra dia berikan pada Reva, dengan Daffion ditengah tengah keduanya.

"Love you sayangggg"

"Love you to pak CEO"

*

*

To Be Continue

*

*

*

*

*

Next?

PERPISAHAN YANG DIPILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang