14.kok

3.9K 297 25
                                    

HAPPY READING

*

*

*

*

*

Awan membanting selembar foto dihadapan Reva, dengan raut wajah yang sudah dipastikan merah padam menahan amarahnya.

Reva mengernyit heran, kenapa awan ini?? Datang datang seperti sedang marah, sidang berikutnya masih bulan depan, ni orang kenapa datang pula.

"Jelaskan apa ini maksudnya!!!!"

Reva segera mengambil lembar foto itu, alangkah terkejutnya dia melihat foto dirinya dan Dhizar di situ saat Minggu lalu.

"Kau menyelidiki ku mas??"

"Jawab!!! Jangan mengalihkan pembicaraan!!"ucap Awan marah.

"Kenapa memangnya kalau aku bersama laki laki lain mas? Apa ada yang salah???"

"Tapi kamu masih istri mas loh Rev!!"ucap Awan.

"Sidang perceraian kita sedang berjalan mas, jadi kita sudah tidak ada hubungan lagi!!! Apa kau amnesia???"

"Tetep aja kamu masih istri ku!!!"

"Mas, kamu dari pada ngurusin aku yang punya pria lain atau tidak, lebih baik kamu urus istri muda mu saja sama calon anak kalian gih"ucap Reva, dia sangat muak melihat awan dihadapan nya dengan Amarah yang seolah-olah awan adalah suami yang begitu sangat mencintai istrinya dan kini suaminya itu sedang cemburu, Reva beneran ingin muntah.

"Rev, mas sedang serius!!!"

Reva memutar bola matanya jengah, malas sekali meladeni awan ini, awan kayak nggak punya kerjaan lain selain mengganggu nya.

"Mas, mau aku punya kekasih baru atau tidak, itu bukan urusan mu lagi!!! Kenapa kamu harus se marah ini??"ucap heran Reva.

Mata Awan perlahan-lahan mulai berkaca-kaca menahan tangis.

"Hati mas sakit Rev, saat tau ada laki laki lain mendekati mu, kenapa kamu mudah sekali melupakan mas?"ucap Awan sedih.

"Sakit kamu bilang mas?? Lebih sakit mana sama aku yang kau duakan!!! Bahkan kalian sampai menikah saat aku berjuang untuk melahirkan Daffion!! Apa kamu bisa bayangkan mas???"

Tidak bisa dipungkiri jika luka itu masih ada hingga sekarang, Reva harus kuat demi sang putra.

"Hati ku lebih sakit mas, hancur berkeping-keping karena kelakuan mu!!!"

Tubuh awan merusut ke lantai, dia terduduk di bawah kaki Reva.

"Maafkan mas sayang, mas tau kesalahan mas sangat fatal, bagaimana caranya mas menebus dosa mas sayang??? Katakan Rev"ucap Awan yang masih terduduk di lantai.

"Menjauhlah dari ku dan Daffion mas, maka aku akan memaafkan mu secara ikhlas"ucap Reva, dia ingin awan dan keluarga kecilnya pergi sejauh mungkin hingga Reva tidak bisa melihat awan dan istri muda nya.

Awan menggelengkan kepalanya, permintaan Reva begitu sulit awan kabulkan, awan tidak bisa pergi dari sisi Reva, selain hati awan masih ada Reva, diantara mereka ada Daffion, awan ingin tau bagaimana tumbuh kembangnya putra tercintanya itu, awan tidak bisa kehilangan momen itu.

"Mana bisa mas pergi dari kamu dan Daffion Rev, mas nggak akan mampu, tolong jangan mempersulit mas Reva."

"Ya berarti jangan berharap aku akan memaafkan mu sampai akhir hayat nanti mas"

"Mas mohon Rev"

"Maka menjauh lah sejauh mungkin hingga aku tidak dapat menemukan mu"

"Mas nggak bisa"awan kembali menggelengkan kepalanya.

"Terserah mu lah mas, capek aku ngadepin kamu!!!"

Dari pada terus meladeni awan, Reva memilih masuk ke dalam rumah dan meninggalkan awan diteras.

Awan menghela nafas, luka yang dia timbulnya pasti sangat besar, awan mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa juga aku harus tergoda oleh Anye"

*

*

*

*

*

*

*

Malam hari.....

*

*

*

*

Dengan digandeng mesra, Reva dan Dhizar berserta Daffion, masuk ke dalam restoran mewah, Dhizar ingin memulai hubungan baru ini dengan berkencan resmi.

Beberapa pasang mata tertuju pada ketiga orang yang baru masuk itu, bagaimana tidak jadi pusat perhatian, tangan kanan Dhizar ia gunakan untuk menggandeng tangan Reva, sedangkan tangan kirinya dia pergunakan untuk menggendong malaikat tampan milik Reva yang nantinya akan jadi malaikat tampan nya juga.

Dhizar membawa kedua nya ke kursi yang sudah dia pesan lebih dulu, satu kursi dia tarik untuk pujaan hati nya duduk, dan Dhizar pun duduk sambil memangku Daffion.

"Apa tidak susah kalau duduk sambil memangku Daffion gitu??"tanya Reva, tak enak sebenarnya jika kencan romantis malah bawa anak, ia takut membuat Dhizar malu, tapi Dhizar sendiri yang ingin membawa Daffion makan malam, ya sudahlah.

"Nggak papa kok, nanti kalau mau makan kan ada kamu yang nyuapin"ucap Dhizar tersenyum kekeh.

Pipi Reva terasa sedikit panas mendengar gombalan CEO yang terkenal dingin ini.

Dhizar memulai memesan makanan dan minuman, setelah menunggu beberapa menit, makanan yang mereka pesan datang juga.

Sesuai perkataan Dhizar tadi, Reva pun menyuapi makanan pada Dhizar, sedangkan Daffion dia kasih buah buahan.

"Enak pak CEO??"tanya Reva meledek Dhizar, bagaikan anak kecil, Dhizar mengangguk lucu sambil menyuapi makanan pada Daffion, yup, Reva menyuapi Dhizar, sedangkan Dhizar menyuapi Daffion.

Daffion sangat anteng dipangkuan Dhizar, dengan lahab memakan buah buahan yang dipesan kusus oleh Dhizar.

Terlihat seperti keluarga bahagia kan???

Reva terus menyuapi Dhizar, Dhizar juga menyuapi balik Reva setelah menyuapi Daffion, dan terjadi acara suap suapan, membuat orang disekelilingnya iri, sesekali Dhizar juga bercanda dengan Daffion hingga putra tercintanya Reva itu tergelak tertawa.

Reva tersenyum melihat pemandangan itu, ia seperti merasakan memiliki keluarga kecil yang nyata.

*

*

To Be Continue

*

*

*

*

*

Up yeeey

Vote comen follow okyyyyy

PERPISAHAN YANG DIPILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang