Sisi lain dari kami.

58 6 5
                                    




"Dari mana aja kamu?"

"Gak usah kepo, mending urusin aja pacarmu itu!"

Seorang pria berkaca mata dengan setelan kaos hitam plus celana kolor pun sontak terheran-heran. Apakah adik perempuannya itu sedang cemburu?

"Oh, jadi ceritanya kamu cemburu?"

Wanita yang baru saja melewati ruang tamu hanya melengos pergi ke kamarnya, tanpa menjawab pertanyaan Sang Kakak.

"Cleasya." Panggil nya, namun tiada suara sahutan dari sang empu.

"Cleasya Nanggala!" Panggil Sang Kakak sekali lagi.

"Apasih, Kak?!"

"Kamu cemburu?"

"Pake nanya segala, Kakak pikir aja sendiri! Aku cape, mau tidur!" Omel Sang Adik.

Sang Kakak yang mendengar adiknya mengomel pun langsung menyusulnya ke kamar. Setelah melewati beberapa anak tangga, akhirnya ia berdiri di depan pintu kamar Sang Adik.

"Kakak minta maaf, Dek. Kakak tahu, gak seharusnya Kakak kaya gini sama kamu. Kakak janji, Kakak bakal lebih perhatian sama kamu." Ucap nya di depan pintu.

"Kakak gak perlu kaya gitu! Aku juga udah punya cowo yang bisa lebih perhatian sama aku ketimbang Kakak. Kita imbas!" Sahut Cleasya dari dalam kamar.

"Asya, jangan bercanda! Kamu punya pacar?!" Sang Kakak terkejut.

Tiada sahutan dari dalam kamar.

"Asya buka pintunya! Kakak mau bicara!"

Hening sekejap. Tak lama kemudian muncul lah Sang Adik dari balik pintu, mukanya terlihat seperti habis menangis.

"Kakak mau bicara sama kamu, ayo ke ruang tamu."

Cleasya dibawa pergi ke ruang tamu oleh Kakaknya. Ada rasa sedikit kesal dan marah, kesalahan yang Kakaknya itu perbuat hingga keadaan buruk ini menimpa Cleasya.

"Kak, kenapa sih?!"

"Kamu yang kenapa! Beneran kamu punya pacar?! Siapa orang nya?!"

Kevin benar-benar tidak habis pikir dengan adiknya itu, bisa-bisanya ia memiliki seorang pacar tanpa sepengetahuan dirinya.

Cleasya merogoh ponsel nya di saku celana, ia memperlihatkan lock screen ponsel nya yang menunjukkan sebuah foto Cleasya sedang mencium seorang laki-laki.

"Puas?! Memang Kakak doang yang bisa pacaran, aku juga bisa!"

Kevin terdiam, sebelum akhirnya ia kembali bertanya.

"Semenjak kapan?"

"Heummm... 2 bulan yang lalu." Ucap Cleasya sembari memasang muka pura-pura berpikir.

"Kakak gak pernah ngizinin kamu buat pacaran, Dek."

"Ayah sama Bunda juga gak pernah ngizinin Kakak buat pacaran, kan?!"

Kevin benar-benar dibuat bungkam oleh adiknya itu.

"Udah deh, mending Kakak urusin aja pacar Kakak yang ganjen dan lebay itu."

"Jaga omongan kam-"

"Diamlah, Kevin Aragatya." Ujar Cleasya dengan nada dramatis seperti di film-film seraya meletakan jari telunjuknya di bibir Sang Kakak.

Kevin kembali diam dengan amarah yang begitu menggebu-gebu di dadanya. Dilihatnya Sang Adik yang begitu santai menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya.

"DASAR PUITIS!!" Teriak Kevin.

. . . ༺♡༻ . . .

"Lo tuh kenapa sih? Udah lah, biarin aja Kakak lo bahagia sama pacar nya."

Renjana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang