Masa lalu.

41 5 2
                                    


"Ada apa di Malioboro? Sampai setiap lo pulang ngampus pasti pulangnya lewat situ, padahal kalau dilihat-lihat, jarak tempuh buat pulang kerumah jadi lebih jauh kalau lo lewat Malioboro."

"Ada Umi, sama Abi disana."
-Nayanka Adipatma.

Nayanka sangat jatuh cinta dengan kota kelahirannya, Yogyakarta. Dan, daerah favoritnya adalah Malioboro.

Malioboro adalah tempat dimana kedua orangtuanya bertemu, juga sebagai tempat Nayanka jatuh cinta.

Abi pernah bercerita kepada Nayanka dan Argani, saat itu Nayanka baru menginjak kelas 1 SMA dan Argani baru saja menginjak semester 2 di jenjang kuliahnya. Abi bilang, Umi adalah sosok wanita yang baik hati dan murah senyum, disisi lain, Umi juga dikenal sebagai wanita yang pekerja keras. Watak Umi sangat keras, Abi mengakui bahwa memerlukan waktu yang lama agar bisa memenangkan hati Umi.

Abi lahir di Yogyakarta, namun beliau sempat  menetap di daerah Banten, ia kembali lagi ke Yogyakarta setelah lulus SMA dan melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Sementara Umi, beliau adalah seorang wanita pengabdi pondok pesantren, sedari tingkat Sekolah Dasar, Umi sudah berdiam diri di pondok pesantren.

Abi mengambil bidang studi Sastra Bahasa Arab, beliau cukup di kenal sebagai orang yang religius. Begitupun dengan Umi, Umi juga dikenal religius, beliau tidak melanjutkan jenjang kuliah karena harus menikah dengan Abi. Abi memenangkan hati Umi pada saat Umi berusia 22 tahun, dan Abi berusia 26 tahun.

Abi bertemu Umi di Malioboro. Abi ingat sekali, waktu itu Umi mengenakan Abaya berwarna biru tua yang serasi dengan cadar berwarna biru muda. Abi tertegun saat pertama kali melihat Umi, walaupun wajah Umi tertutup oleh cadar, namun Abi bisa merasakan betapa indahnya sosok Umi dari kejauhan.

Saat itu Umi adalah turis asal Bandung. Dengan satu kali pertemuan itu, batin Abi selalu terikat dengan Umi. Abi selalu memikirkan Umi, Abi jatuh cinta pada pandangan pertama, hingga Abi berani meminta Umi kepada Allah agar keduanya bisa bertemu kembali dan bersatu dalam suatu ikatan.

Do'a Abi terjawab. Umi dan Abi kembali bertemu pada sebuah kajian, dengan segera Abi mengambil tindakan. Abi tanpa ragu mengajak Umi berkenalan, awalnya Umi menolak, akan tetapi Abi terus bersikukuh untuk mendekati Umi.

Singkat cerita, ada sedikit perubahan dari Umi. Sampai akhirnya, Abi memberanikan diri untuk pergi ke Bandung untuk melamar Umi.

"Abi isih kelingan, nalika Abi nglamar Umi, Umimu nangis nalika ngerti Abi ana ngarep omah terus kandha arep nglamar." Abi tertawa, seraya melirik Umi diam-diam.

"Yo jelas Umi nanges! Wong Abi iki ngomong e dadakan, Umi kaget." Jelas Umi.

Obrolan hangat pada waktu itu mampu membuat Nayanka rindu, Nayanka rindu suara lembut Umi, juga lawakan Abi yang mampu membuat Argani tertawa hingga mengeluarkan sedikit air mata di ujung matanya.

Masa itu kini hanyalah sebuah kenangan yang Abadi di dalam memori Nayanka, hanya bisa di kenang tanpa ada upaya ingin mengulang masa itu lagi. Biarlah menjadi kisah turun menurun di keluarga kecil ini, kelak Nayanka juga bisa menceritakan kenangan tersebut kepada keluarga kecilnya nanti.

Zafi Hamdani dan Humaira Fathia Marwati adalah sepasang kekasih yang akan terus Abadi, turun menurun kisahnya kelak nanti. Bagi Nayanka, keduanya adalah sebagai alasan, mengapa disaat semua orang mengklaim berbagai macam sisi buruk Cinta, disini Nayanka masih yakin, Kisah Cinta Umi, dan Abi nya adalah sebagai bukti bahwa Cinta itu indah apabila kita melabuhkannya kepada orang yang tepat.

Nayanka tersenyum sumir, setelah membayang banyaknya skenario kenangan di masa lalu. Nayanka menatap jendela kamarnya yang mendung, pertengahan bulan Febuari memang rawan Hujan turun. Nayanka harap, tahun ini tidak terjadi banjir seperti tahun lalu.

Renjana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang