Ada yang hilang.

36 3 6
                                    







Di pagi hari yang cerah, semburat warna jingga menyoroti rumah Nayanka di minggu pagi ini. Suasana ini sangat cerah, bunga-bunga bermekaran dan kicauan burung saling berpadu suara. Hari ini Nayanka libur, Nayanka memiliki banyak waktu luang untuk dirinya sendiri.

Untuk memulai pagi yang cerah, derap langkah kaki Nayanka pergi menuju dapur, berniat pergi ke arah wastafel karena Si Ujang berada di sana. Nayanka menaruh akuarium bulat itu di dekat wastafel.

Namun, senyum sumringah Nayanka tiba-tiba saja redup karena ia tidak mendapati Ujang berada di dalam akuarium. Hanya ada hiasan akuarium dan batu-batu hias di dalam akuarium bulat berisi air tersebut.

UJANG KEMANAA???!!?!!?!

"MAS GANII!! HARDANU!! SINI CEPETAAN!!" Teriak Nayanka, tak lama kemudian suara langkah kaki dari arah tangga terdengar, itu Hardanu.

"Kunaon ari maneh?!! Isuk-isuk jejeritan, berisik! Ganggu urang tidur wae, ah!"

"Ujang mana?? Lo umpetin dimana si Ujang?!!"

"Lah? Teuing ah! Ujang bukanya dari kemarin di akuarium?"

Nayanka menghela, dengan wajah panik ia menjawab "Engga! Ga ada! Kemaren sore Ujang masih ada di akuarium, sekarang ga ada."

Hardanu menggaruk kepalanya yang gatal, lantas kembali bertanya "Lo taruh mana si Ujang?"

"Di deket wastafel."

"Loncat kali ke wastafel."

"Ga mungkin, Ujang ga nakal!"

Argani pun tiba-tiba muncul dengan baju tidur warna cokelat satin, Argani memasang muka kebingungan, ia datang dengan keadaan baru bangun tidur.

"Kenapa ribut-ribut? Masih pagi ini, Yan."

"Mas, Ujang hilang."

"Mang Ujang yang di pos ronda itu? Kok bisa?"

"Bukan Mas, bukan, ikan cupang punya Ayan dari Om Tio itu loh!"

Argani cengo, ternyata ikan cupang yang ada di dalam akuarium bulat itu bernama Ujang.

"Lah, itu akuarium nya ada?"

"Iya, Mas, tapi Ujang nya ga ada."

"Ya masa ikan jalan sendiri, ngaco kamu!"

Nayanka masih memasang wajah cemas, pria itu menggeledah semua sudut rumah sampai ke kamar mandi hingga WC. Tapi Ujang tak kunjung ketemu.

"Ya Allah Ujang mana..." Lirih Nayanka dengan tatapan khawatir.

Argani memperhatikan Nayanka, sepertinya Nayanka memang se-sayang itu dengan ikan peliharaan pemberian dari Tio selaku Om nya. Setahu Argani, ikan itu sudah ada dari masa Nayanka menjadi Maba, bahkan yang memberi nama itu sendiri adalah Abi.

"Yan, nanti Mas belikan yang baru ya?"

"Enggak, Mas, aku tetep mau Ujang. Mas bantu cari dong!"

Argani menghela nafas, lalu langkahnya mengikuti Nayanka menuju ke halaman belakang, terdapat banyak genangan air disana, setiap ember Nayanka priksa satu persatu, sampai saluran pembuangan air wastafel pun sudah Nayanka priksa, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan Ujang.

Mungkinkah Ujang sudah pergi jauh dari saluran wastafel? Atau Ujang telah di makan oleh kucing liar peliharaan Hardanu? Nayanka tidak tahu.

Nayanka putus asa, setelah menggeledah seluruh rumah Nayanka memutuskan duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong menatap akuarium yang kosong.

Renjana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang