Halaman baru bersama mu.

30 3 7
                                    

Hari berlalu begitu cepat untuk membawa Nayanka pergi menuju penghujung tahun. Malam ini adalah malam tahun baru. Tahun baru identik dengan orang-orang yang mempunyai berbagai macam permintaan dan impian, mereka memanjatkannya kepada Tuhan berharap suatu saat nanti akan terwujud di tahun baru itu.

Nayanka juga punya impian.

Impian Nayanka selalu berubah-ubah, bahkan ada masa dimana Nayanka putus asa dan merasa tidak memiliki impian apapun. Nayanka benci jika mengingat situasi itu. Masa itu terjadi saat Nayanka merasa Umi dan Abi benar-benar meninggalkannya sendirian walaupun sebenarnya masih ada Argani.

Namun, tetap saja Nayanka merasa sendiri..

Setelah lulus kuliah Argani pergi bekerja dan pindah ke sebuah apartemen yang jaraknya sangat dekat dengan tempat ia bekerja. Disaat itu lah Nayanka merasa sendirian. Hari-hari ia jalani sendirian.

Saat itu Nayanka menduduki bangku kelas 3 SMA, mendekati kelulusan sekolah pun mengadakan rapat orang tua bersama guru-guru mengenai acara kelulusan yang akan di adakan di Surakarta.
Saat itu tidak ada perwakilan satu pun yang hadir di rapat tersebut dari keluarga Nayanka. Saat di tanya oleh teman-temannya, Nayanka hanya mengiyakan dengan perasaan hancur.

"Orang tua kamu ga ada yang dateng, Yan?"

"Iya.."

Nayanka tidak pernah menceritakan tentang kematian orang tuanya kepada teman-teman, apalagi kepada guru.
Nayanka tidak mau rasa duka nya tersebar kemana-mana.

Kembali lagi ke impian. Impian Nayanka adalah menjadi seorang Ayah yang hebat.
Terdengar lucu, tapi itu impian puncak Nayanka. Pikiran dewasa Nayanka membawanya kepada mimpi itu. Suatu saat, Nayanka ingin menjadi seorang Ayah yang dapat mengajarkan banyak hal kepada anak-anaknya, memberikan rasa aman sehingga anak-anaknya bisa menjadikan Nayanka pahlawan bagi mereka.

Super Hero Papa? Nayanka mau di panggil seperti itu oleh anak-anaknya nanti.

Sudahi tentang impian. Malam ini Nayanka sedang berada di taman, tepatnya di bawah lampu terang terdapat sebuah tempat duduk untuk bersantai. Suasana cukup ramai, banyak orang yang datang untuk menyalakan kembang api, dan juga ada orang yang hanya sekedar datang untuk melihat kembang api bertebaran di langit malam. Contohnya Nayanka.

Ditemani secangkir kopi tanpa susu, malam nya begitu terasa sempurna karena ada seorang wanita berambut panjang ada di sampingnya sembari memakan ice cream corn rasa strawberry.

"Lo suka liat kembang api?"

Spontan Cleasya menoleh kearah Nayanka lalu mengangguk.

"Suka. Dulu kalau tahun baru, Ayah suka nyalain kembang api di depan halaman rumah sama anak-anak komplek lain."

Nayanka tersenyum, memang tidak salah ia membawa Cleasya untuk menemaninya di malam tahun baru. Karena biasanya banyak perempuan takut dengan suara ledakan kembang api, namun kali ini Cleasya berbeda.

Perbedaan itu membuat Nayanka semakin tertarik.

"Cleasya." Panggil Nayanka.

"Hm?" Sahut wanita itu lalu menoleh untuk menatap wajah Nayanka.

"Besok, Abang gue bakal nikah.. Dateng ya?"

Mendengar itu Cleasya terkekeh, ia menyelipkan rambutnya yang panjang ke daur telinga dan menjawab,

"Emangnya kita udah sedeket itu ya sampe gue harus dateng ke pernikahan Abang lo?"

Nayanka geming.

"Yan, perkenalan kita tuh suatu hal yang nggak di duga-duga. Lo emang percaya dan yakin sama gue?" Sambung Cleasya.

Renjana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang