14 || EMPAT BELAS

15K 1.3K 44
                                    

Hai semua👋👋

Terima kasih sudah membaca cerita ini sampai part 14, semoga readers suka sama ceritanya dan membaca hingga ending nanti😉

⚠️⚠️ Jangan lupa follow akun author dan beri tanda bintang disetiap partny👍

Have fun guys.....

❤❤❤

Alena merenung lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena merenung lagi. Keheningan malam semakin menambah ke suasana syahdu untuk merenung. Memikirkan segala hal yang berakhir dengan ke overthinkingan.

Dulu Aluna bertunangan dengan Aksa, dimanfaatkan keluarga itu untuk menguasai Valeno company dan mengambil keuntungan atasnya.

Aluna akan selalu mengikuti semua yang di inginkan Aksa termasuk mengalihkan pemilik saham keluarga pada Aksa. Tapi bukannya dinikahi malah dikhianati dengan perempuan lain.

Karena itu, merasa dikhianati atas semua pengorbanannya Aluna melakukan kejahatan yang berakibat fatal.

Jadi, kalau misal Valeno company tidak mengadakan kerjasama dengan Rendra company bukankah Tuan Rendra akan murka dan akan menekan Aluna agar meloloskan kerjasama itu melalui Aksa.

Lama-lama kalo tidak terealisasikan mungkin pertunangan itu dibatalkan dan akan digantikan dengan Aksa di jodohkan dengan anak pengusaha lain karena perlunya dana? Pikir Alena.

"Ide bagus." Gumam Alena senang. Alena rasa itu cara yang bisa dilakukannya agar pertunangan itu batal. Ditambah dia tidak berada diwilayah para pemeran utama novel yang berada disekolah. Sehingga dia sulit menyatukan Anna dan Aksa.

Besok saat pertemuan dengan tuan Rendra dia akan berusaha kerjasama itu gagal. Agar tuan Rendra murka.

Sedikit ringan setelah mendapatkan ide itu. Alena merebahkan tubuhnya. Memejamkan matanya yang sudah sangat lelah.

◇◇◇

Keesokan harinya, Alena bersiap bukan untuk pemotretan tapi untuk pertemuan dengan Tuan Rendra. Pakaian yang dikenakan Alena setelah rok span dibawah lutut, tanktop yang dilaposi blazer senada dengan rok yang dikenakannya.

"Tumben kak? Pake pakaian formal?" Heran Aluna dmyang sudah duduk di meja makan menunggu kakaknya.

"Iya. Kakak harus bertemu dengan klien perusahaan yang tidak bisa diwakilkan dengan pak Tio." Aluna menganggukkan kepalanya.

"Kakak cocok pakai pakaian itu." Goda Aluna. Alena mendengus. Dia tidak mau bekerja yang terlalu mengikat.

"Bi Sri mana?"

"Tadi katanya pamit ke pasar beli bahan makanan." Mereka mulai sarapan bersama. Meski hanya berdua saja, rasa hangat bisa dirasakan.

"Mau berangkat dengan siapa?"

LOTTA D'AMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang