— PERAHU KERTAS —
PLAK!
Bita mengejutkan semua orang, dia menampar Sekala yang kebetulan sedang berlari di area sekitar taman. Sandi dan Nathan berdiri di kedua sisi Bita, sedang Jihan dan Jiah hanya menatap dari tempat mereka. Mereka sama-sama sedang jogging pagi ini.
SREK!
Bita mencengkram kerah baju Sekala, dia mendorong cowok itu menjauh dari keramaian. Tentu saja teman-temannya tidak tinggal diam, mereka mengikuti langkah Bita yang telah membekukan sesosok Sekala.
"Gue benci sama lo, Kak! Gue benci!" tukas Bita sembari mendorong dada cowok itu. "Hapus artikel itu, sekarang!"
Sekala tersenyum remeh. "Maksud lo apa? Artikel mana?"
"Dengar, ya." Bita menunjuk Sekala dengan penuh peringatan. "Abian itu ngga bunuh diri! Abian meninggal karena dia sakit, bukan bunuh diri!"
Sekala mengernyit bingung, saat hendak memberikan perlawanan Bita sudah lebih awal mendorong dada cowok itu hingga mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri.
"Why?" tanya Sekala bingung. "Gue ngga ngebuat artikel itu!"
"Bohong!"
"Bukan gue, Bita!"
"Terus kalo bukan lo siapa lagi, hah?!" serang Sandi. "Lo adalah orang gila yang udah mukul Abian sampai Abian kesakitan, gila!"
"Apa?" Bita terkejut mendengar fakta tersebut.
"Iya, Ta," ucap Sandi. "Dia adalah orang yang udah ngelukain Abian, luka di tubuh Abian itu bukan bawaan penyakit, tapi dipukul sama mantan lo itu!"
Bita menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Jahat lo, Kak. Jadi ini alasan kenapa Abian melarang gue lebih lama sama lo, karena lo jahat!"
"Pukulan gue ngga bakalan ngebuat dia mati, dia mati karena bunuh diri, Bita!"
PLAK!
Bita menamparnya lagi, Bita tidak bisa menahan dirinya ketika melihat Sekala berkeliaran seperti tak pernah terjadi apa-apa. Padahal, dia menyiksa Abian sebelum cowok itu ditemukan meninggal di kamarnya.
"Berani lo sama gue, hah?!" bentak Sekala sembari mengangkat tangan hendak membalas. Namun, Nathan dengan cekatan mencekal lengan kekar cowok itu.
"Lawan gue," tantang Nathan.
"Wah~" kagum Sekala. "Ada berapa banyak cowok yang lo deketin, hm? Cewek kayak lo—"
"BALIKIN ABIAN KE GUE!" jerit Bita tidak tertahan. "Abian ngga bakalan meninggal kalo lo ngga mukul dia, Abian—balikin Abian~"
Tubuh Bita merosot, ia tiba-tiba saja berlutut di hadapan Sekala dengan kedua tangan yang menyatu saling bergesekan. Tangis Bita pecah saat itu juga, Nathan hendak membantunya berdiri tetapi Bita menolak. Di belakang sana Sandi membalik tubuhnya tak sanggup melihat, sementara Jihan dan Jiah saling mendekat satu sama lain.
"Hapus artikel itu, Kak~" mohon Bita. "Gue mohon sama lo, gue mohon sama lo buat hapus artikel itu, Abian ngga bunuh diri, Kak~"
Sepasang mata Sekala memanas, dia benar-benar tidak menyangka jika Bita akan memohon sampai seperti ini. Kemudian, ia merogoh ponselnya dari saku celana untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Tapi bukan gue yang ngebuat artikelnya, Ta," ucap Sekala. "Gue bersumpah, bukan gue."
"Tolong, Kak~" mohon Bita. "Abian ngga sehina itu, Abian ngga mungkin menyerah begitu saja, Abian—"
"Tuh!" Sekala menunjukkan layar ponselnya. "Kata sandinya udah diganti, gue ngga tahu cara masuk ke dalam web sekolah lagi."
Nathan membantu Bita untuk segera berdiri, karena melihat apa yang ditunjukkan oleh Sekala memberi bukti kalau bukan Sekala pelaku pembuatan artikel palsu itu.
"Ini ambil!" desak Sekala. "Lo lihat baik-baik, terakhir gue make juga langsung kena sidang di BK karena udah bikin artikel ngga berfaedah."
Bita menyerahkan kembali ponsel tersebut pada pemiliknya. Jika bukan Sekala, lalu siapa yang tega membuat artikel mengenai kematian Abian?
Bita mengusap air mata yang menjejak di kedua pipinya, ia berbalik dan mulai melangkah pergi meninggalkan Sekala yang masih merasa panas di pipi setelah ditampar Bita.
"Ta, lo mau ke mana?" tanya Jiah.
"Gue ngga mau tahu, artikel itu harus segera dihapus!"
— PERAHU KERTAS —
Bita pergi menemui beberapa admin yang mengetahui sandi web sekolah, tetapi semua admin agaknya sedang dalam masalah karena mereka tak bisa masuk ke web sekolah. Maka dari itu, artikel masih bertahan sampai setelah satu minggu Abian pergi.
"Gue tahu!" seruan itu berasal dari Yuda. "Gue tahu siapa orangnya."
"Siapa, Kak?" tanya Bita. "Buruan kasih tahu gue sekarang, gue bakalan habisin orang itu, gue bakalan marahin dia habis-habisan karena udah ngebuat berita palsu tentang Abian!"
Yuda menatap satu persatu keenam orang yang saat ini berada di hadapannya. Dia datang ke sini dan tahu mereka ada di sini karena ditelepon oleh Sekala.
"Ngga lama lagi dia bakalan mengaku," ucap Yuda. "Kalo engga juga, terpaksa gue kasih tahu."
"Kak!" Bita menghampiri Yuda. "Bilang ke gue, sekarang!" desak Bita sembari mencengkram kerah baju Yuda.
"Orang yang dekat sama kalian," ucap Yuda. "Dia yang udah meretas web sekolah, ngebuat operator kelimpungan karena artikel yang udah dia buat udah merugikan nama baik sekolah sekaligus Abian."
"Siapa, Kak!" desak Bita tak sabaran.
Nathan berbalik, saat dia hendak berlari Yuda mendorong Bita dari hadapannya dan langsung saja menahan cowok itu. Nathan berteriak kencang ingin dilepaskan, tetapi kekuatan Yuda berhasil menahannya.
"Apa?" tanya Sandi.
Bita masih berdiri di tempatnya, dia menggelengkan kepalanya tidak percaya jika yang sudah membuat artikel itu merupakan orang terdekatnya sekaligus Abian.
"Nathan, lo?" tanya Jiah.
"Lo mau ke mana, hah?" Yuda makin menahannya. "Cepat hapus artikel itu!"
"LEPASIN!" teriak Nathan marah. "KENAPA SEMUA ORANG CUMA SAYANG SAMA ABIAN, HAH? KENAPA?"
Bita menundukkan kepalanya, ia biarkan air matanya jatuh meluruh membasahi kedua pipi. Sungguh, Bita tidak percaya jika Nathan melakukan semua itu kepada Abian.
"Bahkan cewek yang gue sayang pun, ternyata lebih menyukai dia!" tekannya gemetar.
Nathan berhasil melepaskan pertahanan Yuda, dia berjalan cepat menghampiri Bita dan membalik paksa tubuh itu.
"Kenapa semua orang cuma sayang sama Abian, hah?" tanya Nathan. "KENAPA LO NGGA BISA NGELIAT KE ARAH GUE, HAH? GUE SUKA SAMA LO, TAPI KENAPA LO SUKANYA SAMA ABIAN, KENAPA? KENAPA BITA?"
"Nat," panggil Bita gemetar. "Gue—"
"GUE SAYANG SAMA LO, BITA!" teriak Nathan. "Bisa ngga, sih? Lo ngga usah terang-terangan bilang suka sama Abian?"
"Nathan, plis," mohon Bita.
"Orang tua gue, temen gue, SEMUANYA SAMA AJA!" Nathan berteriak di akhir kalimatnya. "NGGA ADA YANG SAYANG SAMA GUE! GUE BENCI SAMA HIDUP GUE DAN GUE IRI SAMA ABIAN!"
Bita berlutut lagi, tapi sebelum dia memohon kepada Nathan, Sandi sudah lebih awal menyeret kerah baju cowok itu. Sandi tak tahan lagi, dia mendaratkan beberapa pukulan di tubuh Nathan sehingga cowok itu berteriak kesakitan. Hancur sudah persahabatan mereka, sejak Abian pergi mereka tak memiliki kepercayaan satu sama lain.
— PERAHU KERTAS —
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas
Fanfiction[COMPLETED] "Perahu kertasnya tenggelam satu." [07-05-23] #1 sua [12-05-23] #1 moonbin