.
.
.
.
.Apa pandangan kalian tentang pernikahan?
Dari definisi 'pernikahan' saja, pendapat orang pastinya berbeda-beda. Namun satu yang pasti, mereka tak akan mengganggap pernikahan itu layaknya suatu permainan yang dapat ditinggal sewaktu-waktu sesuka hati.
Pernikahan didasari sama komitmen, dan penyatuan dua insan dan hati menjadi satu. Namun pertanyaan nya, jika mereka menikah tanpa komitmen, akan berakhir seperti apa? Tentu saja seperti pasangan Mark dan Jenica. Didasari pada kecelakaan, paksaan yang mengubah pandangan pernikahan yang indah dan penuh cinta berubah menjadi sangat gelap. Layaknya anak kecil yang masih suka main petak umpet, jika salah satu dari mereka sedang bermasalah, jalan keluarnya kabur.
Mark dan Jenica punya masalah besar dengan yang namanya komunikasi, soalnya kalau cuman soal cinta—mereka punya kok.
Mereka kayak Tom and Jerry yang kalau ketemu sukanya berantem tapi kalau ngak ketemu malah kangen-kangenan. Kalau lagi ada masalah, solusinya apa? Ya kabur lah! Jenica bakal milih pergi dari rumah dan balik ke rumah bapaknya, sementara Mark dengan ngak perdulinya kembali sibuk dengan keseharian nya, kerja kerja kerja. Siklus yang sama tiap hari karena dia berpikir dengan uang, dia bisa menghidupi keluarganya—Jenica terutama.
Toh kalau Jenica nya udah ngak ngambek lagi, mereka bakal kayak biasa lagi kok selayaknya suami istri pada umum nya.
Dengan ketidakdewasaan sifat keduanya ngebuat pernikahan bukan suatu hubungan yang menyatukan, tetapi menunjukkan betapa jauhnya jarak diantara mereka. Betapa berbedanya dunia yang mereka jalani, Jenica yang masih dengan dunia anak-anaknya yang mengutamakan ego dan keinginan nya sedangkan Mark yang terlalu dewasa tak dapat menyikapi Jenica selayaknya seorang suami. Sifat ketidakpekaan nya ngebuat Jenica ngerasa seolah-olah Mark ngak pernah perduli. Seorang suami yang mengutamakan kepentingan materil dibandingkan perasaan untuk nya. Jenica jarang ngerasain cinta, sementara dia adalah seorang wanita yang begitu mendambakan cinta akibat tumbuh di dalam keluarga yang gila harta.
Jenica begitu haus akan rasa cinta, namun Mark tak dapat memberikan nya apa yang diinginkan nya. Tanpa sadar, kalau siklus yang sama juga berputar pada putra putrinya, memiliki sosok ayah yang gila kerja dan sosok ibu yang pergi meninggalkan mereka entah kemana. Kembar juga tak merasakan kasih dan hangatnya sebuah keluarga. Yahh tapi kita tak dapat memilih dimana kita akan dilahirkan, apalagi memilih siapa orang tua kita
"Papa”
Tangan kecil menarik bagian bawah celana nya, Mark menoleh dan melihat putra sulungnya menunjuk kearah Karina. Sepupunya itu sudah berdiri di depan altar bersama dengan pujaan hatinya, kekasih yang ditemuinya empat tahun silam di Canada. Waktu seakan mengajaknya bercanda, baru lima tahun lalu ia bersanding dengan Jenica di depan altar, mengikat janji sehidup semati dengan nya. Namun kini, kondisi pernikahan nya hancur lebur tanpa ada penjelasan pasti akan akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬𝒙𝒊𝒔𝒕𝒆𝒏𝒄𝒆 𝑿 𝑬𝒙𝒄𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆
Fanfiction𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐟𝐫𝐨𝐦 𝐀𝐬𝐡𝐭𝐨𝐧𝐢𝐬𝐡 𝐋𝐢𝐟𝐞𝐞* Keinginan Jenica untuk membuktikan kehadiran nya sebagai seorang istri, serta Mark yang berusaha keras membuktikan perasaan cintanya pada Jenica. Dengan perubahan sifat Mark yang mendomin...