*discuter et revenir*

496 68 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.



Bulan bersinar terang malam ini, pertanda baik sepertinya buat jenica. Cewek dengan mata berkurva bulan itu menidurkan keempat bayinya diatas kasur king size. Setelah delapan bulan lamanya, Jenica baru berani ngajak curut curut kecilnya buat tidur bareng.



"Hihihi kamu gemes banget ada totol tolol gini udah cocok dicasting jadi lady bug" Si bungsu, Loona udah nunjukin tanda tanda kalau gede bakal jadi insomnia gurl keknya. Dibanding empat kakaknya yang cepet banget tidurnya, Loona tuh cenderung rewel dan ngak rela ngebiarin mama dan papanya istirahat.



Jadi sebagai bales dendamnya, mama muda itu memencet pelan satu persatu bekas gigitan muk yang masih membekas di tubuh sang anak. "Puk puk puk~Loona sayang ayo cepetan tidurnya. Kalau nga bobo mama panggilin Nina Bobo"



"Anceman macem apa lagi yang kamu pake Nica? Nina bobo mana bisa terbang jauh jauh dari Indonesia cuman buat ngelonin anakmu sepanjang malem" Jenica menoleh kearah pintu sambil cekikikan, ia segera menghampiri Mark yang masih mengenakan kacamatanya selepas bekerja.



"Ishh setera aku lah, daripada aku bilang kalau ngak tidur digigit markeu—hehehe" Manik bulan itu terbentuk indah begitu Jenica tersenyum, mata sipit itu melengkung sempurna, bersamaan dengan dua jarinya yang menunjukkan sign peace.



Mark mau tak mau ikut tersenyum, ia mengusak surai Jenica gemas sebelum melepas kacamatanya. "Loona kalau bandel, mata mama pasti udah melotot melotot serem. Lucu kalau liat kamu frustasi ngurusin kembar sendirian"



Mark membalas dengan suara serak, membuat yang lebih muda mendongak khawatir. "Jangan overwork, aku ngak mau kamu sakit! Nanti Nuel marah kalau papa sakit" gelengan samar diterima Jenica sebagai jawaban.



"I'm fine. Harusnya aku minta maaf bikin kamu ngurus empat anak sekalian. That's hard right? Kamu udah jadi ibu yang terbaik buat Nuel, Niel, Lion dan Loona. Maaf kalau masa depan kamu hancur karena aku. Padahal dibanding nikah, jadi ibu rumah tangga doang, kamu berhak hidup bebas dan punya kehidupan yang lebih baik" Pria leo itu mengecup dahi yang lebih muda, lalu menarik sang istri kedalam pelukan.



Jenica memutar bola matanya sambil berpikir sejenak tentang ucapan si agustus. "In my opinion, kamu ngak perlu ngerasa bersalah dan kayaknya gak ada lagi yang harus minta maaf disini. Ingat, kita berdua udah berkomitmen dan janji buat ngak lagi ngungkit masa lalu. Apapun yang udah berlalu, berlalu aja. Untuk apa terus diinget kalau cuman bikin kecewa, norehin luka yang lebih gede? Nonsense and useless"



Si sulung histro melepaskan lengan Mark yang berada di pinggangnya, lalu berjalan kembali kearah kasur untuk menenangkan Loona yang mulai resah kesana kemari. Bukan berniat untuk membuat canggung suasana, Jenica niatnya baik kok. Dia mau cepet-cepet nidurin Loona biar anak gadisnya ini ngak ganggu kakak-kakaknya yang udah tidur.



𝑬𝒙𝒊𝒔𝒕𝒆𝒏𝒄𝒆 𝑿 𝑬𝒙𝒄𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang