Bab 3

7.1K 362 204
                                    

Aku mau menjadi alasan kenapa kamu tersenyum, menemani ketika tak ada yang mau bersama mu, dan menghapus air mata yang kamu jatuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mau menjadi alasan kenapa kamu tersenyum, menemani ketika tak ada yang mau bersama mu, dan menghapus air mata yang kamu jatuhkan.
(BILQIS BERLIANA)
-
-

Gerald kini berada tepat di meja makan rumahnya, suasana cukup tenang dan sepi, membuat kedua orangtuanya terhanyut dalam pikiran masing-masing.

"Gerald," panggil Jennifer memberanikan diri, Gerald menoleh dengan tatapan tajam.

"Kamu suka masakan Mama?"

"Lo pura-pura perhatian?" tanya Gerald membuat Jennifer terkejut. Pura-pura katanya? Dengan cepat Jennifer menggeleng.

"Nggak, Rald. Mama--"

"Lo bukan Mama gue!" Gerald membanting garpu dan sendok hingga membuat dentingan yang keras.

Gerald berdecih sinis. "Bikin muak tau gak?"

"Gerald, yang sopan sama Mama kamu!" tegur Damian menatap nya tajam.

Gerald terlihat acuh, ia melangkahkan kakinya meninggalkan meja makan.

***

Sampai pada saatnya mobil Dirga berhenti tepat di gedung menjulang tinggi, lelaki itu keluar dari mobil dan beralih ke samping mobilnya, lalu menggenggam tangan Bilqis untuk keluar.

Sampai tepat di depan pintu apartemen Dirga, dengan segera ia membukanya lalu mereka segera masuk.

"Aku bikinin makanan, ya?"

"Iya, gue ganti baju dulu." Dirga melangkahkan kakinya kearah kamar.

Dirga menanggalkan baju dan juga celana abu nya, menggantinya dengan kaos hitam dan celana pendek, ia menggantungkan seragamnya dengan rapih.

Dirga melangkahkan kakinya kebalkon kamar, ia mengeluarkan sebatang rokok lalu menghisapnya sambil menatap lurus.

"Kak Dirga," panggil Bilqis seraya menghampiri Dirga, ia melirik rokok di sela jari lelaki itu kemudian mendongak.

"Bukan nya Kak Dirga gak ngerokok?"

Tak ada bantahan yang keluar dari mulut Dirga, ia mematikan rokoknya yang tersisa setengah dan segera membuangnya masuk ke dalam tong sampah.

"Gue cuma ngerokok kalau lagi ada masalah." Dirga melingkarkan tangannya ke pinggang Bilqis menarik nya mendekat, tatapan nya tepat ke arah bibir itu.

"Kak-" Dirga melumat bibir Bilqis, lalu beralih menciumi leher nya.

"Kak Dirga-" bibir Bilqis kembali di lumat oleh nya, Dirga melepaskan pagutan nya untuk menatap wajah Bilqis yang terlihat memerah.

Ia menyisir rambut Bilqis menggunakan jarinya yang terlihat berantakan.

"Lo masak apa?"

"Nasi goreng, gak ada bahan lagi di kulkas Kak Dirga."

"Iya, gue belum stok lagi." Dirga menggenggam tangan Bilqis lalu berjalan ke dapur.

Dirga memakannya tanpa berkomentar apapun, membuat Bilqis bernafas lega.

Bilqis mengecek ponselnya, pas sekali seseorang menelpon. Dan nama Kak Gerald tertera di layar ponselnya, dengan cepat Bilqis menjawab.

"Ha-halo, Kak Gerald?"

"Pulang sekolah cepet? Gue jemput."

"Aku di apartemen Kak Dirga."

Gerald mendengus kesal, Dirga mengambil start ketika dirinya sedang tidak berada di sekolah.

Lalu Gerald mematikan sambungan nya sepihak.

Kini keduanya berada di ruang tamu, Dirga memeluk Bilqis dengan erat, Bilqis membalas pelukan nya membuat kehangatan pada lelaki itu, ternyata kenyamanan nya memang letak nya ada di gadis ini.

"Are you okay?"

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo." Bilqis memejamkan mata nya mendengar penuturan Dirga.

"Aku gak mau pacaran, Kak," jawab Bilqis.

"Lo lebih pilih Gerald?" tanya Dirga tiba-tiba refleks membuat Bilqis menggeleng.

Dirga mengelus puncak kepala Bilqis. "Gue nggak bercanda."

***

Mereka kini berada di salah satu mall di Jakarta, Dirga banyak bicara, asik dan seru. Mereka banyak mengobrol seraya menaiki eskalator, membuat Bilqis nyaman di dekatnya.

Akhirnya mereka sampai di lantai dua, Dirga mengambil satu troli. "Naik, gue dorong."

Bilqis mengangguk, lalu naik keatas troli. "Kak Dirga, lihat kesana," tunjuk Bilqis ke arah toko boneka.

Dirga membelokan trolinya masuk ke dalam toko tersebut.

"Mau boneka yang mana?" tanya Dirga seraya menatap Bilqis.

"Kak Dirga, mau itu," tunjuk Bilqis ke arah boneka koala berukuran sedang.

Dirga segera mengambilnya, lalu memberikan boneka itu. "Apalagi hm?"

Bilqis menggeleng. "ini aja, aku mau turun." Ia memeluk bonekanya seraya turun dari troli.

Setelah selesai membayar, Dirga mengambil paperbag nya lalu menggenggam tangan Bilqis keluar dari toko.

"Lo seneng kan hari ini?" Mendengar pertanyaan Dirga membuat Bilqis mengangguk, Dirga tersenyum sambil mengecup rambut Bilqis.

"Gue gendong sampai parkiran, ya." Dirga menaikkan Bilqis kepunggungnya, menggendong gadis itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GERALD OR DIRGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang