Bab 16

4.3K 237 98
                                    

Setelah lo pergi, gue jadi sadar bahwa yang baik bakal bersanding sama yang baik juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lo pergi, gue jadi sadar bahwa yang baik bakal bersanding sama yang baik juga.
(DIRGA DEWANTARA AVRAAM)
-
-

Dirga duduk di kursi taman yang terlihat sepi, karena sekarang sudah menjelang malam. Angin yang berhembus kencang membuat rambut hitamnya yang semula rapi kini terlihat berantakan, hal tersebut tak mengurangi kadar ketampanannya, justru membuatnya semakin menawan.

Namun, ketenangannya itu mulai terusik saat telinganya mendengar suara tangisan, dengan tergesa Dirga mendekat ke arah sumber suara itu.

Perlahan tangan Dirga menyentuh pundak gadis itu. "Lo kenapa nangis disini?"

Gadis itu menoleh dengan air mata mengalir di pipinya. "Kak Dirga?"

"Adeeba?" Adeeba mengangguk, ia melingkarkan tangannya di pinggang Dirga menyembunyikan wajahnya diperut Dirga.

Dirga terdiam kaku, bingung ingin melakukan apa, ia tak tahu perasaan apa ini, yang jelas hatinya bergetar saat dipeluk cewek populer di sekolahnya.

Adeeba melepaskan pelukannya, ia mengusap air matanya dengan cepat. "Kak Dirga, Sorry."

Adeeba hendak melangkah pergi, tapi Dirga menahan tangannya, rasa iba menguasainya. Dirga langsung memeluk Adeeba membuat kehangatan pada gadis itu. "Nangis sepuas lo."

Adeeba sudah merasa tenang, tubuhnya sudah terpasang jaket pemberian Dirga yang membuatnya tak merasa kedinginan seperti tadi, yang hanya memakai kaos tipis.

"Aku kangen sama Eyang, aku gak suka tinggal di rumah yang gak lagi ramah," ucap Adeeba sambil menatap lurus.

"Kalau lagi kangen Bunda, gue suka lihat bulan di langit." Adeeba menoleh kearah Dirga yang sedang fokus menatap langit gelap yang disinari bulan.

"Maaf aku bikin Kak Dirga sedih," ucap Adeeba merasa tak enak.

Dirga tersenyum, ia mengelus puncak kepala Adeeba. "Gak papa, gue emang selalu kangen Bunda."

"Lo masih punya gue," ucap Dirga tanpa sadar.

"M-maksud Kak Dirga?" tanya Adeeba gugup.

Dirga menggaruk tengkuknya, ia memukul pelan bibirnya yang sudah asal bicara.

🌷🌷🌷

Ruang rawat kamar 80 sedang ramai oleh seorang ibu dan anak yang saling mengobrol. Bilqis tersenyum melihat Gerald yang terlihat senang, senyum Gerald kian lebar, ada warna senang yang seperti tak bisa dijabarkan oleh apapun.

"Sayang, makasih ya udah jagain Gerald," ucap Tania seraya tersenyum.

"Iya, Tante," jawab Bilqis disertai senyuman juga.

Tania mengusap tangan Bilqis dengan lembut. "Panggil Mommy aja, jangan panggil Tante."

"Kita mau berangkat sekolah, nanti Gerald kesini lagi, Mom," ucap Gerald lalu menyalimi tangan Tania, diikuti oleh Bilqis.

"Serius sekolah? Bukannya sering dapat surat cinta dari Pak Danu?" goda Tania yang tertawa diakhir kalimat.

"Mommy," rengek Gerald kesal, Bilqis sontak tertawa.

Lelaki itu seperti biasa, duduk diatas motornya, mata segelap obsidian milik Gerald menatap gerbang, belum juga muncul sahabatnya yang ia tunggu.

"Sayang, aku masuk kelas duluan, ya,"

"Lo bilang apa?" Gerald memasang raut datar, jantungnya berdetak tak karuan dan lututnya mendadak lemas hanya karena panggilan 'Sayang'.

"Sayang," panggil Bilqis sedikit berteriak, menjawab tanpa menoleh kebelakang.

"Shit!" Gerald mengusap pipinya yang memerah.

"Shit!" Gerald mengusap pipinya yang memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GERALD OR DIRGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang