Bab 4

6.8K 346 180
                                    

Dalam persahabatan gak perlu saling ngerti, Karena sahabat yang baik akan menerima bahkan hingga hal-hal yang gak bisa dimengerti sekalipun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam persahabatan gak perlu saling ngerti, Karena sahabat yang baik akan menerima bahkan hingga hal-hal yang gak bisa dimengerti sekalipun.
(BLACKMOON🏴‍☠️)
-
-

Gerald turun dari motornya, ia melangkahkan kakinya ke dalam gedung tinggi, lalu masuk ke dalam lift.

Akhirnya ia keluar dari lift, Gerald melangkahkan kaki menuju tempat tinggalnya, setelah memasukkan password, pintu terbuka.

Tania tersenyum melihat anak semata wayangnya.

Gerald segera membalikkan tubuh nya melangkahkan kaki nya pergi.

"Gerald, tunggu penjelasan Mommy," ujar Tania seraya berlari mengejar Gerald, Gerald dengan gesit turun kelantai dasar.

Motor besar itu melaju di jalanan yang sepi, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah mendapat pelampiasan dari emosinya.

Laju motor tersebut di hentikan saat tiba di parkiran club malam, tanpa membuang waktu lelaki itu turun dan memasuki pintu utama club.

***

Lima orang lelaki berpakaian SMA sampai di parkiran sekolah, mereka segera turun dari motor sambil melepaskan helm.

Blackmoon, siapa yang tak mengenal mereka? geng motor dengan anggota yang tersebar banyak di berbagai daerah.
Mereka memiliki slogan yaitu datang, lawan, menang.

"Rald, lo semalem ke Club sendiri?" tanya Ken seraya menyandarkan tubuh nya ke motor.

Ken Dirgantara, anggota inti geng Blackmoon dengan dasi di ikat di kepala.

Aska melebarkan mata nya. "Terus lo pulang nya gimana cok?"

Aska Mahesa, anggota inti geng Blackmoon dengan seragam yang tak di kancing menampilkan kaos putih polos nya, dan tak memakai dasi.

"Tidur di situ," jawab Gerald singkat.

"Anjir, lo check in?" Rafa menggeleng-gelengkan kepala nya dramatis.

Rafa damares, anggota inti geng Blackmoon yang memiliki sifat humoris, ia memakai topi biasa.

"Goblok!" lalu Gerald pergi, menarik diri dari keramaian, menuju kelas.

"Tante Tania ada di indo bareng suami baru nya." suara Arkan terdengar, bergabung di obrolan itu.

Arkan Abraham, anggota inti geng Blackmoon yang terkenal cuek tapi juga pintar ia langganan ranking 1, tak heran jika penggemarnya hampir sama banyak dengan Gerald.

"Tante Tania buka luka lama Gerald sama Om Damian lagi," balas Ken.

"Kira-kira sampe kapan Tante Tania ada di sini?" sambung Aska.

"Sampe ayam jantan bertelur," celetuk Rafa asal.

"Gue putus sama Jo." Mata Adeeba berkaca-kaca, intonasi nya bergetar.

"Orang tua nya tau? Lo sih pake beda keyakinan segala." Mendengar topik pembahasan, Bilqis angkat suara.

Mata Adeeba sudah memerah menahan tangis, Bilqis mengusap pundak nya menenangkan.

"Qis." Seluruh kepala dalam kelas kompak menoleh saat mendengar seruan. Mendapati Gerald menyandarkan tubuhnya di pintu dengan satu tangan tenggelam di saku celana.

Sebagian cewek menjerit tertahan, terpesona melihat lelaki itu.

"Lo samperin Kak Gerald aja, gue juga pengen sendiri."

"Nanti gue balik lagi." keluar dari bangku, Bilqis melangkah keluar dari kelas.

"Aku mau es teh aja, Kak.."

Gerald datang dengan satu mangkuk mie ayam dan dua gelas es teh, duduk di sebelah Bilqis, ia menyodorkan porsi mie ayamnya kedepan Bilqis.

"Suapin."

"Kak Gerald gak malu?"

Gerald menggelengkan kepalanya. "Ngapain malu di suapin cewek cantik?"

Mendengar itu mau tak mau Bilqis tersenyum.

Saat suasana semakin hangat, tiba-tiba Dirga muncul di kantin. Dirga berjalan mendekati meja tempat Gerald dan Bilqis duduk.

"Lo buang boneka buat Bilqis yang dari gue?" Sebenarnya tanpa bertanya, Dirga sudah mengetahui jawabannya.

"Bonekanya jelek, ngerusak pemandangan gue aja," jawab Gerald, memutar bola matanya malas.

"Tapi bonekanya lucu, Kak Gerald." Bilqis ikut bersuara, bergabung dalam obrolan itu.

Gerald menoleh. "Bonekanya kalah lucu sama lo."

Rafa melihat Gerald dan Dirga sedang adu mulut di kantin, dengan langkah panjang menghampirinya.

Lalu ia mengambil susu coklat dari saku seragamnya. "Nih," ucap Rafa sambil memberikan susu itu.

Bilqis tersenyum. "Makasih, Kak Rafa."

"Berani ya lo?!" ucap Gerald dan Dirga bersamaan pada Rafa.

Dengan cepat Rafa membantah. "Adeeba yang kasih anjir!"

"Udah tahu pawangnya galak-galak, ngasihnya diwaktu yang gak tepat," timpal Aska membuat Ken tertawa. Lalu mereka berjalan pergi meninggalkan Rafa yang masih berdiri ditempat.

"Gue ke kelas dulu, ya," lanjut Rafa sambil cengengesan dan melangkahkan kakinya meninggalkan kantin.

***

"Anjing lo!"

Bugh!

Gerald menghantamkan balok kayu mengenai kepala Kenzo, membuatnya limbung jatuh tersungkur.

"Ar, minggir!" Mendengar teriakan Ken, dengan cepat Arkan menghindar hampir saja kepala nya di hantam tongkat baseball.

Bilqis menoleh kearah gerombolan anak sekolah saling adu jotos sampai ada yang melayangkan benda-benda tajam menghantam tubuh.

"Lo harus hati-hati, udah biasa di tempat ini tawuran geng motor," ucap Dirga. berputar arah, mengambil jalan lain.

"Iya, Kak Dirga." Sadar, ada seseorang yang Bilqis kenal di sana.

" Sadar, ada seseorang yang Bilqis kenal di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GERALD OR DIRGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang