Bab 18

4.1K 222 106
                                    

Karena hati  gak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena hati  gak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh.
(BILQIS BERLIANA)
-
-

Mendengar suara pintu terbuka membuat Bilqis terusik dari tidurnya, ia mulai membuka matanya perlahan lalu menatap punggung telanjang Gerald yang sedang melepaskan jaketnya, menggantinya dengan piyama.

Sontak pipi Bilqis memerah, ketika Gerald membalikkan tubuhnya dengan cepat ia kembali memejamkan matanya.

Gerald melangkahkan kakinya kearah ranjang, lalu mengecup kening Bilqis.

"Ngintipin gue?" tanya Gerald seraya mengusap pipi gadis itu. Bilqis tetap berpura-pura tidur.

Gerald merebahkan tubuhnya disamping Bilqis, menarik tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

"Gak usah pura-pura tidur." Bilqis sudah tak bisa menahan senyumnya, akhirnya ia membuka matanya. Menatap wajah Gerald yang hanya sejengkal dari wajahnya, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan.

"I want you," ucap Gerald pelan, dengan cepat ia mengubah posisinya menjadi diatas sedangkan Bilqis dibawahnya.

"Kak-" Gerald langsung menciumnya, Bilqis tak bisa membalas ciumannya, lelaki itu terlalu lihai dalam hal seperti ini.

Gerald melepaskan pagutannya sejenak, menatap wajah kekasihnya. "Gue mau buat tanda kepemilikan."

Gerald kembali melumat bibir Bilqis begitu dalam, lalu dengan cepat beralih kelehernya mulai mencium, menjilat, dan menggigit kecil membuat kissmark di leher Bilqis.

Gerald tersenyum melihat maha karyanya, ia menjatuhkan kepalanya di atas dada Bilqis lalu mulai terlelap.

"Kak Gerald," panggil Bilqis, Gerald tak menghiraukannya.

Memang tubuh Gerald tak sepenuhnya menindih tubuhnya, tapi jarak mereka begitu dekat membuat jantung Bilqis berdetak tak karuan, bagaimana dirinya bisa terlelap dengan tenang jika seperti ini.

🌷🌷🌷

Dari semua pelajaran di sekolah yang ada, Bilqis hanya lemah dalam pelajaran yaitu matematika, hanya pelajaran itu yang tak pernah masuk kedalam otaknya.

"Gimana yang ini udah ngerti, Qis?" tanya Daffa seraya menunjuk rumus dibuku tulisnya.

"Kayaknya gue lebih ngerti penjelasan lo daripada Bu Eva," jawab Bilqis diakhiri tawa.

Daffa menoleh kearah Bilqis, lalu ia tertawa kecil.

"Gue mau ke perpustakaan dulu, Qis," ucap Daffa lalu membereskan semua bukunya.

"Thanks, Daf." Daffa mengangguk, lalu pergi keluar kelas.

Gerald masuk kedalam kelas, ia mendudukkan tubuhnya disamping Bilqis.

"Ngapain tadi?" tanya Gerald dengan wajah datar.

"Aku minta ajarin MTK sama Daffa." Gerald berdecih mendengar ungkapan Bilqis.

"Kak Gerald cemburu?" Ingin sekali Bilqis tertawa, melihat wajah cemberut Gerald.

Bilqis berusaha menarik pundak Gerald agar menghadap kearahnya, tapi Gerald enggan merubah posisinya.

Gerald mencebikan bibirnya lalu menoleh kearah Bilqis dengan mata memerah dan berkaca-kaca.

"Kak Gerald kenapa?" Bilqis menjadi panik seketika, ia membawa Gerald kedalam pelukannya tanpa malu, karena di kelas hanya tersisa mereka berdua.

"Gue gak bisa MTK," rengek Gerald, Bilqis langsung terkekeh geli mendengar penuturan itu.

"Aku bisa minta ajarin sama Daffa," ucap Bilqis berani, Gerald dengan segera melepaskan pelukannya.

"Berani hm?" Bilqis terdiam seribu bahasa, Gerald mendekatkan wajahnya dengan segera Bilqis memalingkan wajahnya.

"Aku bawa momo roll," celetuk Bilqis gugup, Gerald dengan cepat mengangguk sambil menjauhkan wajahnya.

"Makan sendiri, aku mau lanjut nulis," peringat Bilqis seraya memberikan momo roll itu.

"Iya." Bilqis menatap aneh, tak biasanya Gerald menjadi penurut biasanya ia begitu pemaksa.

Bilqis menghiraukannya, lalu kembali fokus menulis di buku matematikannya.

Gerald melahapnya sambil mencium bibir Bilqis terus menerus, mengecupnya berulang kali.

Gerald melahapnya sambil mencium bibir Bilqis terus menerus, mengecupnya berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GERALD OR DIRGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang