Bab 11

4.5K 236 91
                                    

Merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari ada hal yang gak bisa dipaksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari ada hal yang gak bisa dipaksa.
(GERALD ABY MASNAKA)
-
-

Suara deru motor berhenti, dari helm full face yang Gerald pakai, Bilqis dapat melihat mata tajam Gerald yang menatapnya.

"Kenapa?" tanya Gerald dingin.

Bilqis menatap tak percaya, sikap Gerald kepada dirinya berubah.

"Kak Gerald, kenapa?" tanya nya kembali.

Ia mematikan mesin motor sport hitam tersebut dan melepas helm nya, lalu melangkahkan kakinya pergi tanpa sepatah kata pun.

Bilqis dengan langkah cepat mengikutinya, ia menggoyangkan tangan lelaki itu pelan.

"Aku mau ngomong," ucap Bilqis seraya menatap Gerald dari samping.

"Penting?" sahut Gerald tanpa menghentikan langkahnya.

Ia berdecak kesal ketika Bilqis masih terus mengikutinya, Gerald langsung menghentikan langkahnya.

"Jangan ikutin gue, gue berhenti suka sama lo!" bentak Gerald marah sambil menghempaskan tangan Bilqis dengan kuat yang terus memeganginya.

Bilqis mengatur nafas nya yang tersendat. "Kak Gerald kenapa?" cicitnya lagi dengan air mata yang mengalir membasahi pipi.

Gerald abaikan, ia dengan segera menaiki tangga menuju kelas 12.

"Ga, lo harus ikut rapat," ucap Arjun yang ke sepuluh kali nya.

"Iya bawel, tadi Gerald juga udah masuk sekolah." Lalu Dirga merangkul pundak sahabat nya itu, langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang dikenal nya sedang berdiri di samping tangga sambil menutup wajahnya.

"Lo duluan aja, Jun." Dirga langsung berjalan menghampiri gadis itu.

"Gue gak bakal suka sama cewek sampe segitunya," gerutu Arjun kesal seraya melangkahkan kaki nya menaiki tangga.

Dirga menyentuh pundak Bilqis. "Qis, lo kenapa?"

Bilqis dengan cepat mengusap air mata nya, lalu membalikkan tubuh nya menghadap Dirga.

"Aku gak papa kok, Kak," jawab Bilqis disertai senyuman.

"Ayo, gue anter ke kelas," ucap Dirga seraya menggenggam tangan Bilqis.

🌷🌷🌷

Suara bel istirahat terdengar begitu nyaring di seantero SMA Gold Garuda. Semua siswi berhamburan dari kelasnya masing-masing.

Sosok kelima lelaki kini memasuki area kantin yang sudah cukup ramai di kunjungi oleh siswa-siswi lainnya, langkah kaki mereka kearah tempat pojok yang biasa mereka tempati.

"Rald, pesen makan sana," perintah Aska yang langsung dihadiahkan jitakan kepala oleh Gerald.

"Dia lagi sakit goblok," sahut Ken tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel.

"Gue gak selemah itu sat," jawab Gerald kesal.

"Qis, pusing.. jangan pulang." Rafa meniru suara rengekan Gerald kepada Bilqis. Telinga lelaki itu memerah samar ia dengan segera menyumpal mulut Rafa dengan tisu.

"Kenzo ngajak balapan, taruhan nya uang 10 juta. Lo mau, Rald?" tanya Aska setelah membaca pesan yang di kirimkan seseorang.

"Dia itu maksa, gak boleh bilang nggak," sahut Arkan, Gerald berdehem menyetujui.

"Dia itu maksa, gak boleh bilang nggak," sahut Arkan, Gerald berdehem menyetujui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GERALD OR DIRGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang