Jangan lupa tinggalkan vote dan komen! Kalau 90 vote, 50 komen lebih aku cepet update. Kalau belum sampai target aku nda mau update...
Kalau komennya ngga sesuai target aku undur lagi up-nya.
Navya terbangun dari tidurnya. Suasana pagi hari dengan hawa dingin yang sangat menusuk batin. Sekujur raga tenggelam dalam dinginnya pagi. Navya merenggangkan tubuhnya yang terasa sangat pegal. Pandangannya tertuju kepada sebelah ranjangnya yang tidak melihat siapapun. Keningnya mengerut tidak melihat keberadaan sang suami.Navya menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Samar-samar dia mendengar suara seseorang sedang muntah. Navya bangkit dari kasur dan pergi ke dalam kamar mandi.
Di dalam Samuel tengah mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya yang terasa mual. Navya yang melihat sang suami pun menghampiri pria itu. Ia memeluk Samuel dari belakang yang membuat Samuel terkejut.
"Sayang..." ucap Samuel pelan.
Nada suara Samuel terdengar sangat pelan dan lemas. Navya menatap sang suami dengan khawatir. "Kamu mual?" Samuel mengangguk paruh.
Pria itu melepaskan pelukan istrinya dan kembali memuntahkan isi perutnya, namun hanya cairan bening saja yang keluar.
"Sam, kenapa jadi kamu yang ngerasain ini? Aku yang hamil. Harusnya aku yang rasain, bukan kamu, Samuel," ujar Navya tidak tega dengan suaminya.
Samuel membasuh mulutnya dengan air lalu menatap sang istri dengan tersenyum lembut. Postur tubuh Samuel jauh lebih tinggi daripada Navya. Sehingga membuatnya harus sedikit menunduk agar bisa melihat istrinya.
Pria itu menarik istrinya ke dalam dekapan. Tangan Samuel mengelus lembut punggung Navya. "Gapapa, sayang. Ini keinginan aku yang selama ini aku minta ke Tuhan. Aku malah ngga mau kamu merasakan masa-masa sulit kehamilan di usia kandungan muda. Itu membuat aku sakit dan ngga tega," bisik Samuel lembut.
Samuel terkekeh pelan. "Ternyata, ngga mudah dan ngga enak ya. Aku jadi bayangin dulu waktu kamu hamil Agnes. Kamu selalu ngerasain mual, ngidam atau hormon kehamilan lainnya. Sulit menjadi seorang wanita, Nay," sambung Samuel yang membuat Navya terdiam.
Bola mata Navya memanas. Dia mengeratkan pelukannya. Samuel tersenyum tipis, ia mengecup pipi istrinya lembut dan lama.
Navya melepaskan pelukannya lalu mengecup singkat bibir Samuel. Wanita itu tersenyum manis. "Mau aku buatin teh hangat?" tawar Navya.
"Boleh. Aku mau renang dulu sebelum pergi kerja. Sudah lama aku ngga olahraga," kata Samuel kepada istrinya.
"Oke. Aku buatin teh campur madu ya." Samuel mengangguk setuju.
Samuel menahan pergelangan tangan Navya. Tatapan keduanya saling bertemu. "Pastikan ngga ada maid yang datang ke area kolam renang. Aku ngga mau wanita lain lihat tubuh aku. Hanya kamu yang boleh, only my wife," tutur Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVYA: Secreet Wife
Romance-Don't forget follow, vote, and comment! -Don't copy my story! Jangan jadi plagiat kalau ingin mempunyai karya!!! WARNING! •CERITA INI PENUH DENGAN KATA-KATA TOXIC •AREA 17+ •ADA ADEGAN DEWASA! •Season 2 ••••••••••••••• "𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 �...