NSW: Wait For Me

1.1K 94 26
                                    

Navya menghampiri mertuanya yang sudah menunggu dia dan Farhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Navya menghampiri mertuanya yang sudah menunggu dia dan Farhan. Malam ini kedua mata-mata itu akan terbang ke Italy untuk menyelamatkan keluarga Navya yang menjadi tahanan musuh mereka.

Navya menatap Alvano dengan tatapan lekat. "Ayah, selama aku pergi, tolong jagain putriku. Sampaikan maaf aku juga kepada Samuel. Maaf, karena belum bisa menjadi istri yang penurut," bisik Navya.

Alvano mengangguk paham. Pria itu tahu akan posisi menantunya, dia bisa saja menghentikan misi ini. Namun, semua ini atas permintaan Navya. Navya sendiri yang ingin turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Jaga dirimu dengan baik. Pergi dalam keadaan selamat, maka pulang juga dalam keadaan selamat. Kabarkan Ayah jika ada hal sesuatu teradi di sana," jawab Ayah.

"Pasti. Nay, berangkat." Navya pun membalikkan badannya.

Wanita itu melangkah menuju jet pribadi milik mertuanya. Ia dan Farhan masuk ke dalam jet pribadi dengan perlengkapan misi yang sudah mereka bawa. Alvano pun juga mengutuskan dua dokter dan perawat untuk ikut mereka, agar jika terjadi sesuatu saat di perjalanan mereka bisa langsung di tanganin.

Alvano yang masih berada di lapangan landing. Dia tersenyum tipis, yang ia harapkan bahwa menantunya bisa selamat.

"Tuan, apa perlu kita kirimkan bala bantuan?" ujar Rafa.

"Kirimkan pesan kepada seluruh anggota inti Devil's Angel untuk datang besok pagi ke markas! Saya mempunyai firasat yang tidak enak," kata Alvano dengan menatap jet pribadi-nya sudah lepas ke udara.

Rafa terdiam, setiap firasat yang di rasakan Alvano, maka itu akan terjadi.

"Baik, laksanakan, Jendral!"

Sedangkan di tempat lain Samuel berada di ruangan putrinya. Saat dia tengah mengecek keadaan Agnes, ternyata anaknya kembali demam. Samuel menatap sendu anaknya, di saat seperti ini istrinya tidak ada.

Tangan Samuel mengelus kepala Agnes dengan lembut. "Nesa, maafin Papa, ya, nak. Karena akhir-akhir ini Papa sama Mama sering berantem. Papa hanya nggak mau Mama kamu terluka, apalagi sekarang Mama lagi hamil. Sekali lagi maafin Papa," bisik Samuel lembut.

Ia mengecup kening putrinya lama.

Drettt drett drett

Handphone Samuel bergetar diatas nakas, namun pria itu tak menyadarinya. Samuel menyalakan mode senyap pada handphone-nya. Ia tak mau ada orang yang mengganggu dirinya, saat ini Samuel ingin menjaga putrinya dengan baik.

Samuel menarik kursi lalu ia duduk. Pria itu tak akan tidur malam ini, ia takut anaknya kembali kejang-kejang. Ketika Navya pergi tadi, selang berapa menit Agnes mengalami kejang-kejang.

Hal itu membuat Samuel panik dan takut. Dia takut anaknya kenapa-napa.

Samuel menggenggam tangan mungil putrinya. Tatapan Samuel tak lepas dari Agnes. Anak perempuan yang terbaring tak berdaya diatas brankar membuat Samuel tak tega. Hati Samuel selalu merasakan sakit kalau melihat anaknya sakit.

NAVYA: Secreet WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang