NSW: I'm Here

1.8K 185 54
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen! Kalau 100 vote, 70 komen lebih aku cepet update. Kalau belum sampai target aku nda mau update...

Kalau komennya ngga sesuai target aku undur lagi up-nya.

*****

Navya membuka pintu kamarnya dengan membawa nampan yang berisikan makan malam untuk anak dan suaminya. Kening Navya mengerut tak melihat keberadaan suaminya. Pandangan Navya tertuju kepada kamar mandi yang terbuka, tidak mendengar suara air atau apapun.

Navya meletakkan nampan tersebut diatas nakas. Ia menghela nafas panjang, sudah pasti Samuel berada di ruang kerja pria itu. Navya melirik sekilas kearah putrinya yang masih tertidur nyenyak, merasa bisa ditinggal sebentar ia pun pergi ke ruangan Samuel.

Di ruang kerja Samuel sedang berkutat dengan laptop-nya. Pria itu memijat keningnya yang terasa sangat pusing. Pekerjaannya sangat numpuk, belum lagi besok dia harus terbang ke Surabaya untuk melihat perkembangan proyek.

Pintu ruangan Samuel terbuka dan menampilkan Navya dengan berkacak pinggang. "Samuel! Siapa yang suruh kamu kerja?" celetuk Navya dengan raut wajah dan nada yang garang.

Samuel melirik kearah sang istri. "Sebentar, sayang. Ini pekerjaan aku numpuk banget, besok harus terbang ke Surabaya juga," kata Samuel.

"OKE. KERJA AJA TERUS, NANTI KALAU TAMBAH SAKIT JANGAN CARI, NAY!" Pekik Navya lalu pergi dari ruangan suaminya.

Brakk!

Navya membanting pintu ruangan dengan kencang yang membuat Samuel terlonjak kaget. Pria itu mengepalkan kedua tangannya, emosinya tidak stabil. "Sabar, jangan marah. Dia istri lo, Sam," gumam Samuel.

Samuel mematikan laptop miliknya lalu bangkit dari duduk. Samuel menyusul istrinya yang kembali ke kamar. Di dalam kamar Navya sedang memeluk putrinya. 

"Nesa, mam dulu ya? Mama udah buatin bubur buat kamu," kata Navya lembut.

Anak itu menggeleng pelan. "Dingin mama," lirih Agnes.

Navya menatap sendu anaknya. Ia tidak bisa melihat keadaan Agnes yang seperti ini. Itu terlalu sakit untuk dirinya. "Mam dulu. Nanti mama peluk, ya?" bujuk Navya.

Samuel menghampiri istrinya. "Nay," panggil Samuel yang tidak di gubris oleh istrinya.

Navya mengecek suhu tubuh putri mereka yang tambah tinggi. Navya bangkit dari duduknya dengan raut wajah yang panik. "Sam, panggil dokter. Nesa tambah tinggi demamnya," lirih Navya.

Mendengar hal itu Samuel terkejut. Ia memegang kening putrinya, dan benar. Demam Agnes semakin tinggi. "Langsung bawa ke rumah sakit. Aku siapin mobil dulu, kamu pakein jaket ya." Samuel mengambil kunci mobilnya diatas nakas.

Navya mengangguk pelan. Ia membuka lemari dan mengambil jaket putri mereka yang dia simpan di lemarinya. Dengan perlahan Navya memakaikan Agnes jaket. Anak itu bergumam tidak jelas.

Dibawah Samuel buru-buru menyiapkan mobilnya. Bi Ira yang melihat wajah Samuel yang begitu panik pun bingung. "Tuan, ada apa?"

"Nesa demamnya tambah tinggi. Mau saya bawa ke rumah sakit," ucap Samuel kepada Bi Ira.

Bi Ira terkejut mendengar ucapan atasannya. "Bibi ikut ya, Tuan. Biar bibi bantu nyonya," kata Bi Ira dengan nada memohon.

Samuel mengangguk pelan lalu pergi keluar untuk menyiapkan mobilnya. 

Tidak lama Navya turun ke bawah dengan Agnes yang berada di dalam gendongannya. Bi Ira yang melihat itu menghampiri Navya. "Biar bibi aja yang gendong."

NAVYA: Secreet WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang