Samuel keluar dari kamar utama, dia menghela napas panjang karena harus menuruti permintaan istrinya yang tengah mengidam. Samuel melangkah menuju kamar orang tuanya, di depan kamar Samuel langsung mengetuk pintu secara perlahan lalu bersuara."Bunda, ini Samuel," ujar Samuel dari luar kamar.
"Masuk, Nak." Mendengar jawaban dari sang Bunda, Samuel pun memutar knop pintu lalu masuk ke dalam kamar orang tuanya.
Di dalam kedua orang tuanya sedang tiduran di atas kasur, sedangkan Alva tengah membaca buku di sudut kamar. Chika dan Vano menatap ke arah putra sulung mereka, "Ada apa? Sudah baikan dengan Navya?" tanya Bunda lembut.
"Kami nggak berantem," jawab Samuel.
"Terus kenapa sikapmu seperti itu tadi?" Vano menatap datar putranya, dia tadi ingin menemui putranya untuk menegur sikap Samuel yang salah, namun istrinya menahan dirinya.
Samuel menggaruk tekuk yang tidak gatal, "Entar deh aku jelasin, aku ke sini mau minta bantuan Bunda," kata Samuel.
"Bantuan apa?"
"Ajarin Samuel masak."
Chika dan Vano terkejut mendengar ucapan putra mereka, bahkan Alva yang tadinya sedang fokus membaca kini mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap kakaknya dengan tak percaya.
Alva menutup buku miliknya, "Abang kesambet apa? Biasanya juga suruh pelayan," celetuk Alva.
"Navya ngidam, dia mau makan masakan Samuel. Sebenarnya, Samuel nggak mau karena takut bikin istri dan anak Samuel kenapa-napa nantinya, tapi Navya tetap gigih mau makan masakan aku," jelas Samuel yang membuat keluarganya paham.
"Ya, kalau kamu minta bantuan Bunda artinya sama aja bohong. Itu jadinya masakan buatan Bunda, bukan buatan kamu, Sam," kata Ayah Vano.
"Maksudnya itu Bunda ikut aku turun ke dapur buat arahin aku harus ngapain, bukan bunda yang masak sepenuhnya." Samuel membalas perkataan Ayahnya yang sedikit salah paham dengan permintaannya.
Chika turun dari kasurnya lalu tersenyum, "Ya sudah, ayo bunda temenin. Anak bunda sayang banget sama istrinya ya? Sampai mau masak nurutin keinginan istri kamu," puji Bunda Chika lembut.
"Eleh, baru juga masak, kamu belum pernah disuruh panjat pohon, kan? Ayah tuh dulu di suruh Bunda panjat pohon buah apel yang banyak semut, terus ada ulet bulu lagi," ungkap Ayah Vano.
Vano masih merinding ketika mengingat masa-masa itu, dia harus menuruti keinginan istrinya yang aneh-aneh selama hamil putra mereka. Sedangkan Alva hanya diam saja, dia hanya anak angkat.
Alva penasaran, dulu orang tuanya pernah tidak seperti orang tua angkatnya yang seperti sekarang? Pikir Alva. Mengingat masa kecilnya yang sangat menyedihkan, bahkan dia dikurung di sebuah pulau lalu di selamatkan oleh kakak angkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVYA: Secreet Wife
Romance-Don't forget follow, vote, and comment! -Don't copy my story! Jangan jadi plagiat kalau ingin mempunyai karya!!! WARNING! •CERITA INI PENUH DENGAN KATA-KATA TOXIC •AREA 17+ •ADA ADEGAN DEWASA! •Season 2 ••••••••••••••• "𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 �...