Navya keluar dari ruangan Dokter setelah dirinya mendapatkan pemeriksaan. Farhan membantu Navya duduk di kursi ruang tunggu. Pria itu menatap sahabatnya. "Are you okay?" tanya Farhan dengan raut wajah khawatir.
"I'm fine, but, i'm tired. Masalah belum benar-benar selesai, Han. Gue ngga tahu harus jelasin apa ke mereka setelah ini," ucap Navya kepada Farhan.
"Nay, jangan pikirin itu dulu. Inget kata Dokter tadi, kandungan lo benar-benar lemah sekarang. Gue mohon sama lo, mulai sekarang lo harus hiatus dari misi, demi anak lo, Nay," pungkas Farhan lembut.
Melihat kondisi Navya saat ini benar-benar membuat Farhan merasa kasihan. Samuel tidak ada di sisi perempuan itu, padahal statusnya Samuel adalah suami dari Navya. Tetapi pria itu malah mengabaikan istrinya sendiri.
Navya menundukkan kepalanya. Dia merasa dirinya jahat. Bahkan dia tak memikirkan anaknya sendiri.
"Han, thank you banget lo ada disamping gue. Gue ngga tahu harus bilang apalagi ke lo sekarang," ucap Navya dengan tersenyum haru.
Farhan mengacak-acak rambut Navya. "Santai. Gue sudah anggap lo seperti adik gue sendiri, Nay. Lo ngga sendiri, ada gue, Letta, Mila, Bianca yang akan selalu ada disamping lo," kata Farhan.
Navya hanya bisa tersenyum. Mempunyai patner seperti Farhan adalah sebuah keberuntungan untuk Navya. Dirinya selalu dijagai oleh pria itu ketika mereka menjalankan misi bersama, dan Farhan sudah seperti kakaknya sendiri.
Kini keduanya hanya tinggal menunggu kedatang Mamanya Navya dan Alka. Keluarganya sudah tahu keadaan Silla yang tengah dirawat. Walau luka Silla tidak begitu parah, namun tetap harus mendapatkan perawatan agar tidak terjadi sesuatu kepada gadis itu.
"Navya, bagaimana keadaan kakakmu?" celetuk Mama Jessy yang baru saja sampe dengan Alka.
Navya bangkit dari duduknya lalu memeluk sang Mama dengan erat. Dia merindukan wanita itu, sangat rindu. Jessy mengulumkan senyumannya, ia membalas pelukan putri bungsunya dengan erat.
"Mama kangen kamu, Nak. Kamu dan keluargamu sehat, kan?" tanya Mama lembut.
Mendapatkan pertanyaan dari sang Mama membuat bola mata Navya berkaca-kaca. Dia mengingat keadaan rumah tangganya. Ia perang dingin dengan Samuel, lalu dirinya dijauhkan oleh teman-teman Samuel.
Navya melepaskan pelukannya, ia menunjukkan senyuman manis kepada Mamanya. "Sehat, Ma."
"Oh, ya, kakak gapapa kok. Luka-lukanya ngga begitu parah, tetapi masih harus mendapatkan perawatan di sini selama beberapa hari," sambung Navya.
Alka menatap adiknya. Pria itu dapat melihat kalau Navya memendam sebuah kesedihan. "Samuel apain lo?" celetuk Alka tiba-tiba.
Navya dan Farhan melirik ke arah pria itu. Navya mengerutkan keningnya bingung. "Maksud kakak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVYA: Secreet Wife
Romance-Don't forget follow, vote, and comment! -Don't copy my story! Jangan jadi plagiat kalau ingin mempunyai karya!!! WARNING! •CERITA INI PENUH DENGAN KATA-KATA TOXIC •AREA 17+ •ADA ADEGAN DEWASA! •Season 2 ••••••••••••••• "𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 �...