✨ Happy Reading ✨
"Aku ke toilet sebentar," bisik Adrea pada Adrian.
Adrian mengangguk. Kemudian Adrea bangkit dan sedikit mengangguk pada Tuan Mario dan dua wanita di sampingnya.
Mereka saat ini sedang meeting di kafe A.D.R.
Saat Adrea mencuci tangan di wastafel, salah seorang wanita yang bersama Tuan Mario tadi juga datang ke toilet.
Ia berdiri di samping Adrea. Merapikan make up-nya.
"Kamu Sekertaris Adrian?" Tanyanya.
Adrea mengerutkan kening. Tidak sopan sekali memanggil Adrian langsung dengan nama.
Adrea menggeleng.
"Kamu ... Pacarnya?" Tanya wanita itu dengan tatapan tidak percaya.
Adrea mulai merasa tidak nyaman. Adrea menggeleng, "Bukan," ucapnya.
Wanita itu tertawa, "kamu karyawan biasa? Ku kira pacar," ucapnya sembari memoleskan lipstik merahnya.
Adrea tertawa canggung, "Saya duluan," ucap Adrea segera keluar dari toilet.
Saat Adrea kembali, ternyata negosiasi masih berlangsung. Dia duduk diam saja. Salah seorang wanita masih duduk di samping Tuan Mario sibuk mencatat poin-poin penting.
Lima menit kemudian, wanita yang bertemu dengan Adrea di toilet kembali. Duduk diam, sama seperti Adrea. Dengan riasan wajah yang lebih menonjol. Dia terus menatap Adrian.
Adrea kembali merasa tidak nyaman. Ia meraih dasi Adrian. Memainkannya. Ia mengambil satu jepit rambut dari sakunya. Jepit rambut yang sama dengan yang ia pakai di kepala. Bedanya, berwarna biru saja. Dia jepitkan ke dasinya. Membuat wajah garang Adrian terlihat imut.
Adrian diam saja. Tidak menggubris dan melepas jepit rambut itu.
"Tolong bantu catat poin penting." Adrian menyerahkan MacBook pada Adrea.
Adrea melirik wanita yang di toilet tadi sebentar. Wajahnya terlihat kesal. Seolah merasa terganggu akan interaksinya dengan Adrian.
Adrea memeletkan lidah padanya. Salahnya membuat Adrea kesal.
Adrea tidak mencatat, melainkan membuka aplikasi perekam. Nanti tingga di berikan ke Asisten Fala untuk di rangkum.
"Senang bekerja sama dengan anda, Tuan Mardinata." Ucap Tuan Mario menjabat tangan Adrian.
"Ya, semoga semua berjalan lancar," jawab Adrian menyambut salaman Tuan Mario.
Tuan Mario mengangguk. "Ayo makan siang bersama terlebih dahulu," ucapnya dan di setujui oleh Adrian.
Mereka memilih-milih menu makanannya. Sampai saat Adrian akan memesan.
Adrea mengambil alih buku menu.
"Tolong satu beef steak medium well. Salad sayur salmon, dan mash potato," ucap Adrea menyerahkan buku menu kembali kepada pelayan.
"Baik, ada tambahan?" Tanya pelayan itu memandang Adrian yang memang belum menyebut pesanan.
"Oh iya, tolong air putih hangatnya dua, mbak,"
Pelayan tersebut mengulang list pesanan dan meminta untuk menunggu sebentar.
Sembari menunggu pesanan datang, mereka berbincang-bincang sebentar.
Saat makanannya sampai, mereka makan sambil melanjutkan obrolan.
"Ternyata Tuan Mardinata lulusan universitas Advance juga. Keponakan saya ini juga lulusan sana. Dia junior Anda pada saat kuliah," Tuan Mario menunjuk wanita yang berpapasan dengan Adrea di toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Pemeran Utama Laki-laki
Novela JuvenilReina. Bertransmigrasi ke tubuh tunangan pemeran utama laki-laki. Di dunia pertamanya, Dia mati karena menyelamatkan seseorang bocah kecil-tetangganya. Sebelumnya, dia telah berkonflik dengan Papa, istrinya, dan anak-anak haram mereka. Orang-orang t...