12. Plot Manipulasi

5.7K 375 3
                                    

✨ Happy Reading ✨

"Ian, Ac-nya nggak berfungsi?" Adrea kepanasan setelah pulang dari supermarket untuk berbelanja daging dan bumbu-bumbu lainya untuk barbeque di halaman.

"Tidak ada Ac."

Udara dingin alami disini. Tidak perlu Ac. Tapi entah kenapa Adrea merasa kepanasan. Suhu tubuhnya meningkat.

"Adrea ke kamar dulu, Ma. Mau ganti baju." Pamit Adrea yang di balas anggukan oleh Mama Adrian.

Adrea berjalan menuju kamarnya dengan lesu. Tubuhnya terasa tidak enak.

Adrea segera mengganti bajunya dengan yang lebih tipis. Kaos lengan pendek dan celana pendek sepaha milik Adrian. Dia mengambilnya Asal. Terlihat kebesaran untuknya.

Adrea berbaring sebentar di atas kasur. Memikirkan kenapa semuanya berbeda. Apa karena kedatangannya mereka menjadi berubah?

"Tidak ada yang akan marah'kan jika cerita sekarang dan seterusnya berbeda, Penulisnya tidak akan datang dan mengancam agar tidak mengacaukan plot?" Adrea bertanya pada ikan-ikan kecil hasil tangkapannya tadi siang.

"Apa aku harus mengikuti plot? Membiarkan Thania bersama Adrian dan aku pergi? Jika aku tetap bersama Adrian, Thania mungkin akan menjadi Antagonis."

Melihat ikan-ikan itu berenang kesana-kemari, Adrea kembali teringat akan ulah Adelia yang menariknya bersama untuk tercebur ke dalam air. Rasa dingin hingga ke tulang masih tersimpan di kepala Adrea.

"Adelia sialan!"

*****

"Apa kabar, Renia?" Seorang pria duduk di atas kursi membelakangi Adrea.

"Siapa?" Tanya Adrea pada pria itu.

Adrea melihat sekelilingnya. Mereka berada di sebuah ruangan hampa berwarna putih.

Perasaan Adrea, Ia tengah berbaring di kamarnya yang ada di villa.sekarang ia telah berada di ruang antah berantah ini. Apa ada seseorang yang marah plotnya berubah? Dan sekarang dia akan di adili?

"Renia, ini bukan kehidupan pertamamu." Pria itu berkata.

Kaki Adrea bergetar. Jangan-jangan dia adalah Si penulis.

"Kehidupan pertamamu berakhir menyedihkan. Ikuti instingmu, pikirkan dirimu sendiri. Setidaknya kamu memiliki panduan untuk melangkah." Lanjutnya.

Kursinya berbalik, tapi Adrea tidak bisa melihat wajahnya. Itu buram, Adrea merasa telah mengidap rabun secara instan. Benar-benar menyakitkan mata.

Adrea menunduk. Tidak kuat.

Pria itu melangkah mendekati Adrea. Adrea ingin mundur. Namun, kakinya seperti telah terpaku ke lantai.

Dua buah buku di sodorkan ke hadapan Adrea. Ia tersentak kaget. Buku-buku itu mirip dengan buku yang diberi oleh pemuda di kafe pada hari dirinya mendapat kenyataan tentang keluarga ayah dari seseorang yang disebutnya teman.

Ukuran, sampul, warna, sampai font yang di gunakan sama. Cuma, itu berbeda judul. Judul sebelumnya adalah "Badai". Berisi tentang kehidupan Thania sebelum bertemu Adrian sampai akhirnya dia bertemu, dan menikah dengan Adrian.

Judul buku yang pertama, "Dunia Renia" dan yang kedua adalah "Dunia Adrea". Pria itu memberikannya kepada Adrea.

Adrea mendongak. Menatap Wajah si Pria. Adrea bisa melihat wajahnya. Ia mendesis. Pantas saja suaranya terdengar familiar. Ternyata dia adalah orang yang sama dengan yang memberikannya novel di kafe.

"Apa maksudnya ini semua?" Tanya Adrea.

Pria itu menunjuk buku berjudul "Dunia Renia" dengan dagunya.

Tunangan Pemeran Utama Laki-lakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang