☁️Happy reading☁️
Adrea duduk termenung di taman belakang rumahnya. Kemarin, saat ia sangat bosan, ia keluar untuk makan siang di luar dan sekalian membeli dasi Adean.
Di luar dugaannya, ia mendengar pembicaraan teman SMP Adrian. Apa benar Adrian mengejar wanita di restoran kemarin dan Adrian tidak menyukainya? Sejauh ini, Adrian memang tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Adrea.
Adrian hanya menghargai Adrea sebagai tunangan yang telah di atur oleh kakeknya dan masih menunggu cintanya di SMP?
Adrea menghela nafas. Wajahnya terlihat murung, dan pikirannya kalut.
"Apa aku memang tidak bisa dengan Adrian karena sudah di atur penulis? Jadi kalau Thania gagal, akan ada orang lain lagi?"
Adrea mengacak rambutnya, merasa frustrasi.
"Kenapa jadi kalut begini, sih? Kan rencana awalnya juga pergi sejenak dan kembali untuk putus," Adrea terdiam sejenak, "tapi aku cinta Adrian. Apa aku bisa?" Lanjutnya.
Adrea mengangkat cermin ditangannya. Ia membuat berbagai raut wajah, dari wajah tersenyum, sedih, kesal, marah, hingga wajah menjulid.
"Apa aku kurang cantik? Dia nggak cantik-cantik banget. Justru masih cantikan Tiara. Siapa, sih, dia? Sil? Sil apa?"
"Udahlah."
Adrea bangkit dan membawa piring cookies beserta gelas susu yang telah kosong kembali ke dalam rumah. Meninggalkan cermin yang memang sejak awal berada di sana.
Di dalam ruangan ujung belakang, Adrea melihat para pekerja di rumahnya sedang nonton film Korea beramai-ramai. Ada Adean yang juga ikut. Beberapa orang tidak ikut karena sedang standby dengan tugas masing-masing.
"Nonton apa?" Tanya Adrea pada bibi Ann, pembantu yang paling cerewet di rumahnya.
"Nonton film Korea, non, yang kemarin bibi cerita. Lima menit lagi mulai. mari, non, gabung," ajaknya.
Adrea melangkah mendekat. Duduk disebelah Bibi Ann. "Yang action, horor, komedi itu?"
Bibi Ann mengangguk. Adrea melirik Adean yang duduk di sebelah Bi Ann sebentar, wajahnya terlihat santai dengan sebaskom besar popcorn di pangkuannya.
"Kak, minta," pinta Adrea menunjuk popcorn.
Adean mendelik. Memberikan lima biji kepada Adrea.
Adrea melongo. Pelit sekali. Dia menunduk menatap popcorn di tangannya. Ia segera melahap semua itu tidak cukup untuk dinikmati sepanjang film berlangsung.
Adrea memandang Adean sinis. Berdoa saja agar Adean tidak tersedak nantinya.
Tak lama kemudian, film akhirnya memulai tayangan perdananya. Pada bagian pembukaan film, kening Adrea berkerut, "Ini sih, film Thailand, bi, bukan Korea."
Bibi Ann tertawa kecil, "Iya ya? Bibi kira Korea,"
Adrea menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir. Tulisan, bunyi bahasa, logat, aksennya jauh berbeda. Sangat-teramat berbeda. Dari sisi mana yang dilihat Bibi Ann sampai mengira ini dari Korea?
Sepanjang film berlangsung, suasananya heboh sekali. Bukan karena berteriak karena muncul hantu seram tiba-tiba, tapi karena riuhan tawa. Hanya tiga puluh persen tegang, enam puluh lima persen tertawa dan lima persen sedih.
Bagian paling lucu menurut Adrea sepanjang film berlangsung adalah bagian dimana Adean tersedak dan dia tidak menyiap minuman. Ia puas sekali.
*****
Adrea kembali ke kamarnya dengan perut yang sakit karena terus tertawa. Ia terkadang masih tertawa ketika mengingat bagian-bagian lucu dari film. Membuatnya terlihat seperti orang gila. Untuk sejenak, ia melupakan kekalutannya tentang Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Pemeran Utama Laki-laki
Roman pour AdolescentsReina. Bertransmigrasi ke tubuh tunangan pemeran utama laki-laki. Di dunia pertamanya, Dia mati karena menyelamatkan seseorang bocah kecil-tetangganya. Sebelumnya, dia telah berkonflik dengan Papa, istrinya, dan anak-anak haram mereka. Orang-orang t...