11. "Adelia Sialan!"

5.7K 374 3
                                    

✨ Happy Reading ✨

"Ikan jenis apa yang ada di sungai itu?" Tanya Adrea setelah keluar dari pabrik pengolahan teh.

Tangannya menenteng tas berisi satu kilogram bubuk daun teh dan dua botol teh hijau dingin.

"Ikan Guppy."

Langkah kaki Adrea menuju gajebo biru terhenti. Ikan itu tidak cocok untuk dijadikan ikan hias.

"Mama nggak salah ingat? Mana ada Guppy sungai yang cantik? Itu nggak cocok buat jadi ikan hias, Ian."

"Memangnya ada berapa jenis ikan Guppy?" Tanya Adrian. Dia telah tiba lebih dulu di gajebo.

Adrea tertegun. Mungkinkah ikan Guppy disini berbeda dengan Guppy dunia Renia?

Adrian melepas sepatu dan kaos kakinya. Ia perlahan masuk ke sungai.

Adrea segera menyusul. Dia dengan tergesa meletakkan tas dan melepas sepatu serta kaus kakinya. Udara dingin pegunungan menerpa jari-jari kakinya. Dia berjongkok, melihat ikan-ikan kecil cantik. Guppy hias di dunia Renia.

"Ikannya di lepaskan, atau memang sudah ada?" Tanya Adrea. Cukup heran dengan ini.

"Alami. Tapi mereka tidak bisa hidup di semua sungai. Hanya di beberapa tempat. Termasuk disini." Jelas Adrian berhasil menangkap satu ikan. Airnya cukup tinggi. Itu cukup menyulitkan penangkapan, ditambah ikannya sangat lincah.

Di masukannya ke dalam toples plastik yang diminta dari pabrik pengolahan daun teh tadi.

"Mereka tidak butuh Aerator?" Adrea takut ikan-ikan cantik itu mati.

"Tidak. Tapi sebaiknya pakai."

Adrea gemas dengan ikan-ikan kecil itu. Dia bergegas ikut menangkapnya. Dia berjangkit kaget dengan suhu airnya yang super dingin.

"Hati-hati," Adrian meraih tangan Adrea. Kalau tidak, dia pasti telah membeku kedinginan dan basah kuyup.

Adrea merasa geli pada kulit tulang keringnya. Dia menunduk. Melihat satu ikan kecil berwarna silver mengkilat sedang mengigit-gigit kulitnya.

Tidak butuh waktu yang sejak Adrea terjun ke sungai, dia telah berhasil mendapatkan satu ekor ikan cantik.

"Yash! Ian dapat, aku dapat!" Seru Adrea memperlihatkan telapak tangannya yang sedang menganangkup ikan dengan airnya.

Adrian tanpa sadar tersenyum lebar. Ia menyodorkan toplesnya. Adrea memasukan ikannya. Senyum indah terpatri di wajahnya.

"Kerja bagus," pujinya.

Pipi Adrea memerah. Senang di puji oleh Adrian.

Adrea melihat ikan yang seluruh tubuhnya putih susu. Dia terpikat olehnya. Dia perlahan dan hati-hati menjebak ikan itu.

Tapi, Adrian tiba-tiba lewat di hadapannya. Ikan putih itu telah berenang entah kemana.

Adrea menggeram. "Ian!"

Adrian menoleh dengan wajah tanpa dosanya. Dia baru saja meletakkan topless-nya di pinggir sungai.

Adrian berbalik, "Kenapa?"

Adrea tercengang. "Kenapa? Kenapa katanya?!"

Hanya terlihat satu ikan putih, itupun sudah kabur. Adrea mengusapkan tangannya yang basah ke wajah Adrian.

"Rasain!" Adrea tersenyum puas.

"Rea...." Adrian merengek tidak terima.

"Cari ikan putih tadi. Pokoknya harus."

Tunangan Pemeran Utama Laki-lakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang