21. Masalah Lain

4.3K 322 16
                                    

✨ Happy Reading ✨


"Ian," panggil Adrea.

Adrian masih sibuk dengan setumpuk dokumen dihadapannya.

"Ian," Adrea kembali memanggil Adrian. Ia merasa bersalah karena sambal tadi sempat masuk ke mata Adrian.

Adrian masih diam. Tidak menggubris Adrea SMA sekali.

"Adrian, ih, sahutin Kenapa, sih?!"

"Hmm." Adrian akhirnya menoleh. Ia menatap Adrea dengan sebelah matanya yang memerah.

Nyali Adrea seketika menciut. Wajah Adrian terlihat semakin menyeramkan dengan mata merahnya. "Periksa mata kamu, takutnya nanti iritasi," ucap Adrea. Ia mengurungkan niat untuk bertanya tentang Sonia.

Adrian menatap Adrea sejenak, kemudian kembali ke kesibukan sebelumnya dengan dokumen.

Adrea mengerucutkan bibirnya. "Dih, sok cuek banget." Ia menatap Adrian dengan sinis. Ia bangkit dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan Adrian yang duduk terpaku di kursi kebesarannya.

Adrea keluar dari gedung melewati lobi. Ia melihat Tiara dengan asisten Fala di meja resepsionis. Mereka tampak serius. Asisten Fala membimbing Tiara seperti perintah Adrea.

Adrea menggerutu sepanjang perjalanan keluar ia berhenti sebentar di depan mereka.

"Selamat siang, nona Adrea," sapa Tiara. Asisten Fala telah memberitahunya tentang Adrea.

Asisten Fala menepuk dahinya pelan. Terlambat memperingatkan Tiara untuk tidak menyapa Adrea terlebih dahulu.

Dari wajahnya terlihat Adrea dalam mode “senggol, bacok”.

"Pindahkan dia ke tempat lain. Aku tidak ingin melihatnya ada disini setiap aku datang." Ujar Adrea. Entahlah, dia sangat sensitif hari ini.

"Saya cuma melakukan sesuai SOP, nona," ucap Tiara memberanikan diri untuk membela diri. Dia tidak mau bernasib sama dengan Kalista yang telah dipindahkan ke cabang kantor yang lumayan terpencil.

Adrea mengangguk. Alasannya masih bisa diterima.

"Apa lagi yang dia lakukan kali ini?" Tanya Asisten Fala. Ia penasaran. Sebab, setiap kali Adrea kesal pelakunya sudah pasti adalah Adrian. Ada saja yang dilakukannya yang membuat dia tidak habis pikir.

Ditanya begitu membuat Adrea kembali teringat masalah tadi. Di mana Adrian mengabaikannya.

Ia juga teringat bahwa di masa lalu hal ini juga sering terjadi. Seperti Adrian yang tiba-tiba muncul dalam kamarnya, wallpaper hp terganti dengan foto selfie Adrian, nama kontak di ubah, ringtone telepon berubah, membuatnya malu setengah mati saat berkumpul dengan teman-temannya. Bahkan pernah sarung bantal dan gulingnya berganti dengan wajah tengil milik Adrian.

Adrea tercengang ketika hal-hal itu lewat di kepalanya. Itu benar-benar kelakuan Adrian?

"Playing victim. Dia merasa jadi korban, tapi itukan akibat dari kelakuannya sendiri. Siapa suruh buat kaget begitu," Adrea mengomel.

"Kamu akan sering kesini?" Tanya Asisten Fala. Ia tersenyum menggoda.

"Kalau mamanya Adrian minta antar makan siang ya datang lagi. Udah ah, aku mau pulang," Adrea berjalan pergi dari hadapan keduanya.

Asisten Fala tertawa terbahak-bahak, "Uh, kasihan, kalau bukan karena mamamu mungkin Adrea bahkan nggak akan nengok ke arah kamu,"

Adrian tersenyum masam. Dia dari tadi berdiri dibelakang Adrea. Mendengar semua yang mereka obrolkan. Apa yang dikatakan Asisten Fala memang benar adanya.

Tunangan Pemeran Utama Laki-lakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang