4. Adrian merusak mood

10.9K 625 5
                                    

✨ Happy Reading ✨

Adrea tersentak bangun. Ia bermimpi di kejar oleh hantu. Benar-benar menyeramkan.

Adrea menoleh ke arah jam. Masih satu lagi dari jadwal ayahnya membangunkannya.

"Menyebalkan. Kapan aku bisa tidur dengan tenang seperti di hari Adrian datang dan seperti di rumah Adrian?" Adrea menghela napas.

Adrea memutuskan untuk bermain hp sebentar. Saat Dia membuka hp, rentetan notifikasi dari salah satu aplikasi media sosial masuk. Bunyinya berisik.

Kemarin Saat Adrea mengecek akunnya, terdapat ratusan ribu followers yang mengikuti. Nol diikuti dan dan empat puluh tiga postingan.

Postingannya aman. Tidak ada yang aneh-aneh. Hanya foto-foto Adrea Saat berlibur, saat makan, saat menghadiri pesta kolega-kolega kakak serta ayahnya.

Tidak terlihat hal berbau Adrian seujung kuku 'pun.

"Aneh, padahal dalam novel di ceritakan kalau Adrea adalah sosok yang sangat bucin pada Adrian. Tapi tidak ada Adrian sama sekali di sini," gumam Adrea sembari lanjut scroll layar. "Dia bahkan tidak mengikutinya. Apa Adrian yang tidak punya akun?"

Adrea kemudian mengetikan nama Adrian di kolom pencarian, dan ada! Followersnya lebih banyak ketimbang Adrea, tapi hanya ada sepuluh postingan. Itupun hanya berupa gambar punggung dan foto yang di ambil dari samping. Di sertai dengan caption estetik.

"Anak senja ternyata," gumam Adrea.

Ada salah satu foto yang mengundang perhatian Adrea. Foto Adrian yang menampakan setengah wajahnya.

Foto close up. Matanya yang tajam menatap lurus ke arah kamera. Memberikan perasaan berdebar pada Adrea. Caption-nya tertulis "faithfully waiting".

Adrea terkekeh geli. Tidak tau kalau di balik wajah datarnya Adrian terdapat sisi mellow seperti ini.

Senyum di wajah Adrea kian memudar kala pertanyaan "Siapa yang Adrian tunggu?" Melintas di kepalanya. Rentetan pertanyaan lain juga datang. Seperti; apa yang dia tunggu? Untuk apa? Apa dia sudah punya orang lain di hatinya? Apakah yang ditunggunya itu adalah si pemeran utama wanita? Ada sedikit perasaan sesak di dadanya.

Lama sekali Adrea memikirkan siapa yang ditunggu Adrian. Kalau sampai benar pemeran utama wanita, maka apakah plot cerita sudah berjalan?

Fotonya di posting sekitar sepuluh hari yang lalu. Itu saat dimana Adrian berkunjung ke rumah Adrea. Sudah sampai mana ceritanya?

Apakah belum terlambat untuk Adrea kabur dengan dalih berlibur? Melaksanakan rencananya.

Saat Adrea sibuk memikirkan hal-hal itu, tangannya tanpa disadari masing menggantung di depan wajah. Hpnya jatuh mengenai wajah Adrea yang memang tidur terlentang.

"Aduh!" Adrea mengaduh kesakitan. Mengusap-usap hidungnya untuk meredakan rasa sakit.

Ting!

Sebuah notifikasi muncul. Adrea memeriksa hpnya.

‘adr.ian_ mulai mengikuti anda’

Mata Adrea terbelalak kaget. Lebih kaget lagi saat melihat love pojok kiri bawah postingan Adrian telah berwarna merah. Tidak sengaja terpencet saat hpnya jatuh.

"Jangan bilang dia ke GeEr-an karena gue likes lagi. Nggak sengaja juga. Eh! Atau dia ke pencet juga? Nggak mungkin kan dia tiba-tiba jatuh cinta setelah gue kasih kulit ayam favorit gue?" Ujar Adrea pada dirinya sendiri.

Sudah lewat seminggu dari kunjungan Adrea ke rumah Adrian. Tapi kenangan itu seolah terjadi kemarin. Masih terasa fresh di kepala Adrea.

Jari telunjuk Adrea mengarah ke tombol love. Meng-unlike postingan Adrian. Tinggal bilang tidak sengaja terpencet saat lewat beranda. Kan memang dia tidak mengikuti siapapun. Maka, akan ada postingan-postingan random orang-orang yang lewat.

Adrea melemparkan hpnya ke sisi lain ranjang. Kemudian bergulingan di atas ranjang. Hatinya bergemuruh tidak jelas.

"Yang kemarin aja buat gue belum berani ketemu dia, sekarang nambah lagi!" Pekik Adrea menjambak rambutnya sendiri.

Bisa-bisanya Adrea tidak sadar ada di kamar Adrian. Tidur dengan santai di atas ranjangnya. Sedangkan yang punya tidur di sofa, sedang sakit pula!

Adrea baru sadar setelah menghabiskan satu ekor ayam goreng. Hanya sedikit yang diberikan kepada Adrian. Itupun cuma berupa kulit. "Aaaaakh!" Adrea berteriak keras saat mengingat kembali hari itu.

"Adrea, Adrea!" Suara Adean berseru memanggil di barengi ketukan pintu.

Adrea bangkit dan membukakan pintu, "kenapa, De?"

"Lo kenapa teriak? Bukannya turun makan. Udah siang nih. Lo...." Adean tidak mampu melanjutkan. Setelah nyerocos tiga kalimat.

Adean memindai penampilan Adrea. Piyama kusut, muka bantal dan rambut singa. Pasalnya, Adrea mengacak rambutnya tadi.

Adean tertawa. "Kacaan dulu sana, gue mau keluar bentar," ujarnya sambil berlalu.

Adrea mengerutkan kening. Apaan sih?

Adrea kembali berteriak ketika masuk kamar mandi. Penampilannya menyeramkan. Bagaimana bisa dia keluar dengan penampilan seperti ini?

Adrea merapikan sedikit rambutnya. Kembali keluar dari kamar mandi. Mengambil handuk. Matanya tidak sengaja melihat jam di atas meja. Matanya hampir melompat keluar. Sudah pukul satu, yang benar saja?! Selama itukah Ia bergelut dengan pikirannya? Dan kenapa ayahnya tidak datang?

"Berenang akan menyenangkan setelah hal-hal menyebalkan tentang Adrian," ucap Adrea. Ia segera bangkit mengganti piyama ke pakaian renang.

*****

Adrea turun dengan selimut yang membalut tubuhnya. Rumah telah kosong. Sepi. Bahkan tak ada pelayan yang berlalu lalang. Mereka akan datang saat di panggil. Biasanya ada di belakang. Mungkin sedang maraton Drakor. Adrea pernah ikut menonton. Sangat seru dibanding nonton sendiri.

Adrea melepas handuknya. Ia harus melakukan peregangan lebih dulu agar otot tidak kaku dan berakhir kram. Ia bisa mati tenggelam. Tidak ada orang di sekitar. Permintaan tolongnya tidak mungkin sampai ke ruangan para pelayan biasanya berkumpul.

Setelah peregangan, Adrea perlahan memasukan kakinya kedalam air. Sejuk. Kontras dengan udara yang panas. Adrea turun perlahan memasuki kolam.

Adrea berenang kesana-kemari. Menyenangkan, tapi lebih menyenangkan lagi jika ada teman. Akhirnya Adrea menyetel musik dari hpnya yang berada di pinggir kolam.

Bicara soal hp, Adrea jadi teringat tentang hpnya yang di lempar ayahnya dari balkon. Adrea kembali menyelam ke dasar. Mencari hp.

Tidak menemukan ponsel, tapi Adrea menemukan sebuah jam tangan.

"Loh, jam siapa?" Tanya Adrea. tiba dipermukaan air.

Adrea membolak-baliknya. Tertulis ‘Adr.ian’ di belakang jamnya. Adrea bingung. Kenapa bisa sampai kemari?

*
*
*
*
*

Hari ini pendek ngk sampe 1000 word. Karena nggak bisa konsentrasi, tetangga lagi hajatan. Gantinya, aku update lagi besok.

Vote, komen, follow jika berkenan ✨
Nambahin amunisi semangatku, hehe.

Maaf, aku ketiduran, molor update satu jam🤡

Tunangan Pemeran Utama Laki-lakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang