BAB 13

198 9 0
                                    

BRAK

Suara pintu yang ditutup kasar terdengar nyaring di kamar mandi di kamar hotel Gerald.

Setelah melepaskan seluruh pakaiannya Gerald berdiri dibawah shower dan menghidupkannya.

Brengsek

Bahkan air dingin tidak mampu membuat amarah Gerald redam. Bayangan bagaimana Aiza bisa tersenyum dan tersipu oleh orang yang baru dikenalnya benar-benar tidak bisa hilang dari pikiran Gerald.

Dan yang lebih parah dan membuat amarah Gerald tidak kunjung turun adalah ketika Aiza menerima suapan Stevan begitu saja.

Dan panggilan Zahra benar-benar mengganggu pikiran Gerald. Apa mungkin Stevan begitu mencuri hati Aiza hingga gadis itu begitu mengistimewakannya dan membiarkan saja lelaki itu memanggilnya Zahra.

BUG

Tanpa sadar Gerald memukul keras dinding kamar mandi dengan begitu kerasnya. Hatinya kalut memikirkan Aiza. Ia masih belum rela jika gadis itu punya tumpuan lain selain dirinya.

Tepat saat Gerald membuka pintu kamar mandi, suara bel pintu terdengar. Dengan hanya menggunakan bathroob Gerald segera menuju monitor di dekat pintu untuk memastikan tamunya.

Dalam hati, Gerald berharap bahwa orang itu adalah Aiza. Meskipun hal itu sangat mustahil.

Benar saja, yang datang memang bukan Aiza, tapi Amanda yang menenteng sebuah tas kertas di tangannya.

Dengan segera Gerald membuka pintu dan menyambut Amanda dengan semangat.

"Hi, sory aku ganggu kamu."

"Samasekali engga. Masuk."

Gerald dan Amanda berjalan beriringan masuk kedalam kamar hotel Gerald. Sebenarnya kamar hotel Gerald dirancang khusus oleh lelaki itu sebagai tempat tinggal sementaranya. Itulah kenapa, kamar itu dibuat menyeruoai apartemen diamana di kamar itu terdapat dapur, mini bar ruang tamu juga dua kamar tidur.

"Kamu mau minum apa?" Tanya Gerald yang audah ada didapur sementara Amanda gadia itu sedang menyamankan dirinya di kursi bar yang menghadap langsung kearah dapur.

"Air putih aja."

Gerald segera menyiapkannya dan membawanya oada Amanda. Lelaki itu lalu mendudukan dirinya disamping Amanda yang tengah mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Aku khawatir karena kamu tadi cuma makan sedikit." Ujar Amanda sembari menyerahkan sekotak salad pada Gerald.

"Makasih, sayang."

Dengan wajah sumringah Gerald segera menyantap makanannya hingga habis dalam waktu lima menit. Setelah itu, ia segera meraih minumnya dan meminumnya hingga tandas. Setidaknya, hal itu bisa menetralisir rasa manis yang memenuhi mulut Gerald karena laki-laki itu sangat benci dengan rasa manis. Tapi, sepertinya Amanda lupa dengan hal itu

"Kamu kelaperan banget yah, sayang?"

"Iya, aku kelaparan banget."

Bohong, Gerald berbohong. Ia menyantap makanan itu dengan cepat untuk menghindari rasa mual yang akan dirasakannya saat makan makanan manis.

Yah, Gerald benci dengan makanan manis, tapi Amanda sepertinya melupakan hal itu.

"Oh iya, kamu tahu aku disini dari siapa?"

"Aiza."

"Aiza?"

"Iya,intung ada Aiza. Jalo engga mungkin aku gak bisa jesini gara-gara ditahan sama penjaga dibawah dan gak dibolehin pake lift khusus kamu."

MARRIED WITH MY FRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang