BAB 2

341 13 0
                                    

Asap yang mengepul dari pembakaran membut suasana dingin di malam itu menjadi lebih hangat. Suara petikan gitar dan nyanyian absurd menjadi pengiring acara syukuran lahirnya anggota keluarga baru yang diadakan disebuah taman di rumah besar milik keluarga Reynald. Salah satu sahabat baik Gerald.

Acara kecil-kecilan yang dimaksud Reynald sepertinya tidak sekecil itu. Lihat saja! bagaimana taman belakang rumahnya dihias dengan sedemikian rupa hingga  terlihat lebih indah. Belum lagi Lira, Ibu reynald yang menyiapkan berkilo-kilo daging dan makanan lain yang akan dibakar.

Sebenarnya, tasyakuran kelahiran Reyna, anak Reynald sudah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu berbarengan dengan aqiqah bayi itu. Tepatnya tujuh hari setelah kelahirannya.

 Namun, diacara itu Aiza tidak hadir karena dia terserang tifus dan harus dirawat dirumah sakit. Gadis itu bahkah sempat pingsan dikantor hingga membuat seantero kantor menjadi panik. Terutama Gerald. 

Laki-laki itu bahkan ikut tidak menghadiri acara Reynald karena terlalu khawatir dengan keadaan Aiza yang sangat lemah. Dan lagi, tidak ada yang menemani Aiza dirumah sakit saat itu karena paman dan bibi Aiza belum sampai di Jakarta. Yah, paman dan bibi Aiza memang tidak tinggal di Jakarta, mereka lebih memilih untuk tinggal di Bandung. 

Karena alasan itulah Reynald memutuskan ntuk mengadakan acara BBQ ini khusus dihadiri oleh sahabatnya dan sahabat ayahnya yang tak lain adalah orangtua mereka. 

Disebuah kursi taman yang cukup jauh dari keramaian, Aiza terduduk sambil tersenyum geli melihat bagaimana Reynald dan Reynold, ayahnya berebut untuk menggendong si kecil. Mereka memang sudah terbiasa merebutkan hal sepele seperti itu. 

 

Gadis itu lalu melarikan bola matanya kedekat pembakaran, dilihatnya Ali yang sedang memetik gitar juga ayahnya, Andra yang bernyanyi absurd dengan suara yang tidak bisa dibilang merdu. Didekat mereka, ada keluarga Gerald termasuk alex  sedang memanggang makanan untuk semua orang.

Namun, senyuman geli bercampur bahagia itu berganti menjadi senyum pahit saat menyadari dirinya hanya duduk seorang diri. Tanpa keluarga. 

Dulu sekali, Aiza pernah merasakan hal seperti itu sebelum ayahnya mulai membawa wanita malam kedalam rumah mereka dan ibunya yang selalu menangis ditengah malam setelah memastikan dirinya tertidur.

“Kamu kok gak gabung?” Tanya Michel, istri Reynald yang tiba-tiba saja menghampiri Aiza dari belakang dan mendudukan dirinya disamping Aiza. Wanita yang baru saja menyandang status sebagai ibu itu baru saja mengambil selimut untuk si kecil dan tidak sengaja melihat Aiza yang hanya duduk termenung di kursi taman yang cukup jauh dari keramaian.

“Aku gak mau ganggu mereka, kak.”

Wanita berhijab itu menatap Aiza prihatin. Dia tahu apa yang Aiza rasakan, karena dia juga pernah berada dalam posisi Aiza.

“Tapi kamu juga bagain dari mereka. kami ini keluarga kamu. ” Ujar Michel dengan senyuman tulus diwajahnya.

Aiza milirik Michel sekilas lalu tertunduk dalam dengan senyum pedih diwajahnya. Dia tahu semua orang disini sangat menyayanginya, dia hanya merasa sedikit merindukan keluarganya.

Dengan sigap, Michel mengusap punggung Aiza mencoba menguatkan gadis itu. “Kamu itu beruntung Za, ada banyak orang tua yang bersedia menjadi orang tua kamu. Ada banyak orang yang bersedia menjadi saudara kamu.”

Aiza menegakan tubuhnya, menatap Michel yang masih tersenyum kearahnya. Michel memang benar, ia lebih beruntung daripada Michel. Ia memiliki khadijah dan Reno, mamang dan bibinya yang sangat menyayanginya selayaknya seorang anak. Ia juga memiliki banyak sahabat yang sudah seperti saudaranya.

MARRIED WITH MY FRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang