BAB 15

1.3K 35 0
                                        

"Al!" 

Gerald mengangkat kepalanya dari layar HP dan menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Laki-laki itu tersenyum melihat penampilan gadisnya yang begitu memukau, dengan baju pantai navi bercorak bunga putih juga riasan sederhananya, gadis itu memang pantas disebut sebagai model papan atas. Meskipun Gerald kurang setuju dengan bagian bawah dressnya yang terbuka juga bagian dadanya yang terlalu rendah. 

Gerald segera menghampiri Amanda dan menggenggam tangan kekasihnya lembut. "You look so beautifull."

"Gombal." Cibir Amanda dengan wajah tersipu.

Hari ini, Gerald berencana menghabiskan waktu bersama Amanda di pantai. Kebetulan, ini adalah pertama kalinya Amanda menginap di hotel itu dan datang ke pantai itu. Jadi, Amanda memilih untuk berjalan-jalan disekitaran sana.

Mereka berjalan disekitaran pantai, saling bercerita dan bercanda tentang kehidupan mereka masing-masing. Hubungan jarak jauh memang bukanlah hal yang mudah untuk mereka. Mungkin terasa berat diawal, tapi nyatanya mereka sanggup mempertahankan hubungan jarak jauh itu selama lebih dari 3 tahun. Terlebih mereka juga terhalang oleh restu Bram.

"Setelah bali, kamu akan pergi kemana lagi, Nda?"

“Paris. Aku akan jadi salah satu model di Paris pashion week.” Jawab Amanda dengan bangga.

“Kamu serius, Nda?” Tanya Gerald antusias diangguki oleh Amanda.

Lelaki itu langsung memeluk kekasihnya merasa senang atas pencapaian yang wanita itu raih. Paris phasion week adalah impian gadis itu sedari lama, bukan hanya paris sebenarnya, gadis itu mengincar 4 acara mode terbesar sekaligus, yaitu milan, londen, Paris dan New York. Milan dan New York sudah ia pijaki, tinggal paris yang akan segera tercapai juga London yang semoga saja bisa ia jejaki juga.

Kesenangan Gerald seketika menguap, lelaki itu melepaskan pelukannya saat ia mengingat sesuatu yang menganggunya. "Stevan ikut?"

"Dia pemilik agensi dan aku modelnya. Mungkin aja dia ikut."

"Kapan kontrak kamu berakhir?"

"Satu tahun lagi."

Gerald hanya mengangguk, jadi ia harus bersabar dengan hubungan ini setidaknya setahun lagi. 

“Kenapa? Kamu gak sabar untuk nikah sama aku?” Goda Amanda yang sukses menaikkan mood Gerald kembali.

“Bukan cuma itu, aku juga sedikit terganggu dengan kedekatan kamu sama dia.”

“Jangan bilang kamu cemburu?”

“Pastilah aku cemburu. Pacar aku kan cantik.” Gerald balas menggoda Amanda hingga pipi gadis itu merona dibuatnya.

"Al, aku mau naik itu."

Gerald menoleh ke arah yang ditunjuk Amanda, ternyata yang ditunjuk Amanda adalah jetski. Gerald mengernyitkan alisnya merasa heran dengan permintaan kekasihnya. Ini adalah pertama kalinya Amanda mengajak Gerald naik jetski. Ia pernah beberapa kali mengajak Amanda menaiki benda itu dan gadis itu selalu menolaknya.

"Kamu yakin?"

"Iya, ayo!”

Tanpa aba-aba, Amanda menarik tangan Gerald untuk berlari menuju tempat penyewaan jetski. adalah hal yang langka melihat Amanda begitu bersemangat untuk sesuatu. Apalagi sesuatu yang cukup menantang seperti ini.

Mereka diberi pelampung oleh sang penjaga sebagai penunjang keamanan. Gerald segera memakainya. Setelah itu, ia membantu Amanda sementara gadis itu tengah menyanggul rambut panjangnya yang tadi diurai. 

"Kamu yakin, Nda?" Tanya Gerald sekali lagi memastikan kesediaan gadis itu.

"Iya, sayang." Jawab Amanda yang sepenuhnya yakin.

MARRIED WITH MY FRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang