CUP
Aiza membelalakan matanya merasakan bibir Gerald menyentuh bibirnya. Untuk beberapa saat pikirannya tidak berjalan, ia berharap ini hanya sebuah mimpi, tapi salah satu tangan Gerald yang semula menahan tubuh Aiza yang kini berpindah ke belakang kepalanya segera menyadarkan gadis itu.Ini bukan mimpi, Gerald tengah menciumnya, sahabatnya tengah melecehkannya... Lagi.
Gadis itu memberontak kuat, tapi Lagi-lagi perbandingan tenaganya dengan Gerald menjadi penghalang. Alhasil, Aiza hanya bisa memukuli dada lelaki itu yang dihiraukannya. Hingga akhirnya ia mengerahkan kekuatan kakinya untuk mendorong tubuhnya menjauh dari Gerald.
Dan berhasil, tubuhnya lepas dari Gerald sementara lelaki itu terus tenggelam kebawah. Dengan sisa tenaganya, Aiza berenang cepat ke permukaan, ia tidak memperdulikan nasib Gerald yang mungkin tenggelam.
Ternyata di permukaan sudah ada Amanda dan Stevan. Jadi ini alasan laki-laki itu menariknya kedalam air, ia tidak mau kekasihnya tahu tentang perlakuan bejatnya.
Aiza tidak mau memikirkan itu lagi, ia segera berenang menuju jetski yang Gerald pakai tadi dan menaikinya.
"Aiza, Gerald dimana?" Tanya Amanda cemas.
Gadis itu hanya melirik Amanda sekilas lalu melajukan jetskinya setelah berucap lantang tanpa rasa bersalah. “Gak tahu, mungkin mati.”
Dari kejauhan Aiza bisa mendengar teriakan putus asa Amanda memanggil Gerald. Gadis itu menoleh ke asal suara, dilihatnya Amanda yang sudah menangis histeris mencemaskan kekasihnya.
Sementara Stevan lelaki itu sudah melepaskan pelampunya dan turun ke laut. Sepertinya lelaki itu berniat untuk menyelam dan mencari Gerald. Dalam hati, Aiza merasa lega melihat Stevan akhirnya berinisiatif mencari Gerald. Meskipun marah karena tindakan tidak senonoh Gerald, Aiza tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia sangat mencemaskan Gerald.
***
Semilir angin malam mendekap tubuh Aiza yang hanya mengenakan kaos ungu lengan pendek yang dipadukan dengan kulot hitam. Ia tidak menyangka, angin malam di tepi pantai akan terasa sedingin ini.
Yah, Aiza sudah pernah mengelilingi hampir seluruh pantai di pulau ini, tapi gadis itu tidak pernah mendatanginya di malam hari. Hera yang menjadi langganan teman sekamar kemanapun mereka melakukan busines trip selalu mengajaknya ke pantai di malam hari, tapi Aiza selalu menolak dengan alasan tidak ada yang bisa dilihat di pantai di malam hari selain kebisingan orang-orang yang berpesta disana.
Tapi sepertinya Aiza harus melarat hal itu, karena nyatanya cahaya terang dari bulan purnama yang memantul dan menyebar di permukaan laut mempu menenangkan hatinya yang tengah kalut karena kejadian tadi siang.
Tanpa sadar, gadis itu menyentuh bibirnya yang tadi dilecehkan Gerald. Berkali-kali Aiza mencuci bibirnya berharap ia akan melupakan kejadian itu dan rasa jijiknya. Tapi percuma, ia tidak bisa melupakannya bahkan gadis itu masih mengingat dengan baik bagaimana sentuhan itu di bibirnya.
Ia tidak menyangka Gerald berani melakukan itu dalam keadaan sadar. Dulu, Gerald memang melakukan pelecehan pada dirinya bahkan lebih jauh dari apa yang laki-laki itu lakukan tadi siang. Tapi saat itu, Gerald melakukannya karena pengaruh alkohol.
Malam itu, Laki-laki itu begitu kalut karena Amanda sempat memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Gerald yang memang sudah terbiasa dengan minuman memilih untuk melampiaskan kekalutannya pada alkohol.
Dan entah kenapa, malam itu Gerald memilih untuk mendatangi apartemen Aiza alih-alih pulang ke apartemnnya atau ke rumah orangtuanya.
Ia masih sangat ingat bagaimana dengan polosnya ia membuka pintu dan Gerald yang sedang kalut langsung menyerangnya. Aiza panik, berteriak meminta tolong yang jelas percuma karena tidak akan bisa didengar oleh siapapun karena apartemennya yang kedap suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH MY FRIEND
Romance"Aaaa" Aiza tidak bisa menahan suaranya karena terkejut melihat Gerald, sahabatnya sendiri tengah tertidur disampingnya, dibawah selimut yang sama dengan kondisi topless. Gerald yang mendengar teriakan Aiza seketika terbangun, ia terkejut dan bin...