Selesai menyimpan selimut, Aiza beranjak menuju ranjang untuk mengambil bantal, tapi kemudian ia teralihkan saat melihat wajah tenang Gerald yang terlelap. Alih-alih segera kembali, gadis itu malah mendudukkan dirinya disamping Gerald dan memperhatikan wajah suaminya itu.
Ini bukan kali pertama Aiza melihat Gerald terlelap, tapi entah kenapa ada yang berbeda saat ini. Tanpa sadar tangan Aiza bergerak menelusuri wajah Gerald dari mulai dahi, turun ke hidungnya yang mancung lalu berlabuh di bibir lelaki itu.
Sadar dengan perlakuannya yang absurd, Aiza segera menarik tangannya, tapi belum sempat tangannya menjauh, tangan lain menahan tangan Aiza untuk tetap berada ditempatnya.
"Kenapa ditarik? Terusin aja." Ucap Gerald yang entah sejak kapan sudah membuka matanya.
Ingin sekali ia menghilang saat itu juga. Bisa-bisanya ia terpergok oleh Gerald tengah memperhatikan leleki itu dan bahkan menyentuh wajahnya.
"Lo, lo belum tidur?" Tanya Aiza gelagapan.
"Belum. Ini kan malam pengantin kita, sayang." Jawab Gerald sesensual mungkin yang bukannya membuat Aiza tergoda, tapi malah jijik dibuatnya.
"Jangan macem-macem lo, Er!" Ucap Aiza sembari menarik tangannya berusaha melepaskan diri dari Gerald.
Tapi tidak semudah itu, Gerald tidak melepaskan Aiza begitu saja. Ia malah menarik Aiza hingga gadis itu jatuh menimpa tubuhnya. Dengan sigap, Gerald memeluk pinggang Aiza erat hingga gadis itu tidak bisa bergerak.
"Lepas, Er!"
"Gue gak mau lepasin Lo."
"Jangan macem-macem lo, Er!" Titah Aiza dengan nada mengancam tapi terselip rasa takut didalamnya.
"Kenapa? Lo kan istri gue. Jadi wajar kalo gue macem-macemin lo...aaaa!"
Didetik berikutnya Gerald harus berteriak kencang karena seperti biasa, Aiza mencubit pinggangnya kencang. Tak ayal hal itu membuat pelukan Gerald terlepas dan memudahkan Aiza untuk melepaskan diri. Lelaki itu sibuk mengaduh kesakitan memegangi pinggulnya yang sepertinya memerah.
"Lo gila yah, Az?" Teriak Gerald sembari mendudukkan dirinya dengan tangan tang masih setia mengelus pinggangnya yang panas.
"Lo yang gila. Inget sama perjanjian kita!"
"Gak ada aturan kalau gue gak boleh macemi-macemin Lo di perjanjian itu."
"Seenggaknya lo hargain gue, gue gak mau punya anak di pernikahan ini."
"Kalo itu alasannya, ada banyak kontrasepsi yang bisa nyegah itu semua."
Aiza menggeleng pelan melihat kelakuan Gerald. Bisa-bisanya ia bicara seperti itu dengan santainya pada Aiza. "Mendingan lo tidur deh, Er. Makin malem otak lo makin sengklek kayaknya."

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH MY FRIEND
Romans"Aaaa" Aiza tidak bisa menahan suaranya karena terkejut melihat Gerald, sahabatnya sendiri tengah tertidur disampingnya, dibawah selimut yang sama dengan kondisi topless. Gerald yang mendengar teriakan Aiza seketika terbangun, ia terkejut dan bin...