BAB 18

216 10 21
                                    

BUG

Entah kapan Reno berjalan mendekati Gerald dan menarik laki-laki itu menjauh dari tibuh keponakannya lalu memukulnya tepat diwajah. 

Tidak hanya sekali, Reno memukul Gerald berkali-kali hingga Aiza harus turun tangan melerai pamannya karena Bram hanya diam dengan tangan terkepal. 

Laki-laki itu marah tapi bukan pada  Reno yang memukuli putranya, melainkan pada Gerald yang sudah menodai seorang gadis. 

"Mang udah, Mang." Teriak Aiza masih mencoba menghentikan Reno. "Om bantu Aiza, Om. Gerald bisa mati."

Tapi Bram tetap tidak bergeming dan membiarkan saja Reno memukuli anaknya. Pria paruh baya itu mengerti bagaimana perasaan Reno karena ia juga punya anak perempuan. Bahkan saat ini, Bram harus menahan dirinya untuk tidak ikut memukul Gerald. 

Hingga entah dipukulan keberapa, Aiza nekat menjadikan tubuhnya sebagai tameng hingga tubuhnya terpental karena saking kuatnya pukulan Reno. 

"Aiza." Ujar Gerald dan Reno beramaan. 

Reno segera menghampiri keponakannya begitu juga dengan Gerald, tapi sebelum sempat Gerald menyentuh Aiza Reno menepis tangan Gerald kuat. 

"Jangan sentuh keponakan saya!" Larang Reno dengan napas nenburu menahan amarah. 

Reno lalu menggendong tibuh Aiza keluar. Gerald ingin menyusul, tapi tangannya dicekal oleh Bram. 

"Pah..."

BUG

Belum sempat Gerald menyelesaikan kalimatnya. Laki-laki itu sudah kembali tersungkur karena Bram meninju perutnya dengan kuat. 

"Pake baju kamu." Ujar Bram yang langsung melenggang begitu saja meninggalkan Gerald yang terkapar dilantai sembari terbatuk pelan. 

Di ruang santai, Reno tengah mengompres luka Aiza dengan es batu yang dibalut handuk kecil yang diambilnya dari dapur Gerald. 

"Kamu ngapain sih jadiin diri kamu tameng untuk si brengsek itu." Ujar Reno dengan nada kesalnya. 

"Karena Gerald gak salah, Mang."

"Jadi kamu mengakui kalo kalian melakukan itu atas dasar suka sama suka."

"Gak ada yang terjadi antara Aiza dan Gerald, Mang."

"Lalu kenapa kamu ada dikamar ini dengan pakaian Gerald melekat di tubuh kamu."

Aiza menatap kearah tubuhnya, memang benar ia hanya menggunakan sweter hitam milik Gerald yang menutupi hingga pahanya yang bahkan bagian bahunya tersingkap saking besarnya. 

Bukan  tanpa alasan ia berada di kamar Gerald dan menggunakan pakaian laki-laki itu. 

Semalam, Aiza tidak bisa masuk kedalam kamarnya karena key cardnya juga ikut hilang bersama dengan tas yang dicopet. 

Gerald tidak bisa menghubungi staf hotelnya untuk membawa key master hotel itu karena HP-nya mati. Sementara butuh waktu untuk Gerald pergi ke meja resepsionis dan meminta key masternya. 

Gerald yang tidak tega melihat Aiza kedinginan karena pakaiannya basah kuyup meminta Aiza untuk ikut dengan Gerald ke kamarnya dan mengganti pakaiannya disana. Sementara itu Gerald akan menghubungi staf hotel setelah HP-nya hidup. 

Karena Aiza tidak membawa pakaian, dengan terpaksa gadis itu meminjam pakaian Gerald dan akan menggantinya setelah ia sampai ke kamarnya. 

Sebelum kembali ke kamar hotelnya, Aiza dan Gerald makan malam bersama di ruang santai kamar laki-laki itu. Dan setelah itu, Aiza tidak mengingat apa-apa lagi dan besoknya terbangun disamping Gerald. Hanya itu. 

MARRIED WITH MY FRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang