*
🌸
*~~~
Timun Mas
"Emas nya mentari, membuat semangat menggunjang jiwa."
~~~
🌊
"Capek banget, eh btw.. di lengan lu tuh apa Sot?" Kitcha menunjuk kearah pergelangan tangan Sotcha.
"Ah? Ini.. Tali emas?!... bukannya itu punya Gasing sialan itu? Kok bisa tergelangkan di lengan ku.." Heran Sotcha dengan tali gasing yang melekat bagai gelang di lengannya.
"Kalok gitu, gasing nya mana?" Tanya Davin.
"Iyah.. Gasing nya mana?" Muncul pertanyaan dari mulut ke mulut, hingga sampai akhirnya mereka termenung.
Terdengar suara ngauman keras dari arah depannya.
AAAAKKHH!!
Suara tersebut menggema dan nyaris membuat telinga mereka berdarah.
Suara sebuah jejak kaki mulai semakin dekat.
Terdapat lengan panjang besar berwarna hijau, yang di sambut dengan mata merah nya.
Buto Ijo.
Sontak ketiga anak SMA itu berhamburan untuk mengamankan diri mereka masing-masing.
"Kalian semua! Lari!"
Suara gadis yang menyuruh ketiga anak SMA itu untuk lari.Mereka menuruti apa kata gadis yang sedang bergelantungan di akar pohon yang menjuntang.
Semua berlari kearah yang sama, menuju sebuah alas padang yang membuat mereka bingung akan pergi kemana.
Semua berhenti berlari, bingung untuk pergi kemana.
Dia Timas alias Timun Mas, mencegah Buto Ijo agar tak menangkap ke tiga anak tak bersalah itu.
Ia merabah-raba kantong yang selalu ia bawa di pinggang nya.
Sebuah terasi ia lemparkan kearah buto ijo dan menyuruh kembali mereka bertiga untuk berlari kearah angin.
Terasi jatuh tepat pada kaki Buto Ijo, yang akhirnya sebuah air lumpur keluar dari semua tanah disitu, lumpur itu perlahan-lahan menghisap kaki Buto Ijo.
"Hufh.. Cuman lumpur? Gak dalem Timas, aku saja bisa keluar dari sini!" Buto yang menyombongkan badan besar nya, lama kelamaan kakinya mulai lekat dengan lumpur itu.
Buto Ijo kesusahan dalam berjalan dan ia terperangkap disana, dia mengamuk serta berteriak sekencang mungkin agar seseorang bisa menyelamatkannya.
Namun takdir berkata lain, Timas dan Siswa SMA itu tak kunjung menolongnya karena takut untuk dimakan olehnya.
"Jangan sombong dulu Buto.. Daripada aku membantu mu untuk naik, lebih baik aku pergi menuju Mbok" Ungkap Timas dengan paras datar.
Timas hanya bisa melihat Buto Ijo yang tak berdaya dilumpur itu dan pergi bersama ketiga anak asing yang ia temui.
"Ahaha, maaf banget tadi.. dia mau makan aku, karena ada sebuah janji.. eh malah kalian ada disitu, jadi repot deh" Kata Timas berlarian bersama Ketiga anak SMA itu.
"Huh, dasar Timun Mas!" Ungkap Kitcha yang kesal berlari.
"Udah-udah istirahat-- sebelumnya, kalian anak sini?" Tanya Timas sembari ia memberhentikan langkah lari nya.
"Endak Mbak, kami bukan anak sini.. karena tempat ini gak familiar bagi kami, Mbaknya tau gak ini itu dimana?" Tanya Sotcha dengan sopan dan lembut.
"Ini Dracis-" Timas yang mendadak memotong kalimatnya karena tertuju kepada gelang emas yang terikat di pergelangan Sotcha.
"Eh, itu gelang mu.. Kok terbuat dari emas? Jangan-jangan kamu bawa Gasing Aksara yah!" Ungkap Timas menunjuk dengan jari telunjuknya mengarah tali gasing itu.
"Mbak nya kok tau.. Mbak nya yang buat?" Tanya balik Sotcha.
"Enggak.. Sebaiknya kalian harus mengembalikan kembali gasing itu ketempat yang aman.. kalian tau, gasing itu adalah gasing Aksara, gasing yang terkenal Ajaib sekali.. siapa yang memainkannya akan dijaga seribu cahaya.." Timas menjelaskan dengan rinci tentang Gasing Aksara terhadap Sotcha dan kawan-kawan.
"Sekarang mana gasing itu?" Tangan Timas yang menyilangkan tangannya.
"Eum.. gak tau, sudah ilang.. Hihi" Ungkap Kitcha.
"Ngomong-ngomong, kamu kok tau nama aku yah? Aku saja belum berkenalan dengan kalian" Ungkap Timas kaget yang langsung menatap Kitcha.
"Kayak nya.. Dracis ini dunia dongeng deh... Aduh gimanah jelasinnya.. Nanti kalok aku bilang ini dunia dongeng dan aku tau namanya gara-gara baca bukunya... entar mbak-mbak ini marah..." Kitcha yang menggurutu didalam hati.
"OH! maaf Mbak, jadi Timun Mas itu nama Mbak nya yah? Aku tadi ngasal doang sih, ahaha.." Kitcha grogi dengan kesimpulan yang ia ambil.
"Aneh.." kata Timas.
Mereka pun menceritakan apa yang terjadi sebelumnya, dengan rasa kasihan, Timas mengajak mereka untuk berteduh sekejap beberapa hari di rumah Mbok Rondo.
Dan Timas berjanji agar besok pagi bisa digunakan untuk mencari Fusa dan kawan-kawan nya.
____
MALAM tiba.
Sotcha menatap tali gasing ini, dan berpikir sejenak."Kok bisa gasing itu ke bumi, bukannya gasing itu udah di lahap sama ikan bangkai?"
Ucapan yang bisa ia pendam, pertanyaan itu muncul saat Timas menceritakan Gasing Aksara dan kronologinya.
🏜
To Be Continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
FUSA | Di Dunia Nusantara
Fantasy🌌 Dengan penasaran yang diujung tanduk. Mereka membuka kotak mewah itu, dan ternyata berisikan sebuah mainan tradisional, gasing Aksara. Rasa penasaran mereka belum cukup, akhirnya gasing itu dimainkan oleh salah satu siswa. Gasing itu berputar cep...