*
🌸
*~~~
Berhadapan Dengan Raja
"Aku tidak takut berhadapan dengan kau, aku hanya takut berhadapan kepada yang kuasa."
-Timas
~~~🌊
SEMENTARA di tempat Timas dan tiga anak tersesat itu.
Sotcha, Kitcha, dan Davin masih tertidur lelap diruang tamu sederhana dirumah Timas.
Sedangkan Timas, ia terlihat membereskan barang-barang kecil ke tas tenun benang yang segera ia bawa.
Tak luput ia menulis sebuah surat didepan meja, dimana sejajar ditempat Sotcha tidur.
Timas berlari keluar rumah tanpa sepengatahuan mereka.
Tanpa sebab yang jelas, Timas pergi.
____
Kukuruyuk!
Suara ayam jantan berkokok, tanda waktu pagi telah tiba.
Cahaya matahari pagi, menembus di sela-sela lubang rumah Timas, dan membangunkan Sotcha yang tertidur tampan.
"Ugh.. ah, udah pagi aja.. WEEE SEKOLAH!!!" Kaget Sotcha yang seketika membangunkan teman yang lain.
"HAH? IYAH SEKOLAH!- eh?.. Kita kan lagi gak dirumah.. Gimanah mau sekolah??- udah deh, kita bertiga disini di cap bolos sama Buk BK" Ucap Kitcha enteng, yang disambut amarah dari Sotcha.
"LO JANGAN NGOMONG ENTENG KEK GITU?! LO TAU? INI SEMUA JUGA GARA-GARA LO!! NGAPAIN LO NGELIVE TIK TOK DIWAKTU UPACARA, DAN-" Amarah Sotcha dilarai seketika oleh Davin, yang membuat suasana tak menjadi damai.
"CUKUP MAS SOT, GAK USAH SALING MENYALAHKAN! INI SEMUA SALAH KITA. KITA DENGAN RASA KEPO, GAK MANDIRI, DAN RASA SOK BERANI. TAU KAN KALIMAT KU INI?! UDAH INI MASIH PAGI, MENDING KITA MANDI LALU BERGEGAS CARI YANG LAIN!"
Seketika suasana menjadi keheningan yang tenang, dan warga setempat juga mendengar pentengkaran mereka, warga pun hanya bisa melanjutkan kegiatan perkejaan pribadi mereka.
Kitcha dengan rasa bersalah berlari kekamar mandi, lalu mandi dengan perabotan seadanya yang diberikan Timas.
"Mas Sot, udahan.. Aku mau cari udara segar diluar, mumpung masih pagi.." Ucap Davin sembari menepuk pundak Sotcha.
Sotcha menarik nafas kasar, lalu ia duduk dikursi, dan merenung.
Seketika mata nya tertuju pada kertas yang dekat dengan tempat tidurnya semalam.
Dengan heran karena semalam tak ada satupun kertas, ia lalu mengambil dan membaca tulisan pada kertas itu dengan cermat.
'Sotcha, maaf Kak Timas meninggalkan kalian.. Kak Timas ada firasat buruk terhadap Ibunda Kakak dan teman Kakak, jadi Kakak pergi dari rumah untuk melakukan perjalanan ke kerajaan Cangkuraban, segera Kak Timas menemui kalian lagi.. bila selamat! Do'a kan yah!'
__
BERSELANG waktu kepada Timas.
Ia sudah berada dikerajaan Cangkuraban yang sudah tidak semegah terdahulu.
Banyak sekali duri-duri tajam nan besar disekitaran kerajaan.
Timas berhasil melewati hutan hitam didaerah tersebut yang terkenal berbahaya.
Pemandangan yang cukup mengerikan, kerajaan atau istana Cangkuraban dengan berbentuk rumah adat Gadang yang besar itu sudah menjadi tempat angker.
Gapura khas jawa itu runtuh.
Di bawah gerbang, banyak duri besar dan dibawah nya terdapat jurang yang besar berisikan lahar lava yang mendidih, siapapun yang terpeleset jatuh akan tiada.
Kini ia berada digerbang besar kerajaan yang ditutupi oleh duri-duri hitam.
Ia memanjat dinding kerajaan, agar tak diketahui oleh Raja Manjra maupun Uri dan Saghirah.
Tepat di jendela yang hancur akibat Gasing Aksara, Timas masuk keruangan tersebut dengan perasaan tegang.
Demi menyelamatkan Cindelaras ia sampai rela meinggalkan murid SMA itu.
Tapi.. kenapa dia bisa tau jika Cindelaras ditangkap?.. Hmm
Dari belakang nya, terdapat Saghirah dengan mode asap merah yang seketika mendorong Timas hingga terjungkal masuk keruangan.
"Timas!" Suara khas dari Manjra yang mengkagetkan Timas yang terjatuh.
"Manjra? DI MANA CINDELARAS??!" Bentak Timas yang marah terhadap Raja Manjra.
"Memang kau Ayam Cindelaras? Huh!- Baiklah akan kutunjukkan dia, Timun Mas~" Suara Manjra dengan logat mengejek Timas.
"Ayo ikut aku!" tanpa ragu dan terkesan aneh, Raja Manjra menyuruh Timas mengikutinya kemana pun berada, apapun ia lakukan demi nyawa Cindelaras.
Seketika mata Timas terbelalak saat melihat Cindelaras yang menjadi batu.
Dengan diam-diam, Timas mengeluarkan gelang kristal yang ia bawa di tas nya, lalu menggelangkan ditangannya.
Jari-jemari Timas yang lincah, berhasil membuat retak patung Cindelaras menggunakan kekuatan yang diperoleh dari gelang sakti itu.
Raja Manjra yang kaget langsung menoleh kearah gadis itu.
Tak disangka, gelang itu adalah kristal Alam, sama seperti kristal Api. Namun, tempat mereka ditemukan sangat berbeda.
Dengan gesit Timas meloncat kemari guna mencegah serangan Raja Manjra.
"Huh? Kau Raja? Raja tak akan sesekali menyakiti rakyatnya! Kau hanya pengecut!" Timas meledek Raja Manjra, yang membuat Manjra tak lagi memperdulikan batu Cindelaras.
Dengan amarah, kekuatan api dan asap merah itu mulai ia keluarkan.
Namun sayang, Timas terdahulu menyembuhkan Cindelaras.
Cindelaras yang baru bangun, kaget melihat kemarahan Raja Manjra dan Timas yang sedang melakukan penyerangan.
Timas yang sedari tadi melompat-lompat untuk menghindar mulai kehilangan keseimbangan.
Dengan cepat, ia keluarkan akar yang menjalar untuk menarik Cindelaras dan mengeluarkan dari Istana.
Cindelaras ketakutan, dengan terpaksa. Timas langsung melemparkan Cindelaras dengan akar itu, dan tak tau kemana Cindelaras akan terjatuh.
Disisi lain.
Manjra terus menghempaskan serangan asap merah serta Api yang berkobar.
Dan dengan sekali hempasan, Timas jatuh.
Lalu Manjra mulai menarik kearahnya, guna mengambil sebuah gelang kristal itu.
"Hm.. Dasar gadis nakal! Lain kali aku akan membunuh mu!!- huh! Dengan ini aku bisa mengontrol Api, Alam di Dracis ini!! Terimah kasih gadis emas!"
Raja Manjra seketika membekukan tubuh Timas, dan sama seperti Cindelaras yang lalu.
Ia simpan Timas ditempat yang sama.
__
"Hah? Timas! Anakku!!"
⛲️
To be Continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
FUSA | Di Dunia Nusantara
Fantasy🌌 Dengan penasaran yang diujung tanduk. Mereka membuka kotak mewah itu, dan ternyata berisikan sebuah mainan tradisional, gasing Aksara. Rasa penasaran mereka belum cukup, akhirnya gasing itu dimainkan oleh salah satu siswa. Gasing itu berputar cep...