17# Tujuan

21 4 0
                                    

*
🌸
*

~~~

Tujuan

"Bersabarlah dan tetap berjuang untuk menuju tujuan yang sukses"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bersabarlah dan tetap berjuang untuk menuju tujuan yang sukses"

~~~

🌊


"Kita akan menuju, sebuah tempat yang begitu gelap, kita akan cari kristal itu" Cindelaras menunjukkan langit-langit gelap yang bergemuruh didepan sana.

Petir menyambar tak karuan, seakan tak diizinkan masuk kewilayahnya.

Suasana menjadi tegang kembali, tidak diberi nafas sekalipun di Dracis, rasanya seperti mati.

Dari arah lain, terdengar burung-burung gagak yang bertebangan, takut akan suatu hal.

Ternyata, Saghirah mengikuti mereka. Menuju tak terbatas, dirinya terus menerjang awan hitan itu. Dan sampailah Saghirah berdiri dipunggung garuda.

"Mau ambil kristal?" Ucapnya dengan nada sombong.

"Kalau mau ambil, ambil ini dulu" dengan sergap ia menarik Davin, Laysa, Kitcha, menggunakan asap merahnya, lalu mencengkram erat ketiganya.

"LEPASIN MEREKA GAK?!" amarah yang meluap-luap dari Sotcha, lalu Saghirah menghempaskan mereka bertiga yang tersisa dan terjatuh entah dimana.

Saghirah pun membawa mereka pergi, tak luput sang garuda juga Jantan yang sudah ia sihir, agar patuh dengannya.

Mereka terus berteriak, demi dapat pertolongan, namun, mereka sedang ada dilangit, burung pun tak dapat menolongnya.

Tanpa sadar, lautan samudera menampakkan diri. Mereka tercebur kedalam lautan itu, hingga tak sadarkan diri.

___

"HWAKKH" nafas mereka kembali, mereka tengah didaratan yang misterius, juga asing bagi Fusa maupun Sotcha.

Cindelaras bangun dari pingsan nya dan mendapati, ia tengah berada dipesisir daratan yang tak asing baginya.

"Ini.. ini, tempat menuju kerajaan!" Ucapnya girang, lalu menyadarkan mereka.

"Apa? Kerajaan? Kerajaan Cangkuraban yang pernah kau ceritakan itu?" Kata Fusa, sembari mengingat ingat.

"Iya, betul! Kita bakal menuju kesana.... Tapi, maaf.. aku tak bisa menjaga kawan kalian.." keluh kesah Cindelaras yang seketika membubarkan antusiasnya.

"Gapapa, kita cari bersama, pasti kita bisa nemuin mereka dan juga nemuin jalan pulang!" Antusias Sotcha agar Cindelaras tak merasa bersalah kembali.

"Tapi untuk kris-"

"Sudahlah Mas Cindelaras, walaupun gak dapet kristal itu, tapi kita punya gasing ini." Fusa yang menunjukkan Gasing tersebut.

Tetapi, Gasing yang mereka pegang kini retak, dan seketika mengagetkan mereka, apajadinya jika retak.

"Ya tuhan, apalagi ini?" Sotcha mengacak-acak rambutnya dengan frustasi yang meledak.

"Mau tidak mau, kita harus kekerajaan Cangkuraban segera. Dengan dua misi utama, yaitu.. Memperbaiki gasing, dan kedua menemukan teman-teman kalian." Terpaksa, mereka harus datang kekerajaan tersebut demi 2 hal tadi.

Mereka pun memulai perjalanan dengan memasuki hutan dipedalaman pulau itu.

Langit masih cerah, bak lampu yang menyala. Mereka yang sedari tadi masuk dihutan, kini tidak lagi.

Langit merah menyambut, kristal hitam runcing nan tajam juga menyambut hadirnya mangsa yang tersesat.

Dengan segera, mereka melangkahkan kakinya pelan-pelan, agar prajurit tak sadar.

Prajurit dengan berpakaian hitam ketat, serta batik yang menempel dipinggan, lalu riasan pada wajah yang terbuat dari darah itu, membuat mereka ketakutan.

"Apa kau dulu juga berdandan seperti itu?" Tanya Fusa dengan berbisik.

"Apa?! Eh, tentulah!" Kedipan mata Cindelaras bahwa ia jujur mengatakan itu, walau Cindelaras merasa malu karena deja vu saat melihat tentara prajurit tersebut.

Nampak ada rumah khas Papua yang berada dalam beberapa kristal disekeliling. Rumah itu sepertinya sendirian. Apa jangan-jangan itu bukanlah rumah?

"Nah, itu jalan masuk rahasianya.." ucap Cindelaras.

Ternyata, rumah itu adalah jalan masuk rahasia dari istana itu, yang hanya diketahui oleh prajurit saja.

Czzz..

Taaazz..

Obor menyala.
Pas sekaki api ini bisa diajak kerjasama, jika tidak mereka akan kesusahan melihat didalam.

Cindelaras mencari-cari sesuatu didalam rumah itu. Dan akhirnya, ketemu.

Ia menarik ranting itu dengan sekuat tenaga, dan akhirnya, ada sebuah jalan terbuka.

Mereka menelusuri tempat sempit itu dengan seksama, dengan hanya berbekal diobor ditangan dan gasing yang retak.





🎭






To be continue

FUSA | Di Dunia NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang