19# Petarung (1)

19 5 0
                                    

*
🌸
*

~~~

Petarung

"Akan kubuat dia sengsara, sesuai apa yang ia perbuat kepadaku dahulu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akan kubuat dia sengsara, sesuai apa yang ia perbuat kepadaku dahulu"

~~~

🌊

BEBERAPA menit yang lalu.

Teman-teman Fusa sudah menjadi batu, tak luput Aldo juga menjadi batu.

Tapi tanpa disadari ternyata air darah dari kolam suci itu bisa membuat mereka terbebas dari batu tersebut.

Aldo segera mencari teman-temannya entah kemana, banyak sekali darah disekelilingnya, ia pun hanya bisa berjalan dengan terseretnya arus ganas.

Aldo sampai ditempat yang tak ia ketahui, ia masuk melewati pintu besi yang kokoh itu. Saat ia buka, ternyata teman-teman mereka disitu terkurung didalam sel penjara yang terbuat dari api.

Tempat itu belum tersentuh oleh air darah, maka dari itu teman-teman Fusa masih menjadi batu.

Tepat ia membuka pintu besi itu, air darah itu mengalir masuk kedalam sana, dan mengeluarkan tubuh asli dari anak-anak yang menjadi batu itu.

Api masih belum padam, yah.. itu api sihir, hanya Raja Manjra saja yang dapat memusnahkan.

"Aldo!.. tolong kami!" Teriak mereka ketakutan.

Aldo bingung, lalu pandangannya tertuju pada sebuah kaca berbeda dari sel tahanan lainnya.

Aldo tak menghiraukan mereka yang berteriak, ia melihat ibu tua sedang memeluk sebuah batu.

Batu tersebut dililit oleh tanaman menjalar yang tak berduri, anak itu kasihan terhadapnya, tapi ia juga ingin menyelamatkan teman-temannya.

"Temen-temen! Disana ada ibu tua sedang menangis.. Api boleh aku bantu dia dahulu?.. karena ibu itu memeluk sebuah batu.. mungkin batu itu sama seperti kita" ungkapnya kepada teman-temannya.

Mereka pun mengangguk setuju, karena keselamatan orang tua itu lebih penting dari mereka. Segera Aldo pun, mengambil sebuah pedang palsu dari baju perisai yang ada dikerajaan itu.

Szzt..

Pedang itu sangat berat, ia tak mampu untung mengenggamnya lebih lama.

"Ibu.. kau dengar saya? Tolong agak menjauh dari kaca! Kaca ini akan segera saya hancurkan!" Arahan Aldo diangguki oleh wanita tua itu.

FUSA | Di Dunia NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang