10# Bertemu

40 5 0
                                    

*
🌸
*

~~~

Bertemu

"Dipertemuan pasti ada perpisahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dipertemuan pasti ada perpisahan."

~~~

🌊









DISUATU tempat.

Kitcha duduk ditepi sungai dengan perasaan bersalah.

"Seharusnya, gue gak ngelanggar aturan sekolah.. Gue terlalu eksis buat jadi selebgram.. Mama sekolahin gue kan buat belajar.. bukan.. main-main... Ma.. Pa.. Kitcha kangen kalian" Kitcha mendekapkan kakinya kedada nya dan air yang bening keluar dari pelopak mata Kitcha.

Air itu jatuh disungai.

Pas dengan Kadita yang lewat dari dalam sungai itu, ia melihat dari atas air bahwa ada seorang gadis yang menangis.

"Hiks.. Maafin Kitcha.."

"Untuk apa?" Kadita menyaut.

"Astaga! Siapa kau?!" Isakan tangis Kitcha terhenti akibat kemunculan sosok tersebut dan mulai menghapus air matanya.

"Humm~ sepertinya dirimu sama dengan eum... Laysa.. Apakah kau jiwa-jiwa yang tersesat kemari?" Tanya Kadita dengan menepuk pundak Kitcha.

"Uh? Tentu.. Gue- Eum.. maksut ku, iyah kita tersesat.." dengan salah kata yang tak sopan, ia berhasil memotong perkataannya.

"Kita? Apakah lebih dari 1 orang.." tanya Kadita yang kesekian kalinya.

Kitcha mengangguk bertandakan iya.

"Jika begitu, cepat kumpulkan mereka kesini! Aku ada penjelasan sesuatu!" Suruh Kadita kepada gadis berkepang dua itu.

Dengan segera, berpikir yang akan dijelaskan sosok aneh itu serius. Kitcha mulai berlari menuju rumah Timas, dan memanggil lainnya.

Suara pintu terbuka, membuat Sotcha dan Davin menoleh kaget.

Kitcha dengan segera, menyuruh mereka untuk kesungai di pedesaan tersebut.

"Kenapa kau tergesa-gesa?!"

"Iyah kenapa?"

Pertanyaan itu tak penting daripada penjelasan dari sosok tersebut.

Sesampai nya, Sotcha dan Davin terkejut dengan sosok itu.

Mata mereka terbelalak melihat paras cantik nya Kadita yang bak bidadari.

Dengan segera Kadita menjelaskan suatu yang penting terhadap mereka. Dan membubarkan fokus Sotcha dan Davin.

__

"Jika begitu, kalau ada bahaya kenapa gak baca mantra itu aja.." enteng sekali mulut kuda lumping ini.

Aldo ditatap sinis oleh Fusa dan membuat Aldo hanya tersenyum.

"Mbok pikir, gampang a maca Aksara Jawa? Masio aku iki wong jawa, tapi lambeh ku gak isok mbaca e.. awakmu gelem mbaca e, hah?!" (Kamu pikir, gampang baca Aksara Jawa? Meskipun aku ini orang Jawa, tapi mulutku tak bisa baca nya.. apa kamu mau bacanya, hah?!) Fusa membentak Aldo dengan menunjuk dengan jari telunjuknya.

"Bisa gak nada bicara nya gak perlu ngegas?" Aldo menunduk dengan berkata demikian dan kepala Fusa ikut menunduk karena tau sebenarnya sifat Aldo ini, Fusa pun memakluminya.

"Do, maaf.. Aku dari kemarin bentak kamu terus.. lagian, mulut kamu bener-bener enteng banget.." Fusa menepuk pundak Aldo dan memeluknya.

Aldo dari dulu kecil mempunyai mental rendah saat dibentak, entah karena ada trauma tersendiri atau yang lain. Jika dirinya dibentak, ia akan menunduk agar bisa menahan sebuah amarah maupun tangisnya.

"Iyah Fus.. Gapapa chuy- eh.. itu siapa yang lari kesini?" Mata Aldo beralih kepada 3 anak yang berlari berarah ke gua itu dan ternyata mereka itu.

"ALDO!!" teriakan dari arah yang tertuju pada mata Aldo.

"Kalian??" Fusa melebarkan mata nya lebar-lebar.

"Iyah.. ini kami!!" Suara yang sedang mengatur nafas karena berlari.

Kitcha menampak diri terlebih dahulu dan disusul yang lain.

Laysa seketika memeluk sahabatnya.

Tak luput Fusa dan kawan-kawan nya, mereka riang gembira.

Walau beberapa hari tak ketemu akibat tersesat, mereka tetap rindu.

Sebelum kegembiraan itu berakhir. Uri yang sedari malam dan pagi mencari mereka, akhirnya menampakkan diri.

Belum menjelaskan apapun bagaimana Kitcha dan sekutunya bisa menemui Fusa. Mereka langsung diburu oleh Uri.

Seperti serigala yang lapar, Uri dengan tubuh manusia setengah asap merah itu. Mengejar mereka, dengan cepat mereka berlari kedalam gua dalam keadaan panik tak terkira.

Sialnya, pilihan yang buruk untuk masuk kedalam gua sebagai keamanan diri.

Sialnya lagi, si Aldo itu tersandung batu dalam gua itu.

Dengan sergap, Uri menangkap Aldo dan menyatukannya menjadi habu atau asap merah.

"ALDO!!" Teriak teman-temannya.

"Lewat sini! Ucap Kadita menunjuk sebuah lubang dalam gua itu yang sebelumnya tak ada.

"Cepat! Uri semakin dekat!! Masuk kedalam sini!" Kadita semakin membuat mereka tergesa-gesa.

Tanpa peduli, Davin duluan masuk kedalam lubang itu.

Disusul Sotcha dan Fusa.

Kitcha ketakutan, karena lubang itu gelap dan dapat membuat dirinya meluncur. Lalu, Laysa menarik lengan Kitcha dan meneriaki nya.

"AYOK! MELBU O KITCHA!!"(AYO! MASUK LAH KITCHA!!) Teriak Laysa dengan bahasa Jawa lokalnya, sembari menarik lengan Kitcha.

Dengan keras, Laysa menarik Kitcha dan meluncur kedalam sana.

Sementara itu, Kadita. Ia harus dihadapkan kepada Uri yang memiliki otot-otot kekarnya dan asap disekelilingnya.

"Awakmu! Kadita!"(Kamu! Kadita!) Mata merah melotot dari wajah Uri dan menudingkan telunjuknya kepada Kadita.

"Hum?.. Opo? Mbok kiro kowe isa njupuk Gasing Aksara iku?.. Gak usah sok jago!" (Hum?.. Apa? Kau kira bisa ambil Gasing Aksara itu?.. Tidak usah sok jago!) Kadita menantang Uri dengan menyemburkan sebuah Air dari lengan nya kepada Uri.

Sontak Uri terpentalkan akibat air itu.

Itu termasuk kode untuk menantang.

Amarah Uri terguncang akibat Kadita, seketika sebuah asap merah mengepung Kadita dalam gelapnya gua itu.

___







🪅









To be continue..




Hai KUKI Readers..
Maaf yah, Rey sedang sibuk untuk sekolahnya, pas banget Rey juga kurang fit. Jadi, maaf jika cerita nya pendek banget dan lama UP.. 🥲

Rey usahakan bisa UP story ini sampai tamat kok.
SEE YOU IN NEXT CHAPTER!

FUSA | Di Dunia NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang