15# Cahaya Kaca (1)

23 4 0
                                    

*
🌸
*

~~~

Cahaya Kaca

"Berlari diatas pelangi, ikuti cahaya terang sebagai patokannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berlari diatas pelangi, ikuti cahaya terang sebagai patokannya."

~~~

🌊

CINDELARAS hanya menghiraukan perkataan itu dan mengahlikan sebuah topik.

Laysa murung mendengarnya dan memanglingkan wajahnya.

"..Ah sudahlah, aku tak tau mengenai kematian maupun keabadian, mari kita kepulau itu!" Antusias Cindelaras yang seketika dibubarkan oleh Fusa.

"Gimanah cara kesana?" Tanya kembali Fusa.

"Oh yah, aku lupa! Jadi kita lewat jalur pelangi!" semangat Cindelaras dengan mengepalkan tangannya keatas.

"Udan.. mudun.." (Hujan turun!)

Seketika langit yang berwarni-warni menjadi gelap. Bunga Arnoldi yang lenyap tertutup tiba-tiba.

Air rintik-rintik turun membahasi mereka, dan seketika..

WUSSHH

Angin topan dari bawah mereka muncul untuk melahap, badan yang berat seketika terasa ringan.

Dan membawa mereka naik.

Mereka berputar-putar dalam alunan angin topan itu.

Lagi-lagi Fusa mual. Yah sudah biasa, dia mabuk.

Cahaya kuning terang seketika muncul dari celah awan dan menyinari topan itu. Seketika lenyap dan mereka jatuh.

Pelangi muncul dan mereka mendarat diatasnya. Warna-warni bergemerlap dijalan pelangi, bak glitter berwarna-warni yang melayang diangkasa.

"Aku gak percaya ini, kita terbang?!" Terkejut Kitcha.

Mereka berlarian dipelangi yang menjulang semakin tinggi, yah, dimana ujungnya?

"Lama banget sampenya.."

Semua lelah dan berhenti.

Seketika pelangi itu pudar lalu menjatuhkan tubuh mereka.

Seperti biasa, mereka menjerit takut.

Tanpa disangka-sangka mereka mendarat tepat di pulau bercahaya itu.







🍃















Pulau Layang Mentari

SUARA benturan mereka terdengar menggemah dalam pulau itu.

"Temen-temen, ayok berdiri.." Ajak Cindelaras membantu mereka untuk berdiri.

Mereka sampai pada tanah yang diselimuti kaca, tempat ini mewah sekali.

Tak hanya mewah, tapi juga canggih.

Ada pulau secanggih dan modern sekali di Dracis ini. Tetapi mengapa tak dihuni penduduk?

"..Kok gak ada satu orang pun disini?" Tanya Davin menghadap Cindelaras.

"Aku pun tidak tau, dulu aku pernah diajak oleh sahabat Ayah ku kesini.. Dulu tempat ini ramai penduduk.. Tapi entah mengapa sekarang sepi.." keluh Cindelaras menatap kesekelilingnya.

Mereka berkeliling ketempat megah ini, banyak sekali yang tak masuk akal.

Walaupun tak ada seorang pun, tapi tempat ini sangat bersih dan tertata rapi.

Mereka terus menulusuri tempat sepi ini dan tetiba menemukam sebuah pesawat yang telah menjadi bangkai di pulau itu.

Sebelum menyampari benda itu, mata jelih mereka melirik ke sebuah Rantai emas yang mengantung dilangit-langit pulau.

Dan ada pohon beringin indah di tengah pulau itu.

"Ini kali pertama aku melihat benda-benda canggih dan legendaris di Dracis, lalu ini pesawat? Kok bisa mendarat disini?" Ucap Davin yang diberi anggukan oleh teman-temannya.

"Nama benda ini? Pesawat? Ouh.. Aku baru tau!.. Baik mari ikut aku!" Cindelaras menarik lengan Davin dan menggeret mereka kearah bangkai itu.

Saat masuk kedalam bangkai pesawat, tiba-tiba cahaya kuning itu masuk kedalam bangkai pesawat dan BUMM. Terlihat sebuah kristal berbentuk bintang berwarna putih dengan gradasi kuning mengkilap, dengan disekelilingnya adalah air yang mengambang.

Tanpa aba-aba mereka melintasi air yang mengambang itu dan mengambil kristal.

KRAWKKH!

Tak disangka-sangka, seekor burung Garuda raksasa menebas mereka.

"Oh! Aku lupa, dia adalah penjaga kristal ini!.. Semua ayo menghindar!" Dengan bodohnya, disituasi seperti ini Cindelaras malah berbasa-basi.

Dap.. Dap.. dap..

Suara larian anak tersesat sama persis dengan suara kaki kuda. Entahlah, mereka tak dikasih nafas damai di Dracis.

__

KEMBALI ke Kerajaan Cangkuraban, Raja Manjra menatap kolam suci yang terlihatkan bayangan Fusa dan kawan-kawan sedang berlarian akibat burung Garuda itu.

"Sungguh, ini sangat seru.." ucapnya dengan senyuman dinginnya.

Dengan segera, ia memerintah Saghirah mengambilkan ketiga kristal itu kembali. Buruk sekali, ide itu muncul dibenak Manjra.

Ketiga kristal itu dibuang kedalam kolam sihir itu, dan ia bacakan sebuah mantra.

Sekejap, cahaya ungu keluar dari air yang ada dikolam itu. Akhirnya, ketiga kristal itu menjadi satu-kesatuan.

Bentuknya segitiga layang-layang, dengan warna biru bergradasi ungu. Dan jenis kristal apa itu?

Manjra mengambil kristal dari dalam air dan seketika..

AAAAWKKHH!!








🦅




To be continue..

FUSA | Di Dunia NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang