11# Kejaran

30 6 0
                                    


*
🌸
*

~~~

Kejaran

"Kejarlah mimpimu hingga keujung dunia"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kejarlah mimpimu hingga keujung dunia"

~~~

🌊









"AAAAHH!!!" suara jeritan dalam lubang yang sangat licin.

Mereka berlima berada dalam lubang yang penuh dengan lumut dan serangga yang liar.

Tak tau ujung dan akan berhenti meluncur dimana, tiba-tiba sebuah kristal hitam yang tajam, muncul dari bawah permukaan tanah.

Kristal tajam itu semakin banyak dalam lubang itu, dan mau bagaimana lagi, mereka tak bisa berlari didalam lubang itu. Karena licin akan lumut, mereka hanya bisa merusut kebawah.

"Woi! Ap- apaan itu?!" Teriak Davin dengan kepalanya yang menoleh kebelakang sebuah kristal.

"Kok ada gituan sihh?!" Rengek Kitcha yang menutup matanya dengan kedua telapak tangan, dan sesekali menoleh.

Saat mata mereka melihat sebuah cahaya dari ujung lubang, tiba-tiba kristal hitam itu menutup jalur mereka untuk keluar.

Mereka yang sedari tadi meluncur tiba-tiba terhenti oleh kristal hitam yang panjang dan runcing itu.

Panik tak terkendali, semua tak tau mau bertindak apa lagi.

Kitcha terus menutup matanya dan tak membuka sekali pun, ia takut jika nyawanya melayang sekarang.

Sementara, Sotcha dan Davin, memukul-mukul kristal itu, berusaha agar benda itu pecah.

Laysa yang panik juga mulai berpikir dengan jernih.

Ia menarik nafas dan membuang nya, dan begitu seterusnya.

Sampai ia menemukan sebuah ide.

Laysa ingat perihal perkataan dari Cindelaras, bahwa "Baca ukiran Gasing Aksara jika ada ancaman".

Dengan segera Laysa memberitahu Fusa untuk memberikan Gasing Aksara itu kepada dirinya.

"Fusa! Cepat serahkan gasingnya ke aku.. Cepat!!" Laysa menepuk-tepuk pundak Fusa secara serentak hingga tubuhnya terguncang.

Fusa yang panik, hanya mengikuti arahan Laysa, dan menyerahkan Gasing itu padanya.

Setelah diserahkan kepada Laysa, ia mulai mencoba membaca ukiran aksara Jawa yang tak mudah dibaca.

"P-Puter.. Cah-ya.. Ih apasih ini??!!!" Laysa bingung dan melototkan matanya kearah ukiran tersebut.

"Akh! Sial.. susah banget!" Laysa menggosok-gosok rambutnya dengan kesal.

Sebuah ide tiba-tiba muncul kembali dari benaknya, ia ingat bahwa gasing itu yang membuat portal kemari. Mungkin dengan cara memutar gasing itu, dia bisa membuat kristal itu hancur.

"Eh ada yang nemuin tali gasingnya gak?" Tanya Laysa.

"Di aku Sa, bentar ini susah banget dilepas!- Davin kamu kan pinter silat, coba deh pecahin kristal yang kecil itu" Sotcha yang menunjuk kearah sebuah kristal yang kecil dibawah kaki Davin.

"S-siap Mas!" Dengan sergap ia memecahkan kristal tersebut dengan tendangan dari kakinya.

Kristal tersebut menjadi berkeping-keping dan ia berikan kepada Sotcha.

"Ekhh.." Sotcha mencoba untuk memotong tali emas itu dengan keras, hingga pada akhirnya terlepas dari pergelangan tangan Sotcha. Lalu, dengan tergesah-gesah, Sotcha memberikan tali itu kepada Laysa.

Sergap mengambil, Laysa langsung melilitkan tali dibadan gasing tersebut, dan melemparkan kearah kristal yang menghalangi jalur.

Gasing itu bercahaya terang keemasan, hingga cahaya yang lembut itu dapat mempecah belahkan kristal yang besar itu.

___

SEMENTARA Ratu Laut Selatan, ia masih berhadapan kepada Uri.

Dengan sekejap mata, Kadita merubah dirinya menjadi air dan mengalir kerah lubang yang diseluncurkan oleh anak-anak yang tersesat itu.

Uri menyadari itu, dengan amarah yang meluap-luap, ia menyusul Kadita kedalam lubang itu.

___

SETELAH pecahnya kristal itu, mereka harus menghadapi satu hal yaitu..

Ternyata lubang itu mengarah kesebuah jurang, yang dibawahnya terdapat bangkai Suro yang sedang membuka mulutnya.

Mau tak mau, mereka harus melompat kebawah bangkai Suro itu.

Menelan ludah kasar, Fusa ditarik oleh Kakaknya Sotcha.

"Mas.. tolong jangan tarik tangan Fusa Mas!-" tanpa aba-aba Sotcha yang menutup matanya menarik lengan Fusa dan terjun bersama.

Tangan Fusa meraih Davin dan seketika jatuh bertiga kebawah.

Kitcha terus menutup matanya, dan Laysa seperti Fusa, menelan ludah kasar.

Laysa juga takut dengan ketinggian, tapi mau tak mau, ia harus melompat.

Dengan takut, ia langsung menyeret tangan Kitcha dan jatuh.

Mereka jatuh bersamaan.

Lalu Gasing Aksara beserta talinya, ada pada samping kiri Davin. Dengan segera ia meraih Gasing itu.

Dan sesampai nya mereka mendarat tepat pada mulut depan Suro yang terbuka.

Demi menghindari tangkapan Uri, mereka serentak berlari ke dalam mulut bangkai Suro dan bersembunyi di dalam rahangnya.

___

SEMENTARA, Kadita masih dikejar oleh Uri.

Dengan cepat Kadita yang masih menjadi air, langsung terjun.

BAMM

Namun ia terlambat untuk masuk kemulut Suro guna menyusul anak-anak itu. Mulut Suro sudah tertutup rapat dengan sekejap, dan ia dikurung oleh asap Uri.

"Kalian!.. Segera kalian mencari kr-" tanpa meneruskan perkataannya, Uri langsung merubah Kadita menjadi batu lalu menjadikan habu, dan membawanya pergi ke kerajaan.

__

"Tadi, Nyai bilang apa?.." tanya Fusa sembari merentangkan kedua kakinya karena lelah dan sakit akibat jatuh.

"Akupun gak kedengaran.." balas Davin.

"Bau banget bangkai nya njir." Ucap Sotcha.

"Jenenge ae bangkai, moso ora ambuh.. piye to sampeyan iki.. Mas.." (namanya juga bangkai, masa gak bau.. Gimanah sih kamu ini.. Mas..) sewot Kitcha sekarang mengganti letak telapak tangannya kehidung nya.

Sekarang mereka menyusuri kedalam rahang dari bangkai Suro itu yang penuh dengan lendir-lendir berwarna hijau.

"Weh, gasing nya mana?" Sontak Laysa membuat semua teman-temannya saling menatap.

Dengan senyum yang tak bersalah, Davin mengeluarkan Gasing dari kantung nya.

"Hehe.. di aku.. "






🪭








To be continued

FUSA | Di Dunia NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang