Tubuh Aldo kini benar-benar lemah, ia segera memasuki kontrakan miliknya dengan sedikit kasar. Tidak ada tanda-tanda keberadaan adiknya, Aldo rasa adiknya memang belum pulang sekolah.
Aldo merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Atap kamar miliknya terlihat ada yang bocor, Aldo segera memalingkan tubuh ke arah samping, sudah cukup untuk hari ini. Dirinya benar-benar hanya ingin istirahat. Tubuhnya ia buat meringkuk, matanya perlahan menutup dan beberapa saat kemudian Aldo terlelap dalam tidurnya.
Setelah tidur hampir seharian, Aldo akhirnya bangun dari tidurnya. Ia menoleh menatap jam dinding yang berada di kamarnya, jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Aldo segera bangkit dari ranjang, perasaan dan tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya. Tubuhnya kali ini tampak lebih segar dan ceria.
"Amayra" teriak Aldo yang sama sekali tak mendapat sahutan. Aldo menghembuskan napasnya pelan, ia segera keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar milik adiknya, nihil tidak ada siapa-siapa disana.
Aldo terus berjalan menulusuri setiap sudut rumah. Tubuhnya kini panik karena takut Amayra kenapa-kenapa. Apa mungkin Amayra belum pulang dari sekolahnya?
"May!" teriak Aldo kencang "Amayra jawab panggilan Kakak" lanjutnya yang kini khawatir.
Aldo menunduk lalu mengacak rambutnya frustasi. Dengan cepat ia mengambil jaket miliknya dan segera pergi dari rumah, mengunci dengan tergesa-gesa. Juga membiarkan tubuhnya basah kuyup, kini hanya Amayra yang berada dalam pikirannya. Tak peduli dengan kondisi tubuhnya yang bisa saja sakit jika hujan-hujanan.
Saat sedang mengayuh sepeda tiba-tiba handphone milik Aldo berdering. Ia segera berteduh untuk mengangkat panggilan, Aldo harap ini panggilan dari adiknya namun saat melihat nama yang tertera di layar Aldo hanya bisa berteriak emosi.
"Al, lo nggak masuk kerja hari ini? Si bos nanyain" ucap Galih di sebrang sana. Aldo tak menjawab, wajahnya tak pernah diam melirik kesana-kemari untuk mencari Amayra.
"Aldo lo tuli hah?" teriak Galih yang sepertinya kehabisan kesabaran.
"Amayra Lih" lirih Aldo akhirnya membalas ucapan Galih.
"Amayra kenapa Al?" tanya Galih yang terdengar sedikit panik.
"Amayra nggak ada di rumah, gue takut dia kenapa-napa" kata Aldo dengan suara bergetar.
"Maksud lo Amayra seharian ini nggak ada?" tanya Galih yang mendapat deheman dari Aldo.
"Gue bantu cari Ayra, lo jangan panik Al. Dia pasti baik-baik saja"
Panggilan di matikan, Aldo menunduk lesu, kemana lagi ia mencari adiknya? Satu nama tiba-tiba terlintas dalam pikiran Aldo. Moca, iya Aldo harus pergi ke rumah sahabat adiknya itu.
"Kaka Khwatir sama kamu dek, semoga kamu baik-baik saja"
°°°
Galih segera melepaskan pakaian baristanya. Ia segera mengambil kunci motor yang ada dalam tasnya, ia pun dengan secepat kilat memakai jas hujan yang selalu ia bawa kemana-kemana. Semua orang yang berada disana menatap Galih dengan penuh tanya.
"Ngapa sih Gal, sibuk banget " ujar Fendi yang sedang menuangkan kopi.
"Gue pamit mau cari Amayra, bilangin bos gue sama Aldo cuti dulu" ucap Galih yang sibuk sendiri. Semua orang yang berada disana hanya mengangguk mengiyakan.
"Si Galih care banget ya" kata Fendi yang lagi-lagi mendapat anggukan persetujuan dari teman-temannya.
"Gue ngerasa simpati banget sama Aldo. Walau gue nggak tahu masalah apa saja yang dia tanggung tapi keliatannya berat banget, apalagi dia harus banting tulang kerja buat biayain hidup dia sama adiknya. Gue rasa banyak banget masalah yang datang sama adik kakak itu" kata Ratu dengan panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kakak Penuh Luka { SUDAH TERBIT }
Teen Fiction#Start = 21 Juni 2023 #Finish = 15 Juli 2023 Sudah Ending || Event menulis buku solo || Teori kata publishing Amayra dan Aldo adalah adik kakak yang di tinggalkan orang tuanya selama 10 tahun lebih. Mereka hidup berdua dengan segala keterbatasannya...