° 11. BUNDA, MAY RINDU °

88 27 0
                                    

"Ya ampun anak Mommy cantik banget, udah siap jadi tuan putri?" Seilla yang mendapat pujian mengangguk semangat.

Dirinya bak bidadari, memakai gaun, mahkota, tongkat peri dan aksesoris lainnya. Membuatnya terlihat sangat anggun dan cantik, Seilla yakin ia akan membuat semua orang terpesona.

Hari ini adalah hari diamana SMPN Binagara akan mempersembahkan pentas drama yang setiap tahun di selenggarakan dengan sangat meriah. Tentu semua siswa kelas IX mendapat peran masing-masing. Pentas drama ini terbagi menjadi lima buah judul yang akan di persembahkan oleh masing-masing kelas.

“Ayok berangkat Mommy, pemeran utama tidak boleh datang terlambat” ucapnya lalu memasuki mobil, Mariyyah dan Rian tersenyum bahagia. Mereka ikut senang jika putrinya senang.

Saat ingin memasuki mobil, suara ponsel Rian tersengar suara notif yang masuk. Ia segera mengecek ponselnya senyumnya mengembang.

+62 3454213××××
Semua siap, anda bisa lihat
hasilnya nanti.

Anda
Awas kalo tidak becus!

Mariyyah memegang pundak milik sang suami, seolah-olah memerintah untuk segera berangkat. Di belakang sana Seilla tak berhenti mencibir karena tak kunjung jalan.

°°°

Amayra tak henti-hentinya menatap gedung yang sangat megah ini. Matanya tak mengedip sedikit pun, ini benar-benar sangat indah. Amayra menatap penampilannya dari atas sampai bawah kembali, ia yakin penampilannya ini akan membuat orang-orang suka.

Saat keluar dari mobil milik Fathur semua mata menatap ke arah Amayra. Mereka yang tahunya gadis di hadapannya miskin ternyata bisa tampil sememukau ini? Mereka tidak menyangka akan hal ini.

Amayra melempar senyum ramah pada semua orang. Kakinya terus saja berjalan untuk pergi ke arah gedung lalu masuk dengan percaya diri. Amayra janji, ia akan menampilkan hal terbaik yang ia bisa.

“Kak Al dan semuanya, May harus kumpul di belakang panggung untuk bersiap” kata Amayra yang di angguki semuanya.

“Lakukan yang terbaik, Kakak yakin May bisa” ucap Aldo seraya mengusap puncak kepala milik Amayra.

“Kak Shanum yakin, May akan jadi peran yang terhebat!” timpal Shanum yang membuat Amayra tersenyum haru.

“Makasih banyak Kak Al, Kak Shanum, Bu Aila, Pak Fathur sudah bikin May percaya diri hari ini. Kalian sangat baik, May jadi pengen nangis” ucap May seraya mengibaskan wajahnya dengan tangan miliknya.

“Jangan nangis dong, nanti luntur make up  nya” ujar Fathur

“Sudah gih ke belakang. May jangan lupa berdoa dulu ya untuk kelancaran dramanya ya” pesan Aila yang lagi-lagi di angguki Amayra.

“Papay Kak Mayla”

Amayra segera berlari kecil ke arah belakang panggung. Wajahnya terlihat berbinar, saat akan mendekati belakang panggung tiba-iba ada seseorang yang mendekat ke arahnya. Awalnya ia tersenyum, namun dengan tiba-tiba tangannya membekap mulut Amayra dengan cepat. Membuat Amayra panik dengan seletika.

Lelaki yang yang kini memakai baju serba hitam tengah menoleh kesana-kemari memastikan agar tidak ada orang yang melihatnya. Amayra mencoba memberontak, tangannya tak bisa diam untuk melepaskan diri dari sang penjahat. Sayangnya situasi sedang sepi, Amayra yakin akan sangat sulit untuk meminta bantuan.

Adik Kakak Penuh Luka { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang