° 12. KAK AL EGOIS! °

85 22 1
                                    

Kini semua orang yang sedang berada di ruang tamu bernuansa cat abu-abu, terlihat diam dan senyap. Menatap Amayra yang menangis sendari tadi, juga Aldo yang menunduk menahan marah.

Shanum, Fathur dan Aila sama-sama menghela napasnya pelan. Ternyata adik kakak ini sama-sama keras kepala, keduanya tak ingin mengalah. Kehidupan mereka yang suram pun sangat membuat ketiganya merasa iba, rasanya rasa sendu yang keduanya rasakan itu sampai pada hati mereka pula.

“Sudah, nggak baik jika adik kakak marahan. Sekarang pikirannya masih sama-sama panas, besok kita lanjut ya, kalo sudah bisa berpikir dingin” ucap Fathur yang sedikit pun tak mendapat respon dari Amayra dan Aldo.

Aldo menutup matanya lama, apakah dirinya benar-benar telah melukai hati Amayra?. Tapi semua hal yang ia lalukan adalah untuk kebaikan Amayra, dan Aldo ingin hidupnya cuma ada dirinya dan adiknya.

Aldo mendonggak menatap tubuh Amayra yang masih menunduk menutupi wajah. Ia pasti sedang menangis.

Kini bayangan kejadian beberapa jam lalu memenuhi kepalanga kembali.

°°°

Aldo yang tak mau masalah menjadi lebar, akhirnya memutuskan untuk segera mencari Amayra. Semua yang berada di sana ingin ikut andil untuk mencari Amayra termasuk Mariyyah juga.

“Kita mencarinya harus menyebar, ” usul Fathur “Ai, kamu tunggu disini saja ya, kasihan Pian kalo harus kesana-kemari” lanjutnya seraya menoleh ke arah Aila.

“Baiklah kalo itu perintah, kalo ada apa-apa tolong kabarin aku ya” jawab Aila yang tak membantah.

Akhirnya semua orang segera memutuskan untuk keluar, mereka berpencar, Shanum memakai mobil, Fathur dan Aldo memakai ojek yang ada di dekatnya. Beruntungnya ada pangkalan ojek disana.

Sedangkan Mariyyah, ia bingung harus memakai kendaraan apa. Jika memakai mobil, sopir pribadinya pasti akan mengadu. Sedangkan ojek sudah tidak ada, tadi hanya ada tersisa dua.

Mariyyah mendesah kesal, sesaat kemudian tiba-tiba saja ada taksi online yang lewat, dengan cepat ia menaiki taksi itu.

“Mau kemana Mas?” tanya supir ojek seraya membuka kaca helmnya, Aldo menunduk diam. Ia tak menjawab, ia juga bingung harus kemana.

“Jalan aja dulu mas” kata Aldo yang diangguki ojek itu. Aldo menoleh ke kanan dan kw kiri, berharap sesosok yang ia cari ketemu.

Pikiran Aldo lagi-lagi kacau, mengapa masalahnya serumit ini? Kenapa rasanya masalah yang datang tak kunjung usai? Aldo sangat lelah, ia selalu ingin menyerah kalo begini.

“Kamu dimana May” lirih Aldo yang tiba-tiba saja teringat sesuatu. Beberapa hari sebelumnya ia diam-diam memasang GPS ke hanphone milik Amayra. Semenjak kejadian waktu lalu, Aldo sedikit was-was dan ternyata keputusannya memang benar. Ada untungnya ia memasang GPS karena dengan hitungan detik Aldo bisa mengetahui titik letak Amayra.

Aldo segera mengarahkan ojeknya kepada lokasi. Ia berharap Amayra sekarang dalam keadaan baik-baik saja. Setelah sampai di titik terang, wajah Aldo menatap satu mobil yang kini tengah berada di hadapan pohon besar.

“Ya Allah” ucap Aldo segera turun dari motor, ia berlari kecil ke arah mobil itu. Matanya meneteskan air mata, Amayra kini tengah menangis di dalam mobil. Wajahnya terlihat ketakutan.

Amayraaa” teriak Aldo yang mendapat tolehan cepat dari Amayra.

°°°

Pada saat Aldo menyadari bahwa ada ibunya yang kini tengah berdiri di belakang sana membuat emosi Aldo naik turun. Wajahnya benar-benar merah, hal yang ia tak inginkan terjadi hari ini.

Adik Kakak Penuh Luka { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang