° 21. INI ALASANNYA °

70 22 8
                                    

"Kenapa bisa klien kita mengkensel kontrak yang sudah di setujui!" geram Abian seraya melemparkan berakas-berkas ke arah lantai.

"Dan ini nggak hanya satu atau dua, tapi semua klien! Kenapa bisa hah?!"

Sekretaris maupun karyawan yang lainnya hanya diam seraya menunduk. Menerima kemarahan sang CEO yang belakangan ini sangat banyak marah dan sering sekali membesarkan masalah. Perusahaan Pratama yang di pimpin oleh Abian ini perlahan-lahan terasa bangkrut, lima tahun rasanya klien semakin hari semakin banyak yang membatalkan kontrak. Entah apa masalahnya, namun Abian benar-benar marah.

Abian merasa bahwa di balik kebangkrutannya ini, ada seseorang yang dengan sengaja ingin menghancurkan dirinya. Lima tahun ini rumah tangga Abian berjalan mulus, namun sayang, tak ada cinta di dalamnya. Tak ada kebahagiaan yang tulus yang menamani, Abian, Mariyyah maupun Aldo.

Jadi tak hanya perusahaan yang Abian pikirkan, keluarganya yang sama sekali tak harmonis itu selalu membuat Abian pusing dan mudah marah. Hal-hal buruk yang seharusnya tak dia pikirkan sering kali memenuhi kepalanya, juga kecurigaan kecurigaan terhadap Mariyyah yang sering aneh belakangan ini. Dan gelagatnya selalu membuat Abian merasa bahwa istrinya ini tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kalian bisa keluar! Besok kita lakukan rapat" semua orang mengangguk patuh, mereka akhirnta keluar dengan tegukan ludah yang lega. Lega karena bisa keluar dari kandang macam yang garang.

Abian memejamkan matanya, ia lalu duduk di kursi yang ada di ruangannya. Namun suara notifikasi ponselnya tiba-tiba saja membuat kepalanya mendongak, decihan pelan terdengar dari bibirnya.

Saat menatap layar ponselnya, ia mendapat pesan dan kiriman foto dari nomor yang tidak ia kenal. Entah siapa namun dengan cepat ia membuka pesan itu.

Mata milik Abian membesar, tangannya terkepal tat kala melihat foto tak sepantas ia lihat dengan jelas. Disana terlihat Rian dan Mariyyah, mereka sedang melakukan hal yang tak semestinya. Abian berdiri dengan amarah yang sangat tinggi, ponselnya ia lempar dan tangannya mengacak barang-barang yang ada di sekitarnya. Ia teriak frustasi, rambutnya sudah terlihat berantakan. Tak haya rambut, pakaian, wajah, ruangannya sangat terlihat berantakan.

"Brengsek!!!" Abian menangis pelan, ternyata wanita yang sangat ia cintai masih tetap berhubungan dengan mantannya.

°°°

Sepuluh tahun berlalu, Abian dengan egois masih saja mempertahankan hubungannya bersama Mariyyah. Entah seberapa sakit dirinya, namun ia akan selalu mencintai wanitanya. Sesalah apapun istrinya, ia berjanji tak akan pernah meninggalkan Mariyyah. Kehadiran kedua anaknya yang membuat Abian bertahan dengan pendiriannya.

Sedangkan Mariyyah, ia sungguh lelah harus melayani dua laki-laki yang ada di dalam hidupnya, ia harus melakukan semuanya secara sembunyi, antara suami dan juga laki-laki yang ia cintai. Tak hanya itu, ada juga tiga anak yang harus ia urus secara bersama, Aldo, Amayra dan Seilla. Mariyyah menunduk lesu, banyak hal dalam hidupnya yang sudah ia lewati.

Namun tak akan pernah ada manusia yang akan mengerti dirinya sendiri. Mariyyah dengan sekuat mungkin selalu menolak untuk berhubungan dengan Rian, ia akan belajar dan mencoba untuk menerima Abian. Terlepas dari kesalahannya yang sudah membuat keluarganya hancur dan bangkrut. Namun nihil, daya pikat Rian sangat kuat, ia selalu meyakinkan Mariyyah bahwa kelak mereka akan bahagia. Rian selalu meyakinkan Mariyyah bahwa dirinya akan melepaskan ikatan pernikahan antara dirinya dan juga Abian.

Mariyyah hanyalah wanita biasa, ketika ia menaruhkan rasa cintanya pada seorang lelaki. Maka akan lama untuk meluapakan, akan lama untuk mengganti bahkan memindahkan hati. Wanita adalah tematnya lengah dan lemah, ia akan selalu percaya dengan ucapan lelaki, begitupun Mariyyah yang selalu percaya akan janji kekasihnya--Rian.

Adik Kakak Penuh Luka { SUDAH TERBIT }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang