Prolog

1.2K 70 2
                                    

Seorang pria kecil yang kini tengah duduk memojok sambil memeluk kedua lutut dengan tubuh gemetar dan air mata yang kian bercucuran. Tragis sekali melihat darah yang tercecer dimana-mana setelah insiden berdarah melalui saluran televisi yang menayangkan aksi tawuran para pelajar hingga melayangkan puluhan nyawa. Nyaringnya suara sirine ambulan dan mobil-mobil polisi membuat kepala pria kecil itu seakan hampir pecah.

"Mama, Sam takut," rintih pria kecil ditengah tangisannya.

"Astaga, Sam!"

Teriak pemuda 14 tahun itu setelah melihat kondisi adiknya yang terlanjur berantakan. Ia mengambil remote dan buru-buru menekan tombol power untuk mematikan televisi yang menayangkan hal tragis itu kemudian memeluk erat adiknya.

"Mama, Sam takut." Pria kecil itu masih merintih.

"Tenang, Sam, ada kakak disini."

"Mama ..."

Hancur.

Perasaan pemuda itu benar-benar hancur melihat adiknya yang kembali trauma. Tubuh kecil itu masih bergetar dalam pelukannya yang semakin mengerat.

Mama ...

Tangan pemuda belia itu terus mengusap surai hitam indah milik adiknya, menyalurkan ketenangan dan kenyamanan agar adiknya merasa aman bersamanya.

Mama ...

Sepersekian menit berlalu, hingga akhirnya hening. Tubuh mungil itu tak lagi bergetar, bahkan terdengar dengkuran dari bibir tampan si kecil Sam. Perlahan ia lepaskan pelukannya dan membawa adiknya naik ke atas tempat tidur, membaringkannya dengan nyaman dan menyelimutinya dengan kehangatan. Mata boba itu menatap nanar wajah sembab adiknya, tentu tidak tega dengannya yang harus tumbuh membawa trauma terbesar di hidupnya.

"Siapapun kau, aku akan membunuhmu, bajingan gila," lirihnya sambil mengelus rambut adiknya.

***

Annyeong yeorobun ...
Selamat datang di tulisan kecil aku. Semoga suka ya
Jangan lupa tinggalkan jejak dan mari bercengkrama di kolom komentar :)

-Nuna

12 MAWAR HITAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang