6. KEKHAWATIRAN

385 96 25
                                    

Lanjut! Eps 6. Akhirnya up
lagi😭🔥maaf ya, lama up nya!

Kumohon kepada readers. Jangan lupa VOMENT, YA🥺.
Karna kalian, aku bisa lebih semangat, updatenya!

Thx ya, yg udh VOMENT. Moga
Diberi kesehatan dan keselamatan
Oleh Tuhan YME! Thx bgtt😘💖💖
Oke lanjut😌🙏

 MogaDiberi kesehatan dan keselamatanOleh Tuhan YME! Thx bgtt😘💖💖Oke lanjut😌🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔪🔪🔪

Di rumah sang korban, Rani dan Ari yang sedang duduk berdampingan di sofa. Dihadapannya terdapat seorang guru dengan dua murid. Banyak warga kepo dan berkumpul di depan rumah korban hanya untuk melihat lihat. Beruntung, para polisi sudah mengamankan warga agar tidak menimbulkan keributan. Sehingga Rani, Ari, Aira, Rai dan bu Thomas sama sekali tidak terganggu untuk ber wawancara. Sang jurnalis bernama Sabrina maju untuk menanyakan bagaimana kronologi kejadian di London. Sedangkan, beberapa kameramen sibuk mencari posisi untuk menangkap gambar.

"Awalnya kami minta maaf atas kelalaian kami menjaga putrimu hingga hilang seperti ini. Kalau ibu dan bapak berkenan, hukum saja saya sebagai guru yang bodoh ini." Bu Thomas merasa bersalah dengan raut yang sangat menyesal.

"Kami juga, sebagai sahabatnya, kami bersalah dan sangat fatal tidak menemani dia ke toilet. Andai... aku menemaninya... hiks... maaf tan, om," isak Aira terisak. Matanya sungguh memerah karena hampir tiga jam menangis.

"Maaf tante, om. Silahkan hukum saya aja, karena akulah dalangnya," lanjut Aira lagi.

Rani menggeleng. "Sudahlah bu, Aira. Bagaimana lagi ini udah takdir kami. Yang penting, kami hanya berharap pada Tuhan agar Keeyara selalu dijaga."

"Ran, tapi mereka harus ditun-"

Rani menahan kalimat suaminya dengan menyentuh tangannya. "Sudahlah, yang penting mereka mengaku bersalah dan pasti mereka bakal bertanggung jawab."

Bu Thomas dan Aira kompak bertatapan. Treya mengerutkan dahi akan kalimat temannya tadi. Sedangkan, Rai, maju mendekati Rani lalu duduk bersimpuh di depan wanita paruh baya yang berasa di atas sofa. Hal itu para kameramen semakin banyak menyorot Rai sambil menangkap gambar sebanyak mungkin.

"Biar aku saja yang akan bertanggung jawab. Kami sebagai murid juga tidak mau menyusahkan bu Thomas. Bukan salah beliau tapi kami yang tidak mendengar perintah dari bu Thomas," ujar Rai, wajahnya menunduk.

Treya, Rani, dan Ari saling bertatapan. Sungguh, kalimat Rai begitu mantap didengar oleh semua orang.

Sabrina, sebagai jurnalis yang terkenal di kota segera mengalihkan kamera ke arahnya. "Baik, seorang remaja telah mengakui kesalahannya di depan orang tua sang korban. Dia bermaksud ingin bertanggung jawab atas sebagai murid yang telah lalai terhadap temannya sendiri. Sampai sini saja berita terpanas hari ini. Semoga Keeyara Avristela segera ditemukan dan dalam keadaan baik baik saja. Saya, Sabrina akan pamit diri. Sampai jumpa."

MY CRUEL BOY (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang