Chapter 229 - Jilat, Hisap, dan Gigit

183 17 13
                                    

Saat ini Kouro sedang menghadapi sebuah krisis serius.

Krisis serius? Apakah dia saat ini sedang menghadapi Honkai Erupsi dan sedang melawan ratusan Honkai Beast class-Emperor? Tidak.

Kemudian apakah di sedang melawan Herrscher sekarang? Itu juga tidak.

Kemudian apa?

Krisis yang sedang di hadapi Kouro lebih serius daripada krisis yang disebutkan sebelumnya.

Dia saat ini dikerumuni oleh para wanita dari berbagai usia, dari yang termuda adalah anak sekolah SMP sedangkan yang tertua adalah ibu-ibu yang sudah menikah dan seorang janda.

Ya. Menurut Kouro ini adalah krisis yang lebih serius ketimbang yang disebutkan di atas.

Jika ini adalah dirinya sebelum mendapatkan sistem, Kouro pasti sudah ditemukan tidak sadarkan diri di lantai sekarang dengan mulut berbusa dan di mangsa oleh para 'Predator' ini.

Tentu saja, Kouro sebenarnya tidak akan merasa bermasalah jika mereka hanya menatapnya atau mendekatinya untuk meminta foto karena mengira dirinya adalah seorang artis atau mungkin meminta nomor ponsel dirinya seperti yang di lakukan oleh gadis-gadis sekolahan.

Yang menjadi masalahnya adalah pada wanita yang sudah menikah dan janda kembang ini yang benar-benar tanpa malu-malu untuk menggodanya dan yang paling tidak dia suka adalah menyentuh tubuhnya tanpa izin!

Padahal untuk seorang laki-laki pada umumnya, situasi Kouro saat ini adalah surga bagi mereka.

Tentu, jika Kouro adalah laki-laki pada umumnya dia juga pasti akan senang, tetapi sebagai seorang pria yang memiliki harga diri, dia pasti tidak akan dengan mudahnya menerima godaan mereka.

'Benar! Aku tidak akan tergoda! '

"Tampan~ Apakah kamu sendirian? " ucap seorang wanita yang memiliki cincin di jari kiri manisnya.

"Tidak, aku kesini bersama pacarku! " Ucap Kouro dengan ekspresi serius sambil menjauhi para wanita yang mencoba menyentuhnya.

Menurut Kouro sendiri alasan yang dirinya katakan mungkin bukan yang terbaik yang dapat dia pikirkan, tetapi secara teknis tidak salah karena lagi pula sejak awal dia memang berniat untuk mengaku kepada Mei.

Sayangnya itu tidak kesampaian sampai sekarang, entah karena tuhan tidak suka kepada dirinya atau memang sudah takdir dirinya untuk melajang selamanya.

Saat dia memikirkan hal ini, dia melihat Ayame, Mei, Bronya dan Kiana yang langsung berlari ke arahnya setelah melihat dirinya dikerumuni oleh para gadis-gadis.

"Kouro! "

Mereka berempat langsung melindungi Kouro dari tangan-tangan jahat tidak bertanggung jawab.

Dengan ekspresi tenang Kouro merasakan bagian kenyal dan lembut Mei dan Kiana, untuk Ayame dan Bronya sendiri mereka... Hanya ada perasaan keras, mungkin tulang rusuk mereka.

Rasanya sungguh aneh.

Para wanita dan gadis yang mendengar itu terlihat langsung menggigit ibu jari mereka dengan ekspresi kehilangan bahkan ada beberapa yang mendecakkan lidah sebelum akhirnya kerumunan itu dengan cepat bubar. .

Melihat mereka sudah pergi, Kouro menyeka dahinya yang berkeringat sebelum bergumam, "Jika aku tahu seperti ini... Sejak awal aku akan memakai helm. "

Mendengar gumamannya mengingatkan Kiana dan yang lainnya saat Kouro selalu mengenakan helm ketika bepergian ke luar atau bahkan ketika berada di akademi St. Freya.

Kouro kemudian menoleh ke arah mereka dan tersenyum lega.

"Terima kasih, kalian menyelamatkanku. "

"... Ahahaha.... Justru kami ingin meminta maaf karena telah meninggalkanmu tanpa alasan. " ucap Ayame dengan ekspresi malu.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of Shadow [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang