Chapter 240 - Sayang~ Sayang? Sayang!

247 12 7
                                    

Setelah sarapan hingga kenyang, mereka langsung menuju resepsionis untuk check out.

"Ini kunci kamar dan bayarannya. "

Kouro memberikan kunci kamar sekaligus membayar biaya menginap.

Pegawai itu terlihat memiliki kantong mata yang tebal, hmm... Apakah kebijakan hotel ini mengharuskan pegawainya untuk lembur?

Kouro hanya memikirkan hal ini secara sekilas dan tidak terlalu mendalaminya, tetapi tetap saja dia mengapresiasi pegawai itu karena dapat mempertahankan senyum profesionalnya meskipun sedang kelelahan.

Pegawai itu pada awalnya menerima pembayaran Kouro dengan senang hati, tetapi saat matanya melihat nomor kunci kamar ditangannya seketika pergerakan pegawai itu langsung terhenti sejenak.

Untungnya itu hanya sesaat saja jadi Kouro dan Mei tidak menyadarinya.

Pegawai itu lalu menyimpan kunci kamar Kouro sambil mempertahankan senyumnya kemudian mengangkat kepalanya hanya untuk melihat bahwa Kouro dan Mei telah keluar dari hotel.

Dia kemudian menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya.

"... Tidak disangka anak-anak muda sekarang benar-benar beringas... "

Entah mengapa tetapi sepertinya pegawai ini memahami sampai batas-batas tertentu tentang apa yang Kouro dan Mei lakukan tadi malam.

Padahal Kouro sudah menggunakan otoritas [bayangan] dan [Void] untuk menciptakan dinding tidak kasat mata yang dapat meredam suara...

Memang benar orang-orang tidak mendengar suara desahan Mei karena penggunaan otoritas yang dia miliki. Tetapi itu lain cerita untuk pegawai yang berada di lantai satu, mereka dapat mendengar suara tempat tidur yang berdenyit keras membuat beberapa retakan di dinding dan atap.

Membuat tempat tidur seperti itu apalagi tempat mereka bekerja adalah hotel cinta... Apalagi kalau bukan segs brutal?

Karena itulah saat pegawai itu mengetahui bahwa orang yang melakukan hal itu adalah Kouro dan Mei... Dia benar-benar tidak bisa berkata-kata.

"... Aku harus segera mempunyai pacar. "

...

Dalam perjalanan pulang mereka menuju akademi St. Freya.

Mei yang sedang memeluk tangan Kouro dapat melihat bahwa dia sedikit linglung atau lebih tepatnya tenggelam dalam pikirannya?

'Apa yang Kouro pikirkan sampai melamun seperti itu? ' Pikirnya dengan khawatir.

Lagi pula semenjak melakukan itu, Mei dan Kouro sudah yakin dengan perasaan masing-masing sehingga mereka tidak merasa malu lagi saat saling menyampaikan perasaan kasih sayang.

Misalnya seperti ciuman, saling menyuapi atau bahkan yang paling simpel, bergandengan tangan.

Perasaan cinta di dalam diri mereka telah sepenuhnya mekar, mereka saling mencintai dengan tulus meskipun Mei sendiri menggunakan metode yang sedikit kotor, tidak, mungkin lebih tepatnya memanfaatkan situasi?

Tetapi seperti yang dikatakan sebuah pepatah, "Cinta itu adalah perang dan tidak ada yang namanya curang dalam perang. "

Mei hanya memanfaatkan situasi yang menguntungkannya yang memberikannya sebuah kesempatan emas untuk dapat mengaku kepada Kouro.

Terlebih lagi sekarang Mei dan Persona Herrschernya sudah tidak lagi memiliki perasaan sedikit tidak rela karena Kouro membuat harem, hal ini diakibatkan karena mereka mengingat betapa buasnya Kouro di ranjang...

Mei sendiri yakin bahwa dia tidak dapat memuaskan hasrat seksual Kouro sendirian bahkan jika ada persona Herrschernya menggantikannya, karena itu sebagai istri (memproklamirkan diri), dia tidak ingin Kouro mengalami stres dalam hal itu.

Honkai Impact : The Rise Herrscher of Shadow [Part 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang